18 Oktober 2012

anda telah menjualnya, kami yang memberlinya

Kalian Telah Menjual Agama Kalian Dan Kami Membelinya

Diceritakan seorang wanita muslimah bercadar sedang berbelanja di salah satu super market di Perancis. Setelah selesai mendapatkan barang-barang yang dibutuhkannya, dia segera pergi ke

kasir untuk membayar.

Kebetulan kasir yang ditujunya adalah seorang wanita keturunan Arab yang berpakaian tidak menutup auratnya. Kasir tersebut memandang wanita bercadar itu dengan pandangan melecehkan, kemudian dia mulai menghitung nilai barang belanjaan wanita tersebut sambil melemparkannya dengan kasar ke atas meja.

Namun wanita bercadar itu tidak terpengaruh dengan provokasi sang kasir, dia tetap tenang, bahkan sangat tenang, hingga membuat sang kasir semakin geram dan tidak dapat lagi menguasai diri, lalu berkata dengan nada melecehkan,

“Kita mempunyai berbagai problem dan permasalahan di Perancis dan cadar kamu ini adalah salah satu problem. Kita di sini untuk berbisnis, bukan untuk pamer agama maupun sejarah. Kalau kamu mau menjalani agama atau mengenakan cadar, pergilah sana ke negerimu dan jalani agamamu sesukamu…!!”

Wanita bercadar itu berhenti memasukkan barang belanjaannya ke dalam tas, lalu memandang sang kasir, lalu dia membuka cadarnya dan ternyata dia adalah wanita kulit putih, dengan sepasang mata biru, lalu dia berkata,

“Aku adalah wanita Perancis asli, begitu pula ayah dan kakekku. Ini adalah Islam-ku dan ini adalah negeriku. Kalian telah menjual agama kalian, sementara kami membelinya…”

Subhaanallaah…!!

Allah Ta’ala berfirman, artinya,

“Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan, ‘Rabb kami adalah Allah’, kemudian mereka tetap istiqamah maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak pula mereka berduka cita.” (QS. Al-Ahqaaf: 13)

Oleh : Marzoan Hafiz
(dengan sedikit penyesuaian)

Semoga kisah sederhana ini dapat memberikan pelajaran yang berharga kepada kita agar tetap bangga dan menjunjung tinggi syariat yang mulia dan memberikan suport dan motivasi agar kita selalu istiqamah dalam kondisi dan situasi apapun serta di manapun kita berada….

Aamiin…

(Gadis Pantai-- Pramoedya Ananta Toer)

“Kau mengabdi pada tanah ini, tanah yang memberimu nasi dan air. Tapi para raja dan para pangeran dan para bupati sudah jual tanah keramat ini pada Belanda. Kau hanya baru sampai melawan para raja, para pangeran, dan para bupati. Satu turunan tidak bakal selesai. Kalau para raja, pangeran, dan bupati sudah dikalahkan, baru kau bisa berhadapan pada Belanda. Entah berapa turunan lagi. Tapi kerja itu mesti dimulai.

Mengenang 2 tahun istri

DIA selalu memberikan yg terbaik, Percayalah....

oleh KUMPULAN CERITA PENUH HIKMAH pada 18 September 2012 pukul 21:09 ·
Oleh Gus Ron

Tiba-tiba HP ku berdering, setelah menjawab salam suara diseberang telepon tampak panik “Ayah.. bunda mimisan nich.” Hmm.. kumaklumi kepanikan istriku saat itu karena belum pernah dia mengalami mimisan seperti ini. Memang cuaca di bulan Agustus 2007 siang itu begitu teriknya. Aku pikir ini akibat cuaca yang terik itu. Kemudian aku sarankan dia untuk segera ke dokter.

Beberapa hari kemudian istriku sakit pilek. Seperti biasanya kalau sakit ia hanya minum obat warung dan jarang sekali mau periksa ke dokter. “oalah bunda… ke dokter ajah kok takut,” ledekku, ku sorong pipi kenyalnya dengan ujung jari, ia merajuk bibirnya maju 2 centi, lucu melihatnya seperti itu.

Dua minggu berselang tapi pileknya belum juga hilang. Malah katanya ada yang terasa menyumbat di saluran hidungnya, rasanya tak nyaman dan susah bernafas. “Bun... besok kita ke Rumah Sakit ya! biar ayah ijin masuk siang,” rayuku agar ia mau ke Rumah sakit.

Keesokan harinya saya ajak ia ke RS. Bhakti Yudha Depok. Saat itu dokter THT bilang istriku alergi pada debu dan juga bulu-bulu binatang. Tapi sampai obatnya habis pileknya belum juga ada tanda-tanda kesembuhan. Anehnya yang sering keluar lendir hanya hidung sebelah kiri saja. Bahkan istriku mulai susah bernafas melalui hidung, ia hanya bisa bernafas melalui mulut. Dan ketika saya membawanya periksa untuk kedua kalinya dokter menyarankan untuk rontgen. Namun dari hasil rontgen tidak terlihat adanya kelainan apapun di hidung istriku.

***

Tanggal 3 Nov 2007

Aku mengajaknya periksa ke RS Proklamasi Jakarta, karena menurut informasi di sini peralatanya lebih lengkap. Ternyata benar, dengan alat penyedot dokter mengeluarkan lendir dari dalam hidung istriku. Senang rasanya melihat ia dapat bernafas dengan lega. “Alhamdulillah…”

Beberapa hari kemudian sumbatan itu kembali muncul. “Duh..bunda!” Kontrol kedua ke RS. Proklamasi masih saja dokter belum bisa menyampaikan penyakit apa yang dialami istriku ini. Dokter memasukkan kapas basah ke hidung istriku (ternyata itu adalah bius lokal), beberapa saat kemudian sebuah gunting kecil dimasukkan kedalam hidung dan.. “krek” potongan daging kecil diambil. Belakangan baru aku tau tindakan inilah yang dinamakan biopsi. Tak ada yang disampaikan kepada kami. Dokter menyarankan dilakukan CT Scan. Kemudian kami menuju ke RSCM untuk CT Scan.

Keesokan harinya hasil CT Scan aku bawa kembali ke Dokter RS Proklamasi. Setelah melihat hasil Scan, Dokterpun menyampaikan hasilnya dan juga hasil biopsi dari laboratorium.

“ini ibu positif,” kata dokter sambil menunjukkan foto CT Scan. Nampak ada sebuah massa diantara belakang hidung dan tenggorokan istriku. Cukup besar seukuran kepalan tangan. Aku masih belum mengerti maksud kata-kata nya dan memang sama sekali tak ada pikiran yang aneh aku coba bertanya, “maksudnya apa dok?”

“ibu positif kanker!”

Dek.. seolah detak jantungku berhenti “KANKER…Dok…?” Tiba-tiba mataku jadi gelap, sebuah beban berat serasa menindih badanku. Aku diam dan tak bisa berkata apa-apa, lama aku terdiam. “Kanker..?” tanyaku, tapi kalimat itu tak mampu terucap hanya bersarang di kepalaku. Sebuah penyakit yang selama ini hanya aku kenal lewat informasi dan berita-berita, kini penyakit itupun menghampiri orang terdekatku orang yang paling aku sayangi. Penyakit yang menakutkan itu menyerang istriku.

Kutatap wajah cantik istriku yang dibalut jilbab favoritnya, tenang.. teduh... tak ada ekspresi apa-apa aku makin bingung.

“duhh...bunda apa yang ada dalam fikiranmu bunda...”

“Sekarang bapak ke RSCM ke bagian Radiologi kita harus bertindak cepat,” tiba-tiba aku tersadar. Segera kuambil surat pengantar dokter dan menuju RSCM.

Sungguh tak pernah terpikirkan sedikitpun sebelumnya, kini kami berada dalam deretan orang-orang penderita kanker di ruang tunggu spesialis Radiologi ini. Aroma kecemasan bahkan keputus asaan tergambar di wajah mereka. Sebenarnya ini juga saya rasakan, tapi saya harus menyembunyikan raut ini di hadapan istriku. Aku harus tetap menyuguhkan energi penyemangat padanya.

Dihadapan dokter Radiologi aku bertanya, “sebenarnya istriku kena kanker apa dok?”

“kanker nasofaring.” jawab dokter singkat.

Ya Allah....kanker apa lagi ini? Istilahnya saja aneh bagiku. Kenapa harus istriku yang mengalaminya?

“Tapi Insya Allah masih bisa disembuhkan dengan pengobatan sinar radiasi dan kemoterapy,” dokter mencoba menangkap kegalauan diwajahku.

“Nanti ibu harus menjalani pengobatan radiasi selama 25 kali.”

Terbayang beratnya derita dan kelelahan yang harus dialami istriku. Belum lagi dengan kombinasi pengobatan kemoterapy yang melemahkan fisik.

Keluar dari ruang radiologi seolah semuanya jadi gelap, rasanya aku tak kuat menahan segala beban ini. Segera aku sms family dan teman-teman dekatku, aku kabarkan keadaan istriku dan kumintakan do'a dari mereka. Tak terasa bulir-bulir bening air mata bermunculan disudut mataku.

“Ayah kenapa? nangis yach..?” dengan polos pertanyaan itu keluar dari bibir istriku.

“iya, ayah sayaaang.... sama bunda,” suaraku gemetar.

Ku usap lembut kepala istriku. Ku tepis perlahan tangannya yang mencoba mengusap air mataku, ku gengggam kuat jari-jari lemahnya. Hatiku berbisik “kenapa tak ada kesedihan diwajahmu bunda? apakah bunda ga tau penyakit ini begitu berbahaya? Atau Allah telah memberitahukan ini semua kepadamu?”

“Bunda biasa ajah koq..” Jawabanya malah makin membuatku tak bisa bernafas, air mataku akhirnya jatuh juga.

Kususuri lorong-lorong RSCM dengan langkah lemas tak bertenaga seolah aku melayang, tulang-tulang terasa tak mampu menyangga badanku yang kecil ini.

Tanggal 5 Desember 2007

Mulai hari itu istriku harus dirawat inap di RS. Proklamasi. Semua persiapanpun dilakukan mulai dari USG, Bond Scan dll. Hasilnya rahim masih bersih dan tulangpun normal artinya kankernya belum mejalar ke bagian lain, Alhamdulillah...sempat kuucap kata syukur itu.

Tanggal 8 Desember 2007

Hari ke empat. Sore itu aku dipanggil ke ruang Dokter Sugiono yang akan melakukan Kemoterapy. Dikatakan bahwa kanker istriku stadium 2A dan Insya Allah masih bisa diobati. Istrikupun siap untuk menjalani pengobatan dengan kemoterapy. Kemudian kami minta ijin ke Dokter untuk diperbolehkan pulang sambil mempersiapkan segala sesuatunya.

Malam hari ketika kami di rumah, kami minta pendapat dari pihak keluarga tentang pengobatan yang akan kami lakukan. Dengan berbagai pertimbangan dan alasan pihak keluarga menyarankan agar kami tidak menempuh jalan kemo dan radiasi. Kami disarankan untuk menjalani pengobatan dengan cara alternatif dan pengobatan herbal.

Akhirnya sejak saat itu kami melakukan ikhtiar pegobatan dengan cara alternatif dan minum obat-obat herbal. Karena saat itu istriku sudah susah untuk menelan maka obat herbal yang diberikan tidak berupa kapsul, melainkan berupa rebusan. Setiap hari istriku harus minum ramuan dan rebusan obat-obat herbal yang baunya sangat menyengat. Tapi aku lihat ia dengan telaten dan sabar rutin minum semua obat-obatan itu.

Semangatnya untuk sembuh begitu besar. Doa pun tiada henti kupanjatkan siang dan malam. Dan malam-malamku selalu ku habiskan dengan tahajut dan hajat.

Aku mulai rajin mencari semua informasi yang berhubungan dengan kanker nasofaring, mulai dari makanan, cara pengobatan, bahkan alamat klinik pengobatan alternatif. Semua informasi aku cari melalui internet, koran dan dari rekan-rekan kerja.

Tiga bulan pengobatan, tapi Allah sepertinya belum memberi jalan kesembuhan dengan cara ini, akhirnya obat herbal aku tinggalkan. Bahkan pengobatan alternatif sudah aku tinggalkan sejak 1 bulan pertama karena aku ragu. Beberapa keluarga istri mulai putus asa. Malah ada yang beranggapan penyakit ini adalah kiriman dari orang. Tapi aku bantah semuanya,sempat ada pertentangan di antara kami. Aku yakinkan istriku bahwa ini adalah memang ujian dari Allah, “Bun..semuanya atas kehendak Allah, bahkan jauh sebelum kita lahir sudah tertulis takdir ini, usia segini bunda sakit, berobat kesini-sini itu semua sudah ada dalam catatan Allah bun. Yang penting sekarang kita jangan lelah berihtiar dan bunda tetep harus semangat untuk sembuh.” Ia mengangguk perlahan.

Berat badan istriku mulai turun drastis karena tak ada asupan makanan, sebelum sakit beratnya 53 Kg kini tinggal 36 Kg. Kondisinya makin parah dan puncaknya ketika aku lihat mata kirinya sudah tak focus. Cara ia melihat seperti orang juling. Menurut Dokter herbal yang menangani istriku inilah rangkaian perjalanan kanker tersebut yang lama kelamaan akan menyerang otak. Dokter menganjurkan untuk segera dibawa ke rumah sakit.

Tanggal 26 Maret 2008

Akhirnya aku kembali membawanya ke Rumah Sakit. Kali ini aku membawanya ke RS. Husni Thamrin. Istriku ditangani oleh team yang terdiri Dokter THT, Dokter Internis dan Dokter spesialis ahli kemoterapy, Kebetulan Dokter Sugiono ahli kemoterapy yang dulu merawat istriku di RS. Proklamasi juga praktek di sini. Dan kini Dokter sugiyono kembali menangani istriku.

Sore itu Dokter memanggilku ke ruangannya. Dokter menjelaskan stadium kanker istriku sudah menjadi 4C, dan kankernya sudah mulai menggerogoti tulang tengkorak penyangga otak. Melihat hasil CT Scan nya aku merinding, terlihat jelas tulang-tulang tengkorak itu keropos layaknya daun termakan ulat. Aku ingin menjerit, “Ya Allah... begitu berat cobaan ini Kau timpakan pada kami”

“Ma'afkan ayah bun, ayah tak mampu menjaga bunda...!”

Yang lebih mengagetkan ketika dokter mengatakan, “kita hanya bisa memperlambat pertumbuhan kankernya bukan mengobati.” Seolah hitungan mundur kematian itu dimulai. Aku limbung dan hampir taksadarkan diri, sekuat tenaga aku mencoba untuk tetap tegar. Dengan dipapah adik aku keluar dari ruang dokter.

Segera aku menuju Mushola kuambil air wudhu dan kujalankan sholat. Entah sholat apa yang kujalankan ini.

“Aku ingin ketenangan aku butuh pertolonganMu ya Robb. Kutumpahkan segala permohonan ini dihadapanMu yaa Allah. Bisa saja dokter memfonis dengan analisanya, tapi Engkaulah yang maha kuasa atas segala sesuatunya. Engkau maha menggenggam semua takdir, sakit ini dariMu ya Allah dan padaMU juga aku mohon obat dan kesembuhannya.”

Segala ikhtiar dan do’a tiada lelah kulakukan tuk kesembuhan istriku. Malam-malamku kulalui dengan sujud panjang disamping bangsal rumah sakit. Kubenamkan wajahku diatas sajadah lebih dalam lagi, tiba-tiba aku merasa tak mimiliki kekuatan apapun, aku berada dalam kepasrahan dan penghambaan yang lemah.

“Robb...Engkau maha mengetahui, betapa segala ihtiar telah kami lakukan. Tiada menyerah kami melawan penyakit ini, kini aku serahkan segalanya padaMu, tidak ada kekuatan yang sanggup mengalahkan kekuatannMu yaa...Robb, Tunjukkan pertolonganMu, beri kesembuhan pada istriku Ya..Allah.”

Saat itu istriku masih bisa bicara meski dengan suara kurang jelas. Karena tenggorokannya pun sudah menyempit tersumbat kanker, ia sangat kesulitan dalam bernafas. Untuk mengantisipasi agar tidak tersumbat saluran nafasnya, dokter menyarankan agar dipasang ventilator dileher istriku. Akupun menyetujuinya meskipun aku tak tega, tapi ini resiko terkecil yang bisa diambil.

Istriku pasarah, dia minta aku menemaninya ke ruang operasi. Aku sangat mengerti ia sangat takut dengan peralatan medis di ruang operasi. Kemudian aku mendampinginya kedalam ruang operasi untuk pemasangan Ventilator. Aku melihat dengan jelas leher istriku disayat kemudian dimasukkan alat bantu pernafasan itu. “Sebenarnya aku tak tega melihatmu seperti ini bunda, tapi inilah yang terbaik untukmu saat ini.”

Selesai pemasangan ventilator bicaranya sudah tak bersuara lagi. Sejak saat itu praktis komunikasi kami hanya dengan isyarat atau terkadang istriku menulisnya pada lembar-lembar catatan kecil yang sengaja aku siapkan. Tentu saja hal ini terasa capek baginya. Namun sekali lagi ia terlihat tegar tak pernah aku mendengar ia mengeluh.

Akhirnya dengan berbagai pertimbangan akupun menyetujui untuk dilakukan kemoterapy terhadap istriku.

Tanggal 6 April 2008

Kira-kira jam 12 siang kemo tahap pertama dilakukan. Dengan perasaan tak menentu aku melihat dokter meracik obat dengan perlengkapan pengaman yang lengkap. Karena menurut dokter obat ini memang keras.

“Ya Allah beri kekuatan pada istriku…!” Beri kesembuhan melalui ihtiar obat ini ya Allah..!”

Sepanjang proses pengobatan tak hentinya kupanjatkan do’a dan dzikir dibantu dengan beberapa anggota keluarga.

Menurut Dokter kemo ini dilakukan dalam 3 sampai 5 tahap. Satu tahapan kemo memakan waktu 5 hari kemudian jeda 3 minggu untuk dilanjutkan ke tahap berikutnya.

Hari kedua setelah kemo kurang lebih jam 9 malam, istriku mulai merasa mual dan muntah. Hari ketiga jam 12 malam mulai keluar mimisan dengan darah hitam mengental. Hari ke empat jam 8 pagi ketika saya memandikan dan membersihkan mulutnya yang terus menerus mengeluarkan lendir, terdapat lendir bercampur darah hitam pekat dan mengental. Menurut dokter ini adalah kankernya sudah mulai hancur. Malam harinya istriku tidur sangat nyenyak dan tidak banyak batuk berdahak seperti hari-hari sebelumnya.

Alhamdulillah kemo tahap pertama selesai. Dokter bilang jika kondisi istriku membaik maka tiga hari lagi boleh pulang. Terlihat wajah cerah istriku ketika mendengar kabar ini. “nanti kalo pulang mau kemana bun.. ke Sawangan apa ke Kebayoran (rumah ibunya)?”

”ke Sawangan aja rumah kita sendiri,” jawabnya melalui secarik kertas. Namun ternyata dua hari kemudian ia mengalami diare yang hebat ini adalah efek samping dari obat kemo, sehingga kondisinya kembali lemas. Rencana pulangpun harus ditunda menunggu kondisinya membaik. Tetapi makin hari kondisi istriku makin drop. Hingga menjelang kemo tahap kedua malah albumin dalam darahnya menurun.

Selama dirawat istriku meminta agar saya sendiri yang memandikannya, bahkan aku juga yang membersihkan kotorannya. Semuanya saya kerjakan dengan telaten karena aku merasa sekarang saatnya untuk membalas semua kebaikan yang telah dilakukannya kepadaku selama ini. Ketika istriku sehat dialah yang selalu merawatku, menemaniku dan selalu menyiapkan semua kebutuhanku.

Selama hampir satu bulan di Rumah Sakit kami merasa menemukan keluarga baru. Keakraban terjalin antara kami dengan team dokter, dengan para suster bahkan juga dengan cleaning service yang tiap hari membersihkan kamar istriku. Saya merasa senang ketika suatu hari istriku dapat tertawa riang bercanda dengan para suster meski tawanya tanpa suara.

Minggu, 4 Mei 2008

Kemo tahap ke 2 dilakukan. Sepertinya Allah benar-benar menguji kesabaranku. Ketika hendak dilakukan kemo, tabung infus 1000cc yang digunakan untuk campuran obat kemo ternyata tidak ada. Rumah sakit kehabisan stock, dan ini adalah sebuah kecorobohan yang mestinya tidak terjadi. Karena tentunya pihak rumah sakit telah mengetahui jadwal pelaksaan kemo ini. Dokterpun marah. Kemudian Dokter menyarankan saya untuk segera membeli sendiri tabung infus di tempat lain. Tujuan saya adalah RSCM sebagai Rumah sakit terdekat, namun jika menuju RSCM menggunakan kendaraan akan memakan waktu lama karena jalannya memutar. Sayapun berlari ditengah terik matahari pukul 12 siang menuju RSCM. Namun disanapun tidak tersedia, kemudian saya berlari lagi menuju RS Sant Carolus, di sinipun nihil. Begitu juga ketika saya ke Apotik melawai tak bisa mendapatkannya. Akhirnya saya mendapatkan tabung infus tersebut di Apotik Titimurni RS. Kramat. Akhirnya kemo tahap ke 2 pun dapat dilakukan.

Senin, 5 Mei 2008

Hari ini Dinda anak kami yang kecil ulang tahun ke 4. Perhatian dan kecintaan istriku pada anaknya tak pernah berkurang. Dibatas ketidak berdayaannya dia menuliskan sesuatu, “Ayah jangan lupa beliin hadiah buat Dinda, ayah beliin jaket nanti bunda titip mukena, kasihan mukena dede sudah jelek. Bilang ke dede ini mukena dari bunda.”

Atas permintaan istriku siang itu sebagai tanda syukur kami memotong 2 buah kue ulang tahun yang salah satunya untuk dibagikan ke suster-suster yang jaga. Kemudian istriku minta dibantu turun dari tempat tidur, katanya ingin duduk bareng deket Dinda. Ia mencoba memberikan senyum bahagia pada Dinda dan menyembunyikan rasa sakitnya. Sementara Dinda nampak bahagia dipangku bundanya, mungkin ia mengira bundanya hanya sakit biasa saja. Lagu “selamat ulang tahun” yang kami nyanyikan terdengar getir di telingaku. Terasa pilu aku menatap mereka.

Selasa, 13 Mei 2008

Biasanya jika istriku menginginkan sesuatu ia akan membangunkan saya dengan mengetuk besi tempat tidurnya. Namun malam itu saya merasa sangat ngantuk dan lelah, saya menulis pesan pada istriku, “bun..nanti kalo perlu apa-apa panggil suster aja ya! Ayah ngatuk dan cape, jangan bangunin ayah ya!” Dengan isyarat lemah ia mengiyakan permintaanku, ia mengusap tanganku kemudian menuliskan sesuatu “ayah tidur aja gapapa kok, bunda juga mau istirahat.”

Rabu, 14 Mei 2008

Entah mengapa pagi ini aku sangat ingin merawatnya. Ketika ia kembali diserang diare berkali-kali yang sangat hebat aku sendiri yang membersihkan semuanya. Kemudian memandikannya dan mengganti pakaiannya. Pagi itu aku minta Lia anak sulung kami yang masih duduk di kelas 5 SD untuk menjaga bundanya, sebelum kemudian aku tinggal berangkat kerja.

Siang pukul 11 Lia menelpon “Ayah, bunda pingsan nafasnya cepet banget.” Aku kaget dan sangat khawatir. Selang 15 menit Lia sms “bunda sekarang ada di ruang ICU”. Astaghfirullah haladziim... apa yang terjadi pada istriku. Segera aku minta izin meninggalkan kantor. Di Rumah Sakit aku dapati Lia menangis sesegukan tak berhenti. “bunda yah... tolongin bunda yahh....!”

Kuhampiri istriku yang tergolek taksadarkan diri. Perawat memasang semua peralatan pada tubuh istriku, entah alat apa saja ini. Kuusap perlahan keningnya, dingin sekali. Tangan dan kakinyapun sangat dingin. Hingga menjelang maghrib aku tak beranjak dari sampingnya. Tak hentinya mulut ini memanjatkan doa. Sementara di luar ruang ICU sudah banyak kerabat berdatangan.

Tekanan darahnya sangat rendah dibawah 70. Dokter memberikan obat penguat tekanan darah dengan dosis tinggi. Tekanan darahnya sempat naik namun masih dikisaran 75-80, sangat rendah. Berkali-kali dokter menyuntikkan obat perangsang namun hasilnya tetap sama tak berubah. Dokter memanggilku, perasaanku gelisah tak menentu, campur aduk antara cemas, bimbang dan ketakutan yang amat sangat. Dugaanku benar Dokterpun menyerah. Melihat kondisinya yang terus menurun ia menyarankan agar semua alat bantu dilepas saja. “maksudnya dok..?” aku menodong penjelasan. “secara medis kondisi ibu sudah tidak dapat ditolong lagi, lebih baik kita do’akan saja.” Aku benar-benar lemas mendengarnya seluruh badanku gemetar merinding “benarkah tak ada lagi harapan.” Tiba-tiba aku merasakan ketakutan yang luar biasa. Aku tak mau menyerah, aku meminta agar semua alat bantu itu tetap terpasang pada tubuh istriku, sambil menunggu keputusan team dokter besok pagi.

“Aku tak mau kehilanganmu bunda.” Ku pegang kuat jemarinya, ”buka matamu bunda sebentar saja, ayah ingin menatap mata bening bunda untuk terakhir kalinya,” kubisikan lembut ditelinganya.

Pukul 22, aku disodori surat pernyataan, tak sempat aku baca, kata suster ini adalah Surat persetujuan untuk melepas semua alat bantu dari tubuh istriku. “Tak sanggup aku melakukan ini bun, aku ingin tetap menatap wajahmu, aku ingin tetap mendampingimu meski dalam ketidakberdayaanmu.” Akhirnya adikku yang menandatanganinya. Aku tak ingin selalu dihinggapi rasa bersalah jika menandatangani surat itu. Kemudian semua alat bantu dilepas dari tubuh istriku, tinggal tersisa alat pendeteksi detak jantung.

“Bun…inilah yang terbaik yang diberikan Allah buat kita, maafkan ayah bun ayah tak bisa menjaga bunda. Ayah ikhlas bunda pergi, ayah terima semua dengan ihklas bun.. Jangan khawatir bun, ayah akan menjaga dan merawat anak-anak kita,” kubisikan lirih ditelinga istriku.

Kutemui Lia yang menunggu diluar ruang ICU, kubelai rambutnya penuh sayang. Ia menangis keras sejadi-jadinya, mungkin ia paham apa yang kumaksudkan. “Bundaa… Lia ga mau kehilangan bunda, jangan tinggalin lia bundaa…!!” Tangisnya memekik, merebut perhatian semua orang diruang tunggu ICU ini. Semua mata menatap kami tapi mereka diam seolah mahfum dengan keadaan kami.

Dalam setiap rangkaian doaku tak pernah aku mengucapkan kata-kata menyerah “kalo memang hendak Engkau ambil maka mudahkan,” tak pernah aku menyebut kata-kata itu. Aku selalu minta kesembuhan, kesembuhan karena aku memang menginginkan istriku benar-benar sembuh.

Sepertinya kini aku harus menyerah dan pasrah “Ya.. Robb jika memang Engkau menentukan jalan lain aku ikhlas ya Allah…, mudahkan jalan istriku untuk menghadapmu dengan khusnul khootimah.”

Menurut suster dalam kondisi seperti ini pasien masih bisa mendengar. Kubimbing istriku menyebut kalimat “LAAILAHA ILLALLAH MUHAMMADUR ROSULULLAH..” perlahan aku membimbingnya. Rasanya aku mengerti betul setiap helaan nafasnya, raga kami bagai menyatu. Kuulang hingga berkali-kali dengan helaan nafas yang terirama pelan. Dua bulir bening tersembul dari sudut matanya. Aku merasakan ia sanggup mengikuti kalimat ini, terimakasih ya Allah..!

Kamis, 15 Mei 2008

Aku terbangun ketika tiba-tiba seorang suster memanggil “Keluarga ibu Siti Nurhayati..!” Aku bergegas masuk ke ruang ICU, jam menunjuk Pukul 05.05, masih pagi dengan hawa dingin yang menyusup tulang. “Ma’af pak, ibu sudah tidak ada.” ujar suter tadi singkat. Meski aku tau maksudnya tapi aku masih tak percaya. Kutengok layar monitor yang terhubung ketubuh istriku. Tak ada lagi yang bergerak disana. Bagai tersambar petir, kudekap tubuh lemas istriku. Bibirnya menoreh segaris senyum. “INNA LILLAAHI WAINNA ILAIHI ROOJIUUN.” Aku lunglai terduduk disampingnya tapi tak ada lagi air mata yang keluar. “Bun, Ayah ikhlas melepas bunda, Allah telah memilihkan jalan terbaik buat kita.”

Selamat Jalan Istriku… jemput aku dan anak-anak nanti di pintu SurgaNya.

*Mengenang kepergianmu 2 tahun silam

Tangan kanan dan pembelaan kepada nabi (darwis tere liye)

*kisah tangan kanan & membela Nabi kita

Mengapa dalam agama kita, makan dan minum harus pakai tangan kanan? Karena itu perintah Rasul Allah.

Terserah saya dong, mau makan pakai tangan kiri. Ya, silahkan. Tidak akan ada petir yg menyambar kepala gara2 itu. Tapi, sebelum melakukannya, dengarkan kisah seseorang yang baru saja mengalami musibah.

Kita sebut saja Bambang, baru dua belas tahun. Masih kelas enam SD, tapi anak kecil selalu saja spesial. Sy beberapa hari lalu, bahkan mendengarkan cerita Ashabul Kahfi dari seorang anak berusia 5 tahun--lengkap, sistematis, beserta hikmahnya.

Alkisah, Bambang, jagoan kecil kita ini, naik motor abang ojek, antar jemput, pulang dari sekolahnya. Nahas, motornya ditabrak mobil, lengan kanannya tergencet knalpot, parah, dan tidak ada pilihan selain diamputasi.

Sedih sekali orang tuanya, siapa tidak sedih, anak semanis Bambang, penurut, pintar, harus kehilangan lengan tangan kanannya. Tapi Bambang tidak terlihat sedih, dia lebih banyak berdiam diri, seperti mencemaskan sesuatu.

Apa pasal yg dicemaskannya? "Apakah boleh Bambang nanti makan pakai tangan kiri, Pak, Bu?" Akhirnya Bambang buka mulut, bertanya, suaranya bergetar. Orang tuanya terdiam sejenak, saling bersitatap, lantas buru-buru menggangguk, tentu saja boleh.

"Tapi, tapi apakah Nabi Muhammad tidak akan marah?" Anak kecil itu menyeka air matanya dengan punggung telapak tangan kirinya, terisak.

Dua belas tahun umurnya, lengan tangan kanannya hilang, hanya satu hal yg dia cemaskan. Bukan masa depannya, melainkan, apakah Nabi Muhammad akan marah atau tidak kalau dia terpaksa makan tangan kiri. Itulah kecintaan atas Nabi yg cemerlang.

Hari ini, kita siap sedia mengangkat senjata demi membela Nabi tercinta kita dihina. Tapi apakah sebenarnya kita tidak sedang jadi korban lucu-lucuan orang yg memang membenci kita saja? Apakah mereka justeru tdk sedang tertawa terpingkal2, melihat kita beringas, buas sekali membalas--dan dunia melihat itu semua.

Jika kita ingin membela Nabi kita, maka teladanilah beliau. Hanya itu cara terbaik menunjukkannya ke siapapun, termasuk musuh paling membenci. Mulailah dr urusan makan/minum dengan tangan kanan. Seperti Bambang yg sedih sekali tidak bisa melakukannya lagi.

*share, share, repost kemana2. komen seperlunya, dan substantif, sy tdk suka membaca komen kalian memuji2 tulisan ini, tdk banyak manfaatnya komen2 seperti itu

kambing dan anak kecil (darwis tere liye)


*cerita seekor kambing dan dua remaja yg cantik hatinya

Ada dua kakak-adik perempuan, satu namanya Puteri (usia 13 tahun, SMP), satu lagi namanya Ais (usia 16 tahun, SMA). Mereka tidak beda dengan jutaan remaja lainnya, meski tdk berlebihan, juga ikutan gelombang remaja yg menyukai budaya populer saat ini, seperti lagu2, boyband, film2, dsbgnya. Kabar baiknya, dua anak ini memiliki pemahaman yg baik, berbeda, dan itu akan menjadi bagian penting dalam cerita ini.

Suatu hari, guru agama di sekolah Puteri menyuruh murid2nya utk membuat karangan tentang berkurban. Ini jadi muasal cerita, jika murid-murid lain hanya sibuk membaca sejarah Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail, lantas menulis karangan, Puteri, entah apa pasal, memasukkan cerita hebat itu sungguh2 dalam hatinya. Tercengang. Dia bahkan bertanya pd orang tuanya, di meja makan, apakah keluarga mereka pernah berkurban. Setelah saling tatap sejenak, orang tua mereka menggeleng, tidak pernah. Ayah mereka buruh pabrik, Ibu mereka karyawan honorer, ibarat gentong air, jumlah rezeki yg masuk ke dalam gentong, dengan jumlah yg keluar, kurang lebih sama, jd mana kepikiran untuk berkorban.

Puteri memikirkan fakta itu semalaman, dia menatap kertas karangannya, bahwa keluarga mereka tidak pernah berkorban, padahal dulu, Nabi Ibrahim taat dan patuh mengorbankan anaknya. Bagaimana mungkin? Tidakkah pernah orang tua mereka terpikirkan untuk berkorban sekali saja di keluarga mereka? Puteri mengajak bicara kakaknya Ais. Dan seperti yg saya bilang sebelumnya, dua anak ini spesial, mereka memiliki pemahaman yg baik, bahkan lebih matang dibanding orang2 dewasa. Maka, mereka bersepakat, mereka akan melakukan sesuatu.

Uang jajan Puteri sehari 8.000 perak, dikurangi untuk naik angkot, bersisa 4.000 utk jajan dan keperluan lain. Uang jajan Ais, 10.000 perak, dikurangi untuk naik angkot, bersisa 6.000, juga utk jajan dan keperluan lain. Mereka bersepakat selama enam bulan ke depan hingga hari raya kurban, akan menyisihkan uang jajan mereka. Puteri memberikan 2.000, Ais memberikan 3.000 per hari.

Enam bulan berlalu, mereka berhasil mengumpulkan uang 1,1 juta rupiah. Menakjubkan. Sebenarnya dari uang jajan, mereka hanya berhasil menabung 600.000, mereka juga harus mengorbankan banyak kesenangan lain. Membeli buku bacaan misalnya, seingin apapun mereka memiliki novel2 baru, jatah bulanan utk membeli buku mereka sisihkan, mending pinjam, atau baca gratisan di page/blog, sama saja. Mereka juga memotong besar2an jatah pulsa dari orang tua, itu juga menambah tabungan. Juga uang hadiah ulang tahun dari tante/om/pakde/bude. Alhasil, enam bulan berlalu, dua minggu sebelum hari raya kurban, mereka punya uang 1,1 juta.

Aduh, ternyata, saat mereka mulai nanya2, harga kambing di tempat penjualan2 kambing itu minimal 1,3 juta. Puteri sedih sekali, uang mereka kurang 200rb. Menunduk di depan barisan kambing yg mengembik, dan Mamang penjualnya sibuk melayani orang lain. Tapi kakaknya, Ais, yg tidak kalah semangat, berbisik dia punya ide bagus, menarik tangan adiknya utk pulang. Mereka survei, cari di internet. Tidak semua harga kambing itu 1,3 juta. Di lembaga amil zakat terpercaya, dengan aliansi bersama peternakan besar, harga kambing lebih murah, persis hanya 1.099.000. Dan itu lebih praktis, tdk perlu dipotong di rumah. Dan tentu saja boleh2 saja nyari harga kambing yg lebih murah sepanjang memenuhi syarat kurban. Senang sekali Puteri dan Ais akhirnya membawa uang tabungan mereka ke counter tebar hewan kurban tsb. Uang lembaran ribuan itu menumpuk, lusuh, kusam, tapi tetap saja uang, bahkan aromanya begitu wangi jika kita bisa mencium ketulusan dua kakak-adik tsb.

Mereka berdua tdk pernah bercerita ke orang tua soal kurban itu. Mereka sepakat melupakannya, hanya tertawa setelah pulang, saling berpelukan bahagia. Dua bulan kemudian, saat laporan kurban itu dikirim lembaga amil zakat tersebut ke rumah, Ibunya yang menerima, membukanya--kedua anak mereka lagi main ke rumah tetangga, numpang menonton dvd film, Ibunya berlinang air mata, foto2, tempat berkurban, dan plang nama di leher kambing terpampang jelas, nama Ibunya.

Itu benar, dua kakak-adik itu sengaja menulis nama ibunya. Itu benar, dua kakak-adik itu ingin membahagiakan kedua orang tuanya. Tapi di atas segalanya, dua kakak-adik itu secara kongkret menunjukkan betapa cintanya mereka terhadap agama ini. Mereka bukan memberikan sisa2 utk berkorban, mereka menyisihkannya dengan niat, selama enam bulan.

Itulah kurban pertama dr keluarga mereka. Sesuatu yg terlihat mustahil, bisa diatasi oleh dua remaja yg masih belia sekali. Besok lusa, jika ada tugas mengarang lagi dari gurunya, Puteri tdk akan pernah kesulitan, karena sejak tahun itu, Ibu dan Ayah mereka meletakkan kaleng di dapur, diberi label besar2: 'Kaleng Kurban' keluarga mereka.

*Kurang 40 hari lagi hari raya kurban, semoga ada yg tergerak setelah membaca cerita ini.

**silahkan di share, repost, copy paste kemana2, dan please, jangan memuji2 tulisan di page ini keren, dsbgnya. itu tdk banyak manfaatnya, kecuali membuat sy besar kepala sj.

Barokah Basmalah

Assalamualaikum warokhmatullohi wabarokaatuh...

Dalam kitab “An-Nawadir”, karya Ahmad Syihabudin bin Salamah Al-Qalyubiy dikisahkan, ada seorang Yahudi yang mencintai seorang wanita sampai tergila-gila.

Akibatnya, ia merasa makan dan minum tak enak serta tidur tak nyeyak. Akhirnya, ia menemui Atha’ Al-Akbar untuk menanyakan jalan keluar atas kesulitan yang dihadapinya itu.

Atha’ lantas menuliskan kalimat basmalah (Bismillahir-rahmanir-rahim) di sehelai kertas, lalu berkata kepadanya. “Bacalah ini, mudah-mudahan Allah SWT melalaikanmu dari mengingat wanita itu serta mengaruniakan wanita itu kepadamu.”

Setelah tulisan itu dibacanya, si Yahudi berkata, “Wahai Atha’, aku telah merasakan manisnya iman dan telah bersinar cahaya di dalam kalbuku hingga sekarang aku telah melupakan wanita itu. Ajarkanlah Islam kepadaku.”

Maka, Atha’ mengajarkan tentang Islam kepadanya. Sebab, keberkahan basmalah itu, ia pun masuk Islam.

Keislaman orang Yahudi itu terdengar oleh wanita yang dahulu disenanginya. Lantas wanita itu datang menemui Atha’ dan berkata. “Ya Imam Al-Muslimin, saya adalah wanita yang disebutkan oleh Yahudi yang masuk Islam itu. Semalam saya bermimpi didatangi oleh seseorang dan orang itu berkata kepada saya, ‘Jika anda ingin melihat tempat anda di dalam surga maka menghadaplah kepada Atha’, karena ia akan memperlihatkannya kepada anda.’ Nah, sekarang aku berada di hadapan Tuan, maka katakanlah kepadaku, di mana surga itu?”

Atha’ menjawab, “Jika anda menginginkan surga maka anda harus membuka pintunya terlebih dahulu, baru memasukinya.”

Wanita itu bertanya, “Bagaimana aku dapat membuka pintunya?”

Jawab Atha’, “Ucapkanlah Bismillahir- rahmanir-rahim.”

Setelah wanita itu membaca basmalah, ia lalu berkata, “Wahai Atha’, kurasakan ada seberkas cahaya bersinar dalam kalbuku dan kerajaan Allah dapat kulihat. Ajarkanlah Islam kepadaku.”

Atha’ mengajarkan Islam kepadanya. Berkat basmalah, wanita itu masuk Islam. Lalu, ia pulang kembali ke rumahnya. Pada malam harinya ketika tidur, ia bermimpi seakan-akan masuk ke surga, menyaksikan istana dan kubah di dalamnya. Di salah satu kubah itu ada tulisan; Bismillahir-rahmanir-ra hiim, La ilaha illallah, Muhammad Rasulullah.

Ketika wanita itu membaca tulisan tersebut, tiba-tiba terdengar suara berkata, “Wahai wanita, Allah telah memberikan semua apa yang kau baca.”

Dari kisah di atas, kita dapat mengambil kesimpuan bahwa basmalah merupakan salah satu dari inti kandungan ajaran Islam. Hal demikian juga diungkapkan sejumlah ulama akan keutamaan basmalah.

Dengan membaca basmalah berarti kita menyadari akan kekuatan dan pertolongan Allah dalam setiap aktivitas yang kita lakukan, juga menunjukkan akan kepasrahan dan ketidakberdayaan diri kita untuk melakukan suatu kebaikan apa pun, kecuali atas pertolong an-Nya.

Dan tidak dapat menolak sekecil apa pun kemudaratan yang akan menimpa kita, kecuali atas pertolongan-Nya. Dan inilah inti dari ajaran Islam.

Karena kandungan maknanya seperti inilah yang menjadikan kalimat basmalah mengandung keberkahan. Untuk itu, hayatilah maknanya dan bacalah setiap kali kita hendak melakukan pekerjaan, agar kita mendapatkan keberkahan. Wallahu a’lam.
semoga ada hikmah dan manfaatnya tuk kita bersama Aamiin.

Silahkan tuk saudara/iku yang mau tag share g' usah minta izin karna ni milik kita bersama,dan saling bantu tag tuk saudara/i kita yang lain.

salam santun silahturahmi wa ukhuwah fillah..

Syirik yang Samar



Berhati-hatilah dengan syirik yang samar. Ingatlah senantiasa jawaban kita tiap kali terdengar seruan "hayya 'alash-shalaah" dan "hayya 'alal-falaah". Kita mengucapkan, "Laa haula wa laa quwwata illa biLlah. Tiada daya upaya selain SEMATA karena Allah Ta'ala." Maka, adakah engkau telah ilmui apa yang Allah Ta'ala tuntunkan dalam kitabuLlah, pun melalui petunjuk dari Rasulullah s

hallaLlahu 'alaihi wa sallam?

Berhati-hatilah dengan syirik yang samar, yang diam-diam tanpa sadar engkau amini dan bahkan engkau yakini. Mungkin engkau memang tidak mendatangi pohon-pohon besar dan meminta kepadanya, tetapi engkau tetap meyakini bahwa alam semesta inilah yang memberi kekuatan dan yang percepat keinginan untuk menjadi kenyataan, sehingga dengan itu engkau mengira sedang berpikir positif karena ingin alam mengaminkannya, tapi tergelincir pada sikap melampaui batas dalam beriman kepada Allah 'Azza wa Jalla.

Apakah ukuran positif dan negatif dalam berpikir? Apakah amarah itu keburukan? Apakah sedih itu keburukan? Marah untuk sesuatu yang tidak benar adalah keburukan. Tetapi tidak adanya wajah yang memerah marah ketika agama ini dinistakan, adalah sama dengan merelakan bencana demi bencana terjadi.

Marilah kita ingat sejenak hadis riwayat Ibnu Abdil Barr.

Allah mengutus dua malaikat untuk membinasakan sebuah desa dan semua isinya. Dua malaikat tersebut mendapatkan seorang yang sedang shalat di sebuah masjid. Dua malaikat itu berkata, “Wahai Tuhanku, di desa ini ada seorang hamba-Mu yang sedang shalat.”

Allah Ta'ala berkata, “Hancurkan desa tersebut dan hancurkan ia bersama-sama karena wajahnya tidak merah, marah karena-Ku” (HR. Ibnu Abdul Barr).

Kapankah doa orang saleh tak sanggup menghindarkan sebuah negeri dari bencana yang menakutkan? Ummu Salamah bertutur:

Aku mendengar Rasulullah Saw bersabda, “Jika kemaksiatan merebak di antara umatku, maka Allah akan menimpakan azab yang mengenai siapa saja.”

Shahabat bertanya, “Wahai Rasul Allah, bukankah di antara mereka ada orang yang saleh?”

Beliau menjawab, “Betul.”

Shahabat berkata, “Apa yang ditimpakan kepada mereka?”

Beliau menjawab, “Mereka juga merasakan apa yang dirasakan oleh orang umumnya. Mereka mendapatkan pengampunan dan ridha Allah” (HR. Ahmad).

Hari ini, ketika fitnatud dien merebak, kita perlu semakin bersungguh-sungguh mempelajari agama ini, terutama pokok-pokoknya, yakni aqidah. Ini bukan berarti kita patut meninggalkan hal-hal yang terkait dengan tatanan syari'at-Nya, sebab itu merupakan konsekuensi dari meyakini bahwa Islam agama kita.

Kita perlu berhati-hati dalam mengikuti kalimat-kalimat yang beredar yang seakan indah, tetapi bertentangan secara sangat fundamental dengan Islam.

Di antara aqidah paganisme baru yang sekarang semakin nyaris terdengar adalah law of attraction. Terlebih ketika dibungkus -sekali lagi: dibungkus- istilah Islam. Dan inilah fitnah syubhat yang amat menggelincirkan iman.

يا أيها الذين آمنوا اتقوا الله حق تقاته ولا تموتن إلا وأنتم مسلمون

"Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam." (QS. Ali Imran, 3: 102).

Kalau kita mati besok, sudah benar-benar muslimkah kita?

*Kisah orang saleh & seekor kucing (Darwis Tere Liye) Kalimat itu terus saya ingat hingga detik ini. Belasan tahun berlalu.


Waktu saya masih kecil, ada orang tua yang bilang kalimat berikut: "Darwis, orang2 saleh itu, saat dia lagi di jalan, lantas berseru Allahuakbar, maka seekor kucing yang sedang lari, langsung berhenti. Tapi sebaliknya, Nak, orang2 yang munafik, saat dia lagi di jalan, lantas berseru kalimat zikir, maka seekor kucing yang sedang diam, justeru berlari pergi."


Saya ingat, namanya juga anak2, waktu itu saya memahaminya lurus seperti jalan kereta nggak pakai belok. Malah dipraktekkan. Jadi kalau ada kucing berkeliaran di dekat rumah, di jalanan, langsung berseru Allahuakbar. Kemudian nyengir, menggaruk kepala, melihat kucingnya lari tunggang langgang. Dilakukan berulang2, seperti kebanyakan anak kecil yg tidak puas2nya membuktikan kalau kalimat itu benar atau tidak. Dan tidak terima kalau ternyata hasilnya tidak cocok di hati, kucingnya terus kabur.

Itu dulu, bertahun2 berlalu, seiring perjalanan, sy paham kalau kalimat itu tidaklah se-harfiah, atau se-denotatif yang disampaikan. Ada hikmah dari kalimat tersebut, tersirat. Makna itu sederhana sesungguhnya, tapi begitu dalam dan penuh arti. Maksud kalimat itu tidak kurang tidak lebih adalah: orang2 saleh, saat dia memberikan nasehat, tanpa menggunakan dalil2 sekalipun, maka orang jahat sekalipun terdiam dan mendengarkan. Tapi sebaliknya, orang2 munafik, yang entah apa tujuannya, saat dia memberikan nasehat, bahkan dengan menggunakan dalil-dalil, maka orang2 justeru menjauh, bahkan mengolok, tidak mau mendengarkan.

Kalimat itu terus saya ingat hingga detik ini. Bahkan saat melihat kucing pun, hari ini, sekali dua, saya nyengir, sambil membenak--hampir ketelepasan mau menguji lagi kalimat tsb, tertawa, itu sungguh perumpaan yg baik sekali. Boleh jadi tidak selalu benar, tapi nasehat orang tua, selalu layak direnungkan, mengingat mereka tentu telah belajar dari pengalaman panjang.

~~~:{"Amal sholeh yg menemani di alam kubur"}:~~~



Assalamualaikum warokhmatullohi Wabarokaatuh..

--:{"Bismillahirrohmaanirrohim"}:--

Imam Syafi’i ~ rahimahullah menyampaikan

“Sesungguhnya saya memperhatikan anak Adam, setiap mereka itu dicintai, mereka terikat oleh cinta orang yang mencintainya, dan sebagian orang yang dicintainya itu ditemani oleh kekasihnya sampai kepada masa sakit diambang kematiannya. Sebagian lagi ditemani oleh sang kekasih sampai ke pintu kubur, kemudian semuanya kembali dan meninggalkannya sendirian.

Tidak seorang pun yang mendampinginya di alam kubur. Maka aku pun berfikir dan berkata “sebaik-baik orang yang dicintai seseorang adalah yang ikut menemaninya ke dalam kubur, mendampingi serta memberi manfaat kepadanya di alam kubur.

Maka tidak satupun yang bisa melakukan itu selain amal sholeh, maka akhirnya aku menjadikan amal Sholeh sebagai kekasih sejatiku, supaya nanti dia menjadi penerang di kubur saya kelak, mendampingi serta tidak meninggalkan saya sendirian”

Imam Ahmad dalam kitabnya Al-Musnad menyebutkan bahwa Al-Bara’ ibn ‘Azib menyampaikan bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda, “Jika seorang hamba yang beriman telah meninggal dunia dan menghadap ke akhirat, akan turun kepadanya sejumlah malaikat dari langit yang berwajah putih bersih seakan-akan matahari. Mereka membawa kafan dari kafan-kafan penghuni surga dan juga wewangian dari surga. Mereka kemudian duduk di suatu tempat yang dapat dilihat oleh sejauh mata memandang. Kemudian datang malaikat pencabut nyawa, lalu duduk di dekat kepalanya sambil berkata, “Keluarlah, wahai jiwa yang tenang, keluarlah untuk menuju ampunan dan keridhaan Allah.”

Lantas keluarlah nyawanya dengan mengalir bagaikan mengalirnya air yang menetes dari tempat air. Malaikat pencabut nyawa kemudian mengambil ruh orang tersebut dan membungkusnya dengan kain kafan yang telah ditaburi wewangian dari surga.

Dari kafan itu tercium semerbak bau wangi yang melebihi bau wangi misik yang pernah ditemui di bumi. Para malaikat kemudian naik ke langit dengan membawa kafan tersebut.

Mereka tidak pernah melewati satu malaikat pun dari para malaikat penduduk langit melainkan mereka ditanya, “Ruh siapakah yang berbau wangi itu?”

Para malaikat pembawa ruh itu menjawab, “Ini adalah ruh Fulan bin Fulan, “Berkat nama-namanya yang paling baik yang mereka sebutkan sewaktu berada di dunia, mereka kemudian memohon agar dibukakan pintu langit untuknya“, Lalu terbukalah pintu langit itu. Dari setiap langit, semua malaikat yang dekat dengan Allah mengantarkannya sampai ke langit berikutnya hingga mereka sampai ke langit yang ke tujuh.

Setelah mereka sampai ke langit yang ke tujuh, Allah berfirman: “Tulislah kitab hamba-Ku ini di dalam ‘Illiyyin lalu kembalikanlah dia ke bumi karena Kami telah menciptakan mereka dari bumi (tanah). Kepadanya Aku kembalikan mereka dan dari dalamnya Aku mengeluarkannya sekali lagi.”

Ruhnya kemudian dikembalikan ke bumi, lalu datanglah dua orang malaikat yang kemudian mendudukkannya, Mereka lantas bertanya kepadanya, “Siapakah Tuhan Anda ?” Ia menjawab, “Tuhanku adalah Allah .”

Kedua malaikat itu bertanya lagi, “Apakah agama Anda?” Ia menjawab, “Agamaku adalah Islam.”

Kedua malaikat itu bertanya lagi, “Siapakah laki-laki yang telah diutus kepada Anda?”

Jawabnya, “Beliau adalah (Muhammad) Rasulullah.” Malaikat itu bertanya, “Dari mana Anda tahu ?” Ia menjawab, “Aku telah membaca Kitab Allah. Aku mengimani dan membenarkannya.”

Lalu terdengarlah sebuah panggilan dari langit, “Jika memang hamba-Ku ini benar, maka hamparkanlah untuknya (permadani) dari surga, berilah ia pakaian dari surga, dan bukakanlah untuknya pintu yang menuju surga.” Kemudian ruh orang yang beriman dikembalikan ke jasadnya beserta bau wamgi-wangiannya, lalu diluaskan kuburannya sejauh mata memandang.

Selanjutnya datanglah seorang laki-laki tampan yang berpakaian bagus dan berbau harum. Ia berkata, “Berbahagialah dengan segala yang membahagiakan Anda. Ini adalah hari kebahagiaan Anda yang telah Allah janjikan.” Orang beriman tersebut bertanya, “Siapakah engkau? Wajahmu tampan sekali.” Ia menjawab, “Aku adalah amal saleh Anda.”

Dari hadits di atas dapat diketahui bahwa bentuk seorang laki-laki tampan yang berpakaian bagus dan berbau harum yang mengatakan dirinya “Aku adalah amal saleh Anda” adalah bentuk ruh muslim yang meraih maqom disisiNya.

Ketika seorang muslim wafat ilmuNya kembali kepada Allah Azza wa Jalla, lalu apa yang membuat kita mampu untuk menjawab pertanyaan malaikat ?

Apakah dengan akal pikiran atau logika yang merupakan hasil kerja otak yang membutuhkan peredaran darah sedangkan kita telah wafat ?

Ternyata yang menemani dan menjawab pertanyaan Malaikat adalah amal sholeh (akal qalbu yang selalu disirami amal sholeh)

Amal sholeh pulalah yang menemani para Wali Allah dan orang-orang sholeh dalam alam kuburnya sehingga kaum muslim ketika berziarah ke makam mereka dapat bertabarruk dan bertawassul dengan amal sholeh mereka sebagai washilah (perantaraan) untuk mendekatkan diri kepada Allah Azza wa Jalla sehingga doa yang dipanjatkan kepada Allah Azza wa Jalla lebih mustajab.

Firman Allah ta’ala yang artinya “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan carilah jalan (washilah) yang mendekatkan diri kepada-Nya, dan berjihadlah pada jalan-Nya, supaya kamu mendapat keberuntungan” (QS Al Maa’idah [5]: 35 )”

Janji Allah Azza wa Jalla bagi hamba Allah yang mendekatkan diri hingga menjadi kekasihNya maka jika kekasihNya meminta (berdoa) pasti dikabulkanNya

Dalam sebuah hadits qudsi, Rasulullah bersabda, “jika Aku sudah mencintainya, maka Akulah pendengarannya yang ia jadikan untuk mendengar, dan pandangannya yang ia jadikan untuk memandang, dan tangannya yang ia jadikan untuk memukul, dan kakinya yang dijadikannya untuk berjalan, jikalau ia meminta-Ku, pasti Kuberi, dan jika meminta perlindungan kepada-KU, pasti Ku-lindungi. Dan aku tidak ragu untuk melakukan sesuatu yang Aku menjadi pelakunya sendiri sebagaimana keragu-raguan-Ku untuk mencabut nyawa seorang mukmin yang ia (khawatir) terhadap kematian itu, dan Aku sendiri khawatir ia merasakan kepedihan sakitnya.” (HR Bukhari 6021)

Amal sholeh seperti tahlilan yang disedekahkan oleh ahli waris atas nama ahli kubur dan amal sholeh yang dihadiahkan oleh mereka yang menghadiri tahlilan dan ditujukan kepada ahli kubur yang akan menemani ahli kubur di alam kubur.

Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda “Apabila salah seorang manusia meninggal dunia, maka terputuslah segala amalannya kecuali tiga perkara; sedekah jariyah, ilmu yang bermanfa’at baginya dan anak sholeh yang selalu mendoakannya.” (HR Muslim 3084)

Hadits itu hanya mengatakan “inqatha’a ‘amaluhu , terputus amalnya maknanya adalah setiap manusia setelah meninggal dunia maka kesempatan beramalnya sudah terputus atau apapun yang mereka perbuat, seperti penyesalan atau minta ampun mereka ketika mereka memasuki alam barzakh tidak akan diperhitungkan lagi amalnya kecuali amal yang masih diperhitungkan terus adalah apa yang dihasilkan dari amal yang mereka perbuat ketika masih hidup seperti,

1. Sedekah jariyah
2. Ilmu yang bermanfaat bagi dirinya dan yang disampaikan kepada orang lain
3. Mendidik anak sehingga menjadi anak sholeh yang selalu mendoakannya

Hadits tersebut tidak dikatakan, “inqata’a intifa’uhu”, “terputus keadaannya untuk memperoleh manfaat”.

Adapun amal orang lain, maka itu adalah milik (haq) dari amil yakni orang yang mengamalkan itu kepada si mayyit maka akan sampailah pahala orang yang mengamalkan itu kepada si mayyit.
Wallahu a'lam bhis showab.

semoga ada hikmah dan manfaatnya tuk kita bersama Aamiin.

Silahkan tuk saudara/iku yang mau tag share g' usah minta izin karna ni milik kita bersama,dan saling bantu tag tuk saudara/i kita yang lain.

salam santun silahturahmi wa ukhuwah fillah..

"INI TIDAK MUNGKIN! MUHAMMAD PASTI MENGGUNAKAN MIKROSKOP!"



Dr. Keith L. Moore, MSc, PhD, FIAC, FSRM : Dia adalah Presiden AACA (American Association of Clinical Anatomi ) antara tahun 1989 dan 1991. Ia manjadi terkenal karena literaturnya
tentang mata pelajaran Anatomi dan Embriologi serta dengan puluhan kedudukan dan gelar kehormatan dalam bidang sains.

Dia menulis bersama profesor Arthur F. Dalley II, Clinically Oriented Anatomy, yang merupakan literatur berbahasa Inggris yang paling populer dan menjadi buku kedokteran pegangan di seluruh dunia, digunakan oleh para ilmuwan, dokter, fisioterapi dan siswa seluruh dunia.

Pada suatu waktu, ada sekelompok mahasiswa yang menunujukkan referensi Alquran tentang 'Penciptaan Manusia' kepada Profesor Keith L Moore, lalu sang Profesor melihatnya lalu barkata :

"Tidak mungkin ayat ini ditulis pada tahun 7 Masehi, karena apa yang terkandung di dalam ayat tersebut adalah Fakta Ilmiah yang baru diketahui oleh Ilmu Pengetahuan Moderen! Ini Tidak Mungkin, Muhammad pasti menggunakan Mikroskop!"

Para Mahasiswa tersebut lalu berkata : "Prof, bukankah saat itu Mikroskop juga belum ada?"

"iya iya saya tau, saya hanya bercanda, tidak mungkin Muhammad yang megarang ayat seperti ini" jawab sang profesor....

***
"Kemudian Kami menjadikan air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kukuh (rahim). Kemudian air mani itu Kami jadikan alaqoh (sesuatu yang melekat), lalu sesuatu yang melekat itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami menjadikannya mahluk yang (berbentuk) lain. Maha Suci Allah Pencipta yang paling baik" [QS. Al Mu'minuun: 13-14]

Jika di cermati lebih dalam, sebenarnya 'alaqoh' dalam pengertian Etimologis yang biasa di terjemahkan dengan 'segumpal darah' juga bermakna 'penghisap darah', yaitu lintah.

Padahal tidak ada pengumpamaan yang lebih tepat ketika Embrio berada pada tahap itu, yaitu 7-24 hari, selain seumpama lintah yang melekat dan menggelantung di kulit.

Embrio itu seperti menghisap darah dari dinding Uterus, karena memang demikianlah yang sesungguhnya terjadi, Embrio itu makan melalui aliran darah. Itu persis seperti lintah yang menghisap darah. Janin juga begitu, sumber makanannya adalah dari sari makanan yang terdapat dalam darah sang ibu.

Ajaibnya, Embrio Janin dalam tahap itu jika di perbesar dengan mikroskop bentuknya benar-benar seperti lintah. Dan hal itu tidak mungkin jika Muhammad sudah memiliki pengetahuan yang begitu dahsyat tentang bentuk janin yang menyerupai lintah lalu menulisnya dalam sebuah buku.

Padahal pada masa itu belum di temukan Mikroskop dan Lensa. Jelas itu adalah pengetahuan dari Tuhan, itu wahyu dari Allah SWT, yang Maha Mengetahui segala Sesuatu.

Ayat tersebutlah yang membuat sang profesor akhirnya memeluk agama islam dan merevisi beberapa kajian ilmiahnya karena Al-Quran ternyata telah menjawab beberapa bagian yang selama ini membuat yang profesor gusar dan merasa materi yang ditelitinya selama ini terasa belum lengkap atau ada tahapan dari perkembangan Embrio yang kurang.

***
Artikel Biografi Dr. Keith L. Moore >> http://goo.gl/OHjQW

Video Pernyataan Lengkap sang Profesor:

Embryology in the Qur'an by: Dr. Keith L. Moore >> http://goo.gl/8hS87 (Durasi 1 jam 12 Menit)

Video Biografi dan Wawancara Dr. Keith L. Moore >> http://goo.gl/CE1mW (Durasi 1 jam 8 Menit)

Mau Tahu Akhlak Sebenarnya seseorang? Tanyalah Istrinya dan ajaklah bersafar

oleh Raehanul Bahraen pada 18 April 2012 pukul 21:14 ·
sumber: http://muslimafiyah.com/mau-tahu-akhlak-sebenarnya-seseorang-tanyalah-istrinya-dan-ajaklah-bersafar.html

Tak jarang kita mendengar seseorang sangat care dengan teman kantor atau baik pergaulannya dengan sahabatnya, akan tetapi ia bisa saja jelek pergaulan bahkan kejam dengan istrinya. Perlu diketahui bahwa bagaimana akhlak laki-laki dengan istrinya itu adalah akhlaknya sebenarnya. Jadi jika ingin mencari testimoni akhlak seseorang tanyalah kepada istrinya. Kemudian cara lainnya yaitu dengan mengajaknya bersafar atau bertanya kepada teman yang sering bersafar dengannya.

Akhlak laki-laki sesungguhnya adalah akhlak dengan istri di rumahnya
Akhlak dirumah dan keluarga menjadi barometer karena seseorang bergaul lebih banyak di rumahnya, bisa jadi orang lain melihat bagus akhlaknya karena hanya bergaul sebentar. Khusus bagi suami yang punya “kekuasaan” atas istri dalam rumah tangga, terkadang ia bisa berbuat semena-mena dengan istri dan keluarganya karena punya kemampuan untuk melampiaskan akhlak jeleknya dan hal ini jarang diketahui oleh orang banyak. Sebaliknya jika di luar rumah mungkin ia tidak punya tidak punya kemampuan melampiaskan akhlak jeleknya baik karena statusnya yang rendah (misalnya ia hanya jadi karyawan rendahan) atau takut dikomentari oleh orang lain.
Wanita adalah mahkluk yang lemah di hadapan laki-laki, jika seseorang bisa mengusai dirinya dalam bermuamalah dengan orang yang lemah maka itu penampakan akhlaknya. Sebagaimana yang dijelaskan oleh syaikh Al-Mubarakfuriy,
لأن كمال الإيمان يوجب حسن الخلق والإحسان إلى كافة الانسان (وخياركم خياركم لنسائه) لأنهن محل الرحمة لضعفهن
“Karena kesempurnaan iman akan mengantarkan kepada kebaikan akhlak dan berbuat baik kepada seluruh manusia. Dan sebaik-baik kalian adalah yang paling baik kepada istrinya, karena mereka para wanita adalah tempat meletakkan kasih sayang disebabkan kelemahan mereka.”[1]

Hal ini sesuai dengan bimbingan dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda:
أَكْمَلُ الْمُؤْمِنِيْنَ إِيْمَانًا أَحْسَنُهُمْ خُلُقًا وَخِيَارُكُمْ خِيَارُكُمْ لِنِسَائِهِمْ خُلُقًا
“Orang yang imannya paling sempurna diantara kaum mukminin adalah orang yang paling bagus akhlaknya di antara mereka, dan sebaik-baik kalian adalah yang terbaik akhlaknya terhadap istri-istrinya”[2]

خَيْرُكُمْ خَيْرُكُمْ لِأَهْلِهِ وَأَنَا خَيْرُكُمْ لِأَهْلِي
“Sebaik-baik kalian adalah yang paling baik terhadap keluarganya. Dan akulah yang paling baik di antara kalian dalam bermuamalah dengan keluargaku.”[3]

Muhammad bin Ali Asy-Syaukani rahimahullah menjelaskan hadits,
في ذلك تنبيه على أعلى الناس رتبة في الخير وأحقهم بالاتصاف به هو من كان خير الناس لأهله، فإن الأهل هم الأحقاء بالبشر وحسن الخلق والإحسان وجلب النفع ودفع الضر، فإذا كان الرجل كذلك فهو خير الناس وإن كان على العكس من ذلك فهو في الجانب الآخر من الشر، وكثيرا ما يقع الناس في هذه الورطة، فترى الرجل إذا لقي أهله كان أسوأ الناس أخلاقا وأشجعهم نفسا وأقلهم خيرا، وإذا لقي غير الأهل من الأجانب لانت عريكته وانبسطت أخلاقه وجادت نفسه وكثر خيره، ولا شك أن من كان كذلك فهو محروم التوفيق زائغ عن سواء الطريق، نسأل الله السلامة
“Pada hadits ini terdapat peringatan bahwa orang yang pailng tinggi kebaikannya tertinggi dan yang paling berhak untuk disifati dengan kebaikan adalah orang yang terbaik bagi istrinya. Karena istri adalah orang yang berhak untuk mendapatkan perlakuan mulia, akhlak yang baik, perbuatan baik, pemberian manfaat dan penolakan
mudharat. Jika seorang lelaki bersikap demikian maka dia adalah orang yang terbaik, namun jika keadaannya adalah sebaliknya maka dia telah berada di sisi yang lain yaitu sisi keburukan.
Banyak orang yang terjatuh dalam kesalahan ini, engkau melihat seorang pria jika bertemu dengan istrinya maka ia adalah orang yang terburuk akhlaknya, paling pelit, dan yang paling sedikit kebaikannya. Namun jika ia bertemu dengan orang lain, maka ia akan bersikap lemah lembut, berakhlak mulia, hilang rasa pelitnya, dan banyak kebaikan yang dilakukannya. Tidak diragukan lagi barangsiapa yang demikian kondisinya maka ia telah terhalang dari taufik (petunjuk) Allah dan telah menyimpang dari jalan yang lurus. Kita memohon keselamatan kepada Allah.”[4] 

Bagaimana kalau ia belum punya istri?
Ajaklah ia bersafar/berpergian atau tanyalah kepada teman yang pernah bersafar denganya. Ini juga salah satu cara agar mengetahui hakikat akhlak seseorang.
Syaikh Muhammad bin shalih Al-Ustaimin berkata,
وسمي سفرا لأنه من الإسفار وهو الخروج والظهور كما يقال أسفر الصبح إذا ظهر وبان وقيل في المعنى سمي السفر سفرا لأنه يسفر عن أخلاق الرجال يعني يبين ويوضح أحوالهم فكم من إنسان لا تعرفه ولا تعرف سيرته إلا إذا سافرت معه وعندئذ تعرف أخلاقه وسيرته وإيثاره
“Diistilahkan safran [سَفْرًا l] karena diambil dari makna al-isfar [الْإِسْفَارُ ] yaitu: keluar dan terang, nyata. sebagaimana dikatakandalam ungkapan [أَسْفَرَ الصُّبْحُ] yaitu bersinar atau bercahaya. Secara makna disebut  as-safaru–safran karena “membuka perihal akhlak seseorang.” Maksudnya, menjadikan jelas dan nyata keadaannya. Berapa banyak orang yang belum terkuak jati dirinya, bisa terungkap setelah melakukan safar/bepergian bersamanya. Ketika dalam safar itulah engkau mengetahui akhlak, perangai dan wataknya.”[5]

Ibnu Qudamah Al-Maqdisi berkata,
وإنما سمى السفر سفراً، أنه يسفر عن الأخلاق . وفى الجملة فالنفس فى الوطن لا تظهر خبائث أخلاقهم لاستئناسها بما يوافق طبعها من المألوفات المعهودة، فإذا حملت وعثاء السفر، وصرفت عن مألوفاتها المعتادة، ولامتحنت بمشاق الغربة، انكشفت غوائلها، ووقع الوقوف على عيوبها
“Disebut as-safaru–safran karena “membuka perihal akhlak seseorang. Pada umumnya, seseorang yang tinggal di daerah asalnya tidak menampakkan kejelekan akhlaknya karena ia terbiasa dengan apa yang seseuai dengan tabiatnya yang biasa ia hadapi. Jika ia melakukan safar, maka tidak tidak biasa lagi dengan keadaan dan kebiasaannya. Ia akan diuji dengan kesusahan safar yang berat dan tersingkaplah kejelekan dan diketahui aib-aibnya.”[6] 

Dalam suatu riwayat mengenai Umar bin Khattab radhiallahu ‘anhu,
كان عمر رضي الله عنه إذا زكى رجل شخصا عنده قال له هل سافرت معه هل عاملته إن قال نعم قبل ذلك وإن قال لا فقال لا علم لك به
“Umar bin Al-Khatthab radhiallahu ‘anhu ada seseorang yang merekomendasikan temannya, beliau bertanya, “Apakah engkau pernah melakukan safar bersamanya? Apakah engkau telah bergaul dengannya?” jika jawabannya “Ya.” maka Umar pun menerimanya. Jika jawabannya “Belum pernah”, maka Umar  akan mengatakan, “Engkau belum mengetahui hakikat senyatanya tentang orang itu.”[7]  

Sahabat sejati adalah sahabat di saat kesulitan dan kesusahan
Salah satu tolak ukurnya dengan safar karena safar identik dengan kesulitan dan kesusahan. Disaat senang dan tenang semua bisa jadi teman akan tetapi di saat sulit dan susah tidak semua bisa jadi teman yang baik.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
السَّفَرُ قِطْعَةٌ مِنَ الْعَذَابِ يَمْنَعُ أَحَدَكُمْ طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ وَنَوْمَهُ، فَإِذَا قَضَى أَحَدُكُمْ نَهْمَتَهُ مِنْ سَفَرِهِ فَلْيُعَجِّلْ إِلَى أَهْلِهِ
Bepergian itu bagian dari azab. Seseorang akan terhalang (terganggu) makan, minum, dan tidurnya. Maka, bila seseorang telah menunaikan maksud safarnya, hendaklah ia menyegerakan diri kembali kepada keluarganya.”[8]
Ibnu Qudamah Al-Maqdisi berkata,
ومن كان في السفر آذى هو مظنة الضجر حِسنَ الخلق، كان في الحضر أحسن خلقاً .وقد قيل : إذا أثنى على الرجل معاملوه بى الحضر ورفقاؤه في السفر فلا تشكوا في صلاحه .
“Barangsiapa yang ketika bersafar mengalami kesusahan dan keletihan ia tetap berakhlak yang baik, maka ketika tidak bersafar ia akan beraklak lebh baik lagi. Sehingga dikatakan, jika seseorang dipuji muamalahnya ketika tidak bersafar dan dipuji muamalahnya oleh para teman safarnya,maka janganlah engkau meragukan kebaikannya.”[9]

Alhamdulillahilladzi bi ni’matihi tatimmush sholihaat, wa shallallahu ‘ala nabiyyina Muhammad wa ‘ala alihi wa shohbihi wa sallam. 

Disempurnakan di Lombok, pulau seribu masjid
22 Jumadil awal 1432 H, Bertepatan  14 April 2012
Penyusun: Raehanul Bahraen
Artikel www.muslimafiyah.com

Kerennya orang ikhlas (copas energi semesta)



Orang yang Ikhlas itu keren. Dicaci atau dipuji, rasa hatinya tetap dalam kontrol. Ketika ada orang yang menghinanya, maka si penghina seperti sedang menghina udara yang diliputi bukit-bukit gunung, sesuatu yang tak tampak tapi memesona, sehingga kehinaan itu kembali pada si penghina. Seperti Gema.

Orang yang ikhlas itu keren. Saking kerennya dia sendiri gak merasa keren, d

ia merasa biasa saja, sangat biasa.

Orang ikhlas itu keren. Ketika ia menyukai kekayaan, maka kekayaan pun berbondong-bondong menghampirinya. Tapi si ikhlas tidak kemaruk, ia pilih kekayaan yang halal dan bermanfaat saja bagi dirinya dan semesta. Sehingga justru, bukan si ikhlas yang sibuk mengejar kekayaan, tapi para kekayaanlah yang unjuk gigi di hadapannya. "Pilih aku saja!" begitu pinta beberapa kekayaan yang berburu sentuhan si ikhlas.

Orang yang ikhlas itu keren. Ketika ia menyukai seseorang maka yang disukainya merasa termagnetisasi dan ingin mendekatinya. Yang disukainya merasa aman jika berdekat-dekatan dengan orang yang ikhlas. Sulit menolak cinta orang yang ikhlas.

Orang yang ikhlas itu keren. Dadanya lapang. Nafasnya penuh kemaafan. Langkahnya ringan dan terarah. Ia tidak merasa bingung dengan dirinya, sebab ia hanya merasa menjalani hidup yang sudah diaturNya. Dia bergerak bukan karena keinginannya, tapi ia bergerak karena Tuhan menggerakkannya. Jadi, gerakannya nyaris sulit bernuansa kesia-siaan apalagi bermaksiat.

Mengapa demikian, karena ikhlas itu itu kosong (bersih) dan berada di bawah (tawadhu). Sedangkan energi pun air menglir ke tempat yang kosong dan rendah. Sehingga berbondong-bondonglah energi kehidupan menghampirinya, sehingga saking banyaknya, ia pun terus berbagi ke semesta. Dan jika pun ada energi negatif yang turut hadir, maka otomatis terpental darinya, sebab wadah hati yang kosong dan rendah itu sudah disaring oleh istighfar yang penuh dengan kemaafan.

Ya Allah, jadikanlah kami orang yang ikhlas, dan berikanlah kami tanda-tandanya, dan jauhkanlah kami dari kemusyrikan, kesombongan, dan kemunafikan....

kisah kerajaan sriwijaya

Pada suatu waktu, tahun 100 H (718 M), Raja Sriwijaya Jambi yang bernama Srindravarman mengirim surat kepada Khalifah Umar bin Abdul Aziz (717-720 M) penguasa dunia Islam kala itu di Baghdad. Surat itu berbunyi:
"Dari raja di raja yang adal
ah keturunan seribu raja,yang isterinya juga cucu seribu raja,yang di dalam kandang binatangnya juga terdapat seribu gajah,yang di wilayahnya terdapat dua sungai yang mengairi pohon gaharu, bumbu-bumbu wewangian, pala dan kapur barus yang semerbak wanginya hingga menjangkau jarak 12 mil, kepada Raja Arab yang tidak menyekutukan tuhan-tuhan lain dengan Tuhan. Saya telah mengirimkan kepada Anda hadiah, yang sebenarnya merupakan hadiah yang tak begitu banyak, tetapi sekadar tanda persahabatan. Saya ingin Anda mengirimkan kepada saya seseorang yang dapat mengajarkan Islam kepada saya dan menjelaskan kepada saya tentang hukum-hukumnya."

Dua tahun kemudian, yakni tahun 720 M, Raja Srindravarman, yang semula beragama Hindu, masuk Islam. Sriwijaya Jambi pun dikenal dengan nama Sribuza Islam.

Itulah sekelumit kisah awal persentuhan tanah nusantara dengan Islam.
________________________________________

Mari gabung di halaman FB: Pusat Sejarah Peradaban Islam

BACA dulu lalu TAG/LIKE/COMMENT dan raihlah amal shalih dengan SHARE informasi ini ke teman-teman kita lainnya.

Bila galau tak kunjung sirna



Coba cari di sekitar dada rasa sakit sang galau, atau titik galau yang sedang Anda rasakan. Temukanlah titik galaunya... temukanlah.. mungkin berada di dada sebelah atas, atau kiri bawah..coba ditemukan...

Setelah ketemu, kini tariklah nafas yang dalam dari hidung, sedalam mungkin, tahan sekitar 15 detik dan fokuskan di dada, di titik galaunya, lalu hembuskan nafas d

ari mulut dengan cepat dan bersuara "HAH" lalu ucapkan "Astaghfirullah" sebanyak tiga kali.....

Lalu normalkan nafas, tarik nafas yang cukup dalam ke daerah perut... lalu hembuskan perlahan lewat mulut dan katakan " Ya Allah, nikmatnyaaaa rasa galau ini... terimakasih ya Allah, Kau benar-benar mencintaiku... aku pun sangat mencintai-Mu..."

Andai Aku Jadi Ketua KPK

Pertanyaan yang mengelitik tentang apa yang akan dilakukan menjadi seorang Ketua KPK, Mudah dikatakan namun penuh tantangan, karena banyak tangan yang berkebutuhan dalam dunia korupsi indonesia. korupsi yang sudah akut dan tersistem membutuhkan suatu cara yang tidak biasa dalam menangganinya, hukuman maksimal wajib dijalankan yaitu hukuman mati, kenapa hal ini di jalankan, karena pengedar narkoba saja yang menyebabkan kematian beberapa orang saja akan di hukum mati, bagaimana dengan korupsi yang mencelakakan banyak orang.

Bagaimana tidak mencelakakan orang banyak, kita ambil contoh sederhana, bila ada pekerjaan pembangunan jalan, dikarenakan korupsi meyebabkan jalan jadi berlubang dengan kedalam 2 cm saja, kemudian ada 1000 kendaraan perhari yang lewat dan ada 1% saja yang jatuh, kaget atau menabrak karena lubang itu maka akan ada 300 orang yang terluka perbulanya atau 3600 orang pertahun.

Pengalaman nyata dari penulis pernah ada bapak2 yang melewati jalan yang tergenang dan kemudian di terjatuh karena melewati lubang yang tertutup air tersbut yang menyebabkan bapak tersebut  sakit sehingga bisa bekerja kembali untuk keluarganya, padahal dia satunya tiang keluarga, berapa keluarga yang harus menderita karena korupsi yang menyebabkan lubang sebesar 2 cm tadi ?

Rakyat telah cukup muak dengan segla bentuk korupsi dan memang pembertasan korupsi harus dari atas dan bawah secara bersamaan, harus dimulai dari pendidikan dikeluarga, dengan keluarga yang menghindari korupsi dalam bentuk apapun akan membentuk 1 kelurahan yang bebas korupsi dan 1 kelurahan yang bebas korupsi akan membentuk 1 kota yang bebas korupsi dan seterusnya, dan untuk menjaga hal itu di perlukan undang- undang yang keras untuk melindungi sistem dan mencegah orang melakukan tindakan korupsi

 KPK bisa mengajukan RUU kepada pemerintah atau DPR untuk menetapkan bahwa untuk semua korupsi di atas 1 Milyar  hukumnnya adalah hukuman mati dan akan disita semua hasil korupsi namun dengan langkah bertahap, misalkan undang - undang tadi berlaku 1 tahun kedepan, dan pejabat, pegawai atau masyarakat yang merasa melakukan korupsi akan diampuni dari hukuman mati hanya diwajibkan mengembalikan harta negara dan kerugiannya,memberikan informasi dan dengan imbal balik bebas hukuman mati dan tidak dipermalukan secara umum, setelah 1 tahun UU berlaku dan di muali dari istana negara, dilanjutkan Kepolisian dan KPK, kemudian DPR dan lembaga hukum baru diljutkan ke leambaga negara lain.

Apakah hal ini bisa dilaksanakan?insya allah dengan keseriusan dan fokus indonesia akan bersih dari korupsi dan menjadi negeri yang nyaman untuk kehidupan, aamiin

10 April 2012

Menghukum atau mendorong ??? catatan untuk mendidik anak indonesia

RUMAH PERUBAHAN - Rhenald Kasali

Guru besar Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (FEUI) ini mengakui, beberapa tahun belakangan ini tidurnya lebih banyak tersenyum. Hidupnya kini menjadi lebih tenang karena tak banyak pikiran, serta merasa nyaman karena banyak teman berkunjung.


Saya jalan kalau mau kemari. Di jalan, saya dan istri dipanggil pak guru sama anak-anak kampung. Hidup saya nyaman, banyak teman.

-- Rhenald Kasali
rhenald-kasali.blogspot.com
https://www.facebook.com/pages/Rhenald-Kasali/124326770942108

https://www.facebook.com/rhenaldkasali

https://www.facebook.com/profile.php?id=100001361416723
Rumah Perubahan, kiranya itulah rangkuman jawaban dari semua ketenangan yang dirasakan oleh Rhenald Kasali (51). Bapak dua putra penulis buku Change! ini menuturkan, Rumah Perubahan merupakan wujud permenungannya menjadi seorang dosen yang benar.

"Dosen yang benar itu beda dengan guru biasa. Seorang dosen harus melakukan tiga hal, yakni pendidikan, penelitian dan publikasi, serta pengabdian masyarakat," kata pria kelahiran Jakarta, 13 Agustus 1960, ini.

Mengacu pada poin ketiga, pengabdian masyarakat, lanjut Rhenald, ia lalu bertanya pada dirinya sendiri. Yaitu, tentang apa yang bisa dilakukan seorang dosen ilmu ekonomi untuk pengabdian masyarakat.

Menurutnya, kebanyakan dosen fakultas ekonomi hanya pintar mengajar dan menguji mahasiswanya. Dengan bekal semangat kewirausahaan yang selalu didengungkannya, lulusan University of Illinois ini mendirikan Rumah Perubahan.

"Awalnya hanya rumah baca di depan rumah untuk anak-anak kampung, lalu didirikan pula posyandu dan PAUD (Pendidikan Anak usia Dini)," katanya.

Selain masalah pendidikan, rupanya di daerah tempat ia tinggal kini masih banyak bermasalah dengan urusan sampah. Banyak warga membuang sampah ke tanah kosong, yang akhirnya menjadi penyebab buruknya kesehatan anak-anak. Lantas, ia bekerjasama dengan sebuah usaha kegiatan masyarakat untuk mendaur ulang sampah. Sayangnya, setelah kerjasama ini maju, warga malah diminta membayar uang kebersihan Rp 50.000.

"Warga enggak punya uang untuk bayar. Maka, dimulailah gerakan perubahan itu," kisah Rhenald.

Rhenald mereklamasi tanah bekas rawa seluas 4 hektare. Tanah itu lalu ia fungsikan sebagai tempat pengolahan sampah. Pendidikan tentang mengelola sampah pun dia ajarkan kepada warga, diikuti dengan kegiatan berkebun dan beternak.

Rhenald bahkan mengajarkan cara memelihara hewan ternak sapi, yang dapat dimanfaatkan biogasnya. Beberapa warga juga diberi tanaman sayur seperti wortel, sawi, oyong, terong, bayam dan lainnya untuk ditanam dan diolah. Hasilnya, warga menjadi pemasok sayuran bagi tukang-tukang sayur.

"Social entrepreneur"

Untuk semua kebutuhan dan kegiatan itu, Rheinald punya 2 orang tenaga di rumah baca, 2 karyawan, 8 guru, dan 2 karyawan untuk mengurus yayasan. Lalu, darimana anggarannya?

Penyuka gajah ini menuturkan, semua dana bisa didapatkan dari social entrepreneur. Singkatnya, semua kegiatan dilakukan menggunakan keuntungan bisnis bagi kegiatan sosial kemasyarakatan.

Ia menuturkan, pada 2007 dirinya mulai merintis Rumah Perubahan. Gerakan ini tengah mengemuka pula di Amerika Serikat. Namun, ia tidak mengklaim dirinya sebagai pioner dalam social entrepreneur.

"Karena sebelum saya, sudah banyak yang melakukan kegiatan seperti ini. Dari masyarakat untuk masyarakat, yaitu ketika pemerintah tidak lagi mampu melakukannya," ujarnya.

Dibangun secara bertahap, Rumah Perubahan yang terletak di Jalan Raya Hankam, Jatimurni, Bekasi, ini memiliki sekolah atau training dan tempat konseling yang dilengkapi area outbond activity. Di sini dikembangkan pula hutan mini dengan koleksi 2.000-an tanaman langka, seperti bunga bangkai, rambutan binjai, matoa, jamblang, zaitun, rengas, kemang, bintaro, rukem, asem jawa, mandalika, marcopolo, dan lainnya.

"Semua yang ada di sini pada dasarnya untuk pemberdayaan masyarakat. Para karyawan di sini juga dari warga sekitar," katanya.

Dekat dengan alam

Rhenald mengakui, konsep pembangunan Rumah Perubahan diorganisir langsung oleh dia sendiri. Fokusnya pada konsep pendidikan dan mendekat pada alam. Konsep pendidikan ia tuangkan lewat training, rumah baca, PAUD, dan Taman Kanak-Kanak. Sementara konsep alam terlihat nyata pada area Rumah Perubahan yang didominasi oleh pepohonan dan kolam ikan.

"Saya dan istri menyenangi konsep alamiah. Kami memikirkan area dengan banyak resapan air dan ramah terhadap lingkungan," kata pria yang pernah menjadi wartawan ini.

Untuk bangunan rumah yang diberi nama sesuai semua judul buku Rhenald itu, ia memakai dinding dari hebel bekas, yang ditutup dengan bata merah sebagai ekspose. Hebel dipilih karena menurutnya sifatnya dingin, sehingga dapat mengurangi penggunaan penyejuk udara pada ruangan.

Kaca juga banyak digunakan di sini. Fungsinya untuk menangkap cahaya matahari sehingga mengurangi penggunaan listrik pada siang hari. Sementara di salah satu bangunan utama ruang kerjanya, terlihat dinding bangunannya memakai batu marmo yang dapat berpendar sehingga ruangan menjadi lebih terang.

Bangunan di rumah ini juga banyak menggunakan material kayu dan bata. Rupanya, hal ini tak lepas dari pengalaman Rhenald yang pernah bersekolah di negeri Paman Sam. Di sana, semua kampus menggunakan bata ekspose sebagai simbol pendidikan. Sementara pemakaian kayu berkesan country, lebih awet, dan desainnya tidak basi.

Selain ditanami banyak pohon, Rhenald melarang membuang daun-daun yang jatuh. Alasannya, daun tersebut dapat diolah menjadi pupuk kompos.

Di sini, Rhenald banyak memberi ruang untuk resapan air serta penampungannya seperti sungai, empang, dan kolam. Kolam ikan dengan saung di atasnya dibuat dengan konstruksi cakar ayam sehingga kuat. Agar meresap air, pada bagian bawahnya di biarkan tetap berupa tanah. Sebelum masuk kolam, air juga sudah disaring lewat tanaman enceng gondok sehingga ikan-ikan tidak terpapar limbah beracun.

"Konsepnya alami saja semuanya," ujarnya.

"Sekarang saya nggak punya stres. Pikiran tenang, tidur pun lebih banyak senyumnya. Karena dekat dari rumah, saya jalan kalau mau kemari. Di jalan, saya dan istri dipanggil sama anak-anak kampung 'pak guru'. Hidup saya nyaman, banyak teman," tutup Rhenald sambil menebarkan senyum.

sumber http://properti.kompas.com/read/2012/03/19/14252225/Di.Rumah.Perubahan.Hidup.Rhenald.Terasa.Lebih.Tenang

" R A D A R S U C I "

‎" R A D A R S U C I "

Masih ingat dengan peristiwa Pesawat Adam Air pada tanggal 1 Januari tahun 2007 ? Tujuan pesawat itu adalah dari Surabaya menuju ke Menado, akan tetapi "hilang" di tengah perjalanan di perairan Laut Majene di Sulawesi......
Seluruh penumpang menjadi korban meninggal, dan akhirnya airline tersebut bangkrut dan tutup.

Menurut para ahli penerbangan penyebab peristiwa kecelakaan pesawat tersebut adalah kerusakan pada "sistem radar", sehingga pesawat tersebut kehilangan arah.

Begitu juga manusia, ia seperti sebuah pesawat terbang yang juga memiliki "sistem radar ". Sehingga ia mampu mendeteksi apabila keluar dari tujuan kehidupan. Radar itu selalu memberikan sinyal kepada pilot apabila ia keluar jalur. Itu berupa "sebuah sinyal rasa".
Apabila masih di dalam jalur sinyal akan memberi rasa nyaman ke hati Sang Pilot, akan tetapi kalau melanggar jalur maka akan menimbulkan rasa tidak nyaman, dan Sang Pilot akan segera menyesuaikan arah kemudinya.

Akan tetapi yang terjadi sekarang adalah, kita lebih sering mengabaikan radar kita dalam perjalanan, bahkan radar itu ditutup dgn semen dan batu beton sehingga radar itu mati. Dan lebih celaka lagi para mentor dan pengajar mengajarkan kepada para pilot muda junior berkata : " Ah, Radar itu tidak ada, jangan dengarkan, itu hanya perasaan ". Jutaan PILOT lulusan SD, SMP, SMA, Akademi, Univesitas diluluskan tanpa radar.

Maka setiap hari kita saksikan hal yang mengenaskan dan menyedihkan terjadi dihadapan kita, ribuan "pilot-pilot" muda kita tersesat di lautan, hilang di hutan rimba, di tersesat di gunung-gunung, dikunyah oleh setan, dan ribuan lainnya saling bertabrakan diudara, tapi semua ini sudah lumrah, tida seperti peristiwa pesawat hilang di Majene yang menjadi berita.

Lebih celaka lagi sebagian dari mereka menjadi " The Survivor " atau berhasil selamat dari didikan setan lalu kemudian memegang ratusan posisi penting di negeri ini. Lalu mereka mendemonstrasikan di hadapan kita bagaimana " cara terbang tanpa radar " sambil tersenyum yang membuat jantung rakyat yang yg masih normal menonton hampir copot.

Kita harus segera sama-sama mereparasi dan membawa pesawat-pesawat kita ke bengkel untuk membersihkan "radar" kita yang sudah amburadul ini kalau kita masih mengharap negeri ini aman dan damai serta makmur sejahtera. Dan juga kita harus bicara kepada semua mentor-mentor di negeri ini agar tidak lagi mematikan atau " menyemen radar suci buatan Tuhan itu ".
Semoga Tuhan masih memberi kesempatan kepada kita....
Ingatlah pesan Rasulullah SAW ini :

" Di dalam diri manusia ada segumpal daging, apabila baik maka baik pula semuanya, apabila buruk, maka buruk pula semuanya. Segumpal daging itu dinamakan HATI ". ( HR Bukhari )

Fafa Poetri

Manusia hanyalah pengendara diatas punggung usia
menempuh perjalanan hidupnya
digulung oleh hari dan bulan tiada terasa
tidur dan bangun tiap hari
demikian yang ia jalani silih berganti
sebenarnya dunialah yang ia jauhi
dan liang kuburlah yang ia dekati
jika satu hari berlalu sudah
tetapi tidak mendapat hidayah
dan tiada ilmu bertambah
apa arti umur kita dihadapan allah ?
kita berangan muluk dibumi
padahal tidak tahu apa yang terjadi
bila gelap telah menyelimuti
masihkan hidup esok hari ?
by fafa

Laki - laki yang tertahan di pintu surga

YANG TERTAHAN DIPINTU SYURGA-NYA

Hari itu seorang lelaki dipersilakan masuk ke dalam syurga setelah amalannya diterima. Dengan bangga dia berjalan menuju pintu gerbang yang gemerlap. Di dalam sana sudah banyak berkumpul orang-orang yang meraih kemenangan atas ujian hidup di dunya.

Tapi saat ada di depan pintu, dia tertahan sesuatu. Pintu itu terbuka tapi dia tidak bisa memasukinya. Dicobanya lagi dan lagi tapi tetap sama. Padahal tidak ada penghalang apapun namun selaksa membentur kaca di sana. sementara di kanan kirinya, orang-orang melewati gerbang itu dengan biasa-biasa saja tanpa ada sesuatu yang menghalanginya tapi mereka tidak mempedulikannya, setiap orang pada hari itu sibuk dengan urusannya sendiri.

Dia mulai putus asa dan menangis. Lalu seseorang tiba-tiba ada di dekatnya dan bertanya,
"Wahai akhi, ada apakah yang terjadi padamu?"

"Ini, saya tidak bisa masuk pintu ini sedang orang lain bisa masuk tanpa tertahan."

"Bagaimana mungkin? Coba periksa dulu dirimu, mungkin ada yang belum baik."

"Periksa apa lagi? Amalku melimpah dan berhak masuk syurga!"

"Kalau begitu, saya periksa,
Wahai Fulan, apa yang membuatmu tidak bisa masuk di pintu syurga?"

Lalu lisan menjawab,"Akulah penyebabnya!" Dan lelaki itu terkejut dengan ucapannya sendiri, "Aku malu karena yang aku ucapkan banyak menyakiti hati orang lain, melukai perasaan orang lain dan mereka tidak ikhlas denganku meski niatku baik sekalipun."

"Berarti masalahnya sudah ketemu. Silakan masuk syurga, akhi, tapi tinggalkan saja lisanmu di depan pintu gerbang sini. Dia tidak berhak ada di sana karena bisa mencemari wangi kesturi syurga. Dia tertolak menjadi bagian dari karunia dan rahmatNya."

~ Irfan Hidayat 03042012 - @sebab hidup adalah cinta

==

Hadits dan hikmah terkait :

SUATU hari seorang laki-laki datang kepada Rasulullah SAW seraya berkata, “Ya Rasulullah! Sungguh si fulanah itu terkenal banyak shalat, puasa, dan sedekahnya. Akan tetapi juga terkenal jahat lidahnya terhadap tetangga-tetangganya.” Maka berkatalah Rasulullah SAW kepadanya, “Sungguh ia termasuk ahli neraka.”

Kemudian laki-laki itu berkata lagi, “Kalau si fulanah yang satu lagi terkenal sedikit shalat, puasa dan sedekahnya, akan tetapi ia tidak pernah menyakiti tetangganya.” Maka Rasulullah SAW berkata, “Sungguh ia termasuk ahli surga.” (HR.Muslim)

==

Rasulullah saw bersabda, “Sesungguhnya seorang hamba benar-benar mengucapkan kata-kata tanpa dipikirkan yang menyebabkan dia tergelincir ke dalam neraka yang jaraknyaa lebih jauh antara timur dan barat.” (HR. Bukhari Muslim).

==

“Mulutmu harimaumu.”

mari bertanggung jawab dengan setiap huruf yang kita ucapkan. Periksa kemanfaatannya secara pasti, kapan kita bicara, apa yang harus kita bicarakan, dan paling penting adalah manfaat apa yang akan diperoleh diri sendiri, yang mendengar dan orang lain, tatkala kita berbicara.

Dalam situasi kita tidak mengerti apa yang harus kita ucapkan, tidak berbicara adalah langkah yang bijaksana. Maka pantas jika kemudian Lukman al-Hakim menasehati putranya dengan mengatakan bahwa, “Diam itu hikmat tapi sedikit sekali orang yang melakukannya.”

==

“Siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah dia berbicara yang baik atau diam” (HR. Bukhari).

Imam Nawawi menjabarkan bahwa hadis di atas adalah hadis shohih, yang menjelaskan bahwa kita tidak pantas berbicara kecuali berbicara yang baik dan jelas-jelas mengandung maslahat. Bila diragukan kemaslahatannya, maka diam adalah langkah yang utama untuk dilakukan.

==

"Celaka bagi orang yang berkata kemudian berbohong supaya orang-orang tertawa, maka celaka baginya, maka celaka baginya." (HR. Abu Dawud)

==

Maka dari itu tidaklah berlebihan jika perkataan yang baik itu memiliki derajat yang lebih utama daripada sedekah yang diungkit-ungkit hingga menyakiti perasaan yang menerimanya.

قَوْلٌ مَّعْرُوفٌ وَمَغْفِرَةٌ خَيْرٌ مِّن صَدَقَةٍ يَتْبَعُهَا أَذًى وَاللّهُ غَنِيٌّ حَلِيمٌ

“Perkataan yang baik dan pemberian maaf lebih baik dari sedekah yang diiringi dengan sesuatu yang menyakitkan (perasaan si penerima). Allah Maha Kaya lagi Maha Penyantun.” (QS. Al Baqarah: 263).

Kini, marilah kita jaga lisan kita dari kata-kata yang tak berguna.*/Imam Nawawi

Siksa untuk wanita

Bismillaah...

(tlg ingatkan kpd semua kaum perempuan yg anda kenal)
Assalaamu'alaykum waråhmåtullååh hi wa baråkaatuh
Saudara dan saudari kaum muslimin dan muslimat
Renungan
khususnya untuk para wanita dan diriku sendiri.....

Sayidina Ali ra menceritakan suatu ketika melihat
Rasulullah saw menangis manakala ia datang bersama Fatimah.

Lalu keduanya bertanya mengapa Rasulullah saw menangis. Beliau menjawab,

"Pada malam aku di-isra'- kan , aku melihat perempuan-perempuan yang sedang disiksa dengan berbagai siksaan. Itulah sebabnya mengapa aku menangis. Karena, menyaksikan mereka yang sangat berat dan mengerikan siksanya.

Putri Rasulullah saw kemudian menanyakan apa yang dilihat ayahandanya. "Aku lihat ada perempuan digantung rambutnya, otaknya mendidih.

Aku lihat perempuan digantung lidahnya, tangannya diikat ke belakang dan timah cair dituangkan ke dalam tengkoraknya.

Aku lihat perempuan tergantung kedua kakinya dengan terikat tangannya sampai ke ubun-ubunnya, diulurkan ular dan kalajengking.

Dan aku lihat perempuan yang memakan badannya sendiri, di bawahnya dinyalakan api neraka. Serta aku lihat perempuan yang bermuka hitam, memakan tali perutnya sendiri.

Aku lihat perempuan yang telinganya pekak dan matanya buta, dimasukkan ke dalam peti yang dibuat dari api neraka, otaknya keluar dari lubang hidung, badannya berbau busuk karena penyakit sopak dan kusta.

Aku lihat perempuan yang badannya seperti himar,
beribu-ribu kesengsaraan dihadapinya. Aku lihat perempuan yang
rupanya seperti anjing, sedangkan api masuk melalui mulut dan keluar dari duburnya sementara malikat memukulnya dengan pentung dari api neraka,"kata Nabi saw.

Fatimah Az-Zahra kemudian menanyakan mengapa mereka
disiksa seperti itu?

*Rasulullah menjawab, "Wahai putriku, adapun mereka yang tergantung rambutnya hingga otaknya mendidih adalah wanita yang tidak menutup rambutnya sehingga terlihat oleh laki-laki yang bukan muhrimnya.

*Perempuan yang digantung susunya adalah istri yang 'mengotori' tempat tidurnya.

*Perempuan yang tergantung kedua kakinya ialah perempuan yang tidak taat kepada suaminya, ia keluar rumah tanpa izin suaminya, dan perempuan yang tidak mau mandi suci dari haid dan nifas.

*Perempuan yang memakan badannya sendiri ialah karena ia berhias untuk lelaki yang bukan muhrimnya dan suka mengumpat orang lain.

*Perempuan yang memotong badannya sendiri dengan gunting api neraka karena ia memperkenalkan dirinya kepada orang yang kepada orang lain bersolek dan berhias supaya kecantikannya dilihat laki-laki yang bukan muhrimnya.

*Perempuan yang diikat kedua kaki dan tangannya ke atas ubun-ubunnya diulurkan ular dan kalajengking padanya karena ia bisa shalat tapi tidak mengamalkannya dan tidak mau mandi junub.

*Perempuan yang kepalanya seperti babi dan badannya seperti himar ialah tukang umpat dan pendusta. Perempuan yang menyerupai anjing ialah perempuan yang suka memfitnah dan membenci suami."Mendengar itu, Sayidina Ali dan Fatimah Az-Zahra pun turut menangis.
Dan inilah peringatan kepada kaum perempuan.





Sekarang Anda mempunyai dua pilihan:



1.. Biarkan infi ini tetap dalam blog sy nih.

2. Share info ini ke sejumlah orang yang anda kenal dan Insya Allah redha Allah akan dianugerahkan kepada setiap orang yang anda kirim.

Kaum Liberal dan Pentingnya Khilafah


oleh Ustadz Felix Siauw pada 20 Februari 2012 pukul 23:00 ·

01. mengapa ramai hastag #IndonesiaTanpaJIL? semua itu wajar mengingat mudharat besar yg dihasilkan kelompok 'kaki-tangan' barat ini

02. mulai dari membolehkan homoseksual, penolakan terhadap syariat Islam dan pembenaran untuk mengumbar aurat mereka dakwahkan

03. sampai ke penghalalan nikah beda agama, penghinaan terhadap kerasulan Muhammad saw, gugatan atas keaslian Al-Qur'an mereka gencarkan

04. maka wajar ummat Islam menolak liberalisme, bagaikan menggunting dalam lipatan, mereka menamakan diri Islam dan mempropagandakan barat

05. ditilik dari segi sejarah, kemunculan kaum liberal (JIL) di indonesia sangat terkait dengan gerakan liberal di dunia Islam umumnya

06. pada abad ke 17, saat Khilafah Utsmani sudah melemah, misionaris kristen mulai melaksanakan aksi mereka di beirut libanon lwt pendidikan

07. tugas mereka jelas, membuat kaum Muslim ragu dengan agamanya sendiri dan mempertanyakan keabsahan agama mereka

08. pada abad 18-19, seiring kebangkitan dunia barat karena meninggalkan kristen sebagai agama, masalah liberalisme kaum Muslim juga dimulai

09. beberapa tokoh barat bersepakat bahwa masuknya Napoleon ke Mesir pada 1798 adl inisiasi awal dari pemikiran liberal di dunia Muslim

10. saat itu, ummat shock menyaksikan kebangkitan barat dan bersamaan dengannya melemahnya Khilafah Islam, dan mulai bertanya-tanya

11. "apa yang membuat barat bangkit?" dan "yang membuat Islam lemah?", begitulah yang dipikirkan ilmuwan2 Islam saat saksikan majunya barat

12. "apakah kita lemah dan barat kuat karena cara pikir barat lebih baik dari cara pikir kita?" begitulah syaitan menyusup lewat akal

13. maka saat itu pemikir2 Islam banyak merapat ke barat, membuka dialog, mengapa "barat maju sementara Islam melemah"

14. tanpa kaum Muslim sadari, melemahnya Khilafah saat itu sesungguhnya karena melemahnya pemikiran Islam, bukan karena pemikiran Islam

15. saat itu bahasa arab telah melemah penggunaannya, filsafat persia dan yunani pun merusak pemikiran, belum lagi ijtihad yg tak dilakukan

16. namun sebagaimana jebakan barat, kaum Muslim mulai diperkenalkan dengan cara pikir barat yg liberalis, derivat dari sekulerisme

17. "memisahkan antara agama dan negara", "menolak otorisasi kelompok tertentu menafsirkan dalil" itu kampanye barat pada Islam

18. barat via prancis, inggris dan amerika berusaha mengenakan paham yg membangkitkan mereka pada kaum Muslim, yaitu "meninggalkan agama"

19. barat sangat sadar, adanya Khilafah menutup jalan bagi mereka untuk menguasai Muslim, karena itu liberalisasi agama jadi jawaban

20. maka melalui upaya liberalisasi agama, barat berusaha menanamkan bahwa modernisasi adalah meninggalkan agama sebagai dasar pikir

21. liberalisasi agama ini mendapatkan sambutan, khususnya dari misionaris kristen dan cendekiawan Islam yang disekolahkan keluar negeri

22. generasi awal (1830-1870) liberalis tmsk Rifa'ah Rafi Al-Tahtawi, menimba liberalism di Prancis dan membawa pendidikan sekuler ke Mesir

23. pula tokoh kristen Butrus al-Bustani yg menyebarkan pemikiran cabang liberalisme yaitu nasionalisme arab, utk memisahkan dr Khilafah

24. generasi kedua (1870 - 1900) dari mereka lebih berani, kali ini kaum liberal menggugat bahwa Al-Qur'an dan Islam adl agama bias gender

25. Maka muncullah perusak Islam lainnya, liberalis generasi kedua yaitu Muhammad Abduh dan Jamaluddin al-Afghani guru-murid pengusung liberal

26. banyak ummat Muslim menyangka mereka adalah ulama pembaharu Islam, pada hakikatnya mereka ini adalah pengkhianat yg menjual Islam

27. khusus Jamaluddin ini, Khalifah Abdul Hamid II dlm catatan hariannya pernah mengatakan dia layaknya "pelawak" kaki tangan Inggris

28. setelah pan-arabisme (nasionalisme arab) yg diusung Jamaluddin gagal, ia malah meminta lindungan pada tentara kafir, begitulah "pelawak"

29. gerakan liberalisme generasi kedua ini tampil lebih vulgar, mulai mengusung pemakzulan Khilafah, sebagaimana diinginkan majikan baratnya

30. ide liberalisasi agama dalam bentuk penolakan terhadap syariat dalam bingkai Khilafah ini mengkristalisasi pada generasi liberalis ketiga

31. generasi ketiga ini merentang 1900 – 1939, dengan tokohnya spt Muhammad Rasyid Ridha, Ali Abdur Raziq dan Thaha Husain

32. gugatan mereka terhadap Khilafah, juga dibarengi dengan meniupkan benih nasionalisme pada pemuda Arab, Turki, dan lainnya

33. Nasionalisme inilah kelak memberi ruh pada gerakan revolusi arab dan gerakan turki muda, yang berujung pada runtuhnya Khilafah di 1924

34. Nah, generasi liberal ketiga inilah yang banyak direspons oleh dunia Islam, termasuk Indonesia yang terpengaruh dengan pemiran liberal

35. da'i liberal semacam Muhammad Arkoun, Nashr Hamid Abu Zaid, Rasyid Ridha dll, mulai mewarnai pemikir-pemikir Indonesia

36. adalah Muhammad Tahir Djalaluddin, murid Muhammad Abduh yg 'berjasa' menyebarkan liberalisme di nusantara dan ranah melayu

37. sesampai dari mesir, ia menyebarkan pemikiran Muhamamd Abduh dan Jamaluddin al-Afghani tentang liberalisme di majalah al-Imam

38. tema sentral majalah al-Imam ini adalah feminisme, kebebasan berpendapat (walau tak sesuai syariat) dan tema liberal yg lain

39. Pada 1970-an, gerakan liberal ini menemukan relungnya di indonesia lewat Nurcholish Majid, sesepuh liberal di Indonesia

40. Nurcholish Majid mewarisi liberalisme dari Fazlur Rahman, dosennya di Chicago yg mengusung tafsir 'kontekstual' bukan 'tekstual

41. Tafsir kontekstual ini menyatakan bahwa dalil Qur'an bukan dilihat secara teks kata2, tapi maknanya (konteks) saja sudah cukup

42. Misal, menutup aurat maknanya adl menjaga kehormatan n melindungi diri, jadi bila sudah terhormat dan terlindung, tak perlu tutup aurat

43. Nurcholish misalnya menyatakan “Tiada tuhan (t kecil) kecuali Tuhan (T besar)” dan mengajarkan bahwa semua agama itu benar

44. menjelang 1970-an, gerbong liberalisme bertambah panjang dengan daftar nama Harun Nasution, Abdurrahman Wahid dan Munawir Sjadzali

45. mereka miliki kesamaan, yaitu kekaguman atas Muhammad Abduh, Ali Abdur Raziq, Rasyid Ridha dan pemikir liberal lainnya

46. saat itu, tak ayal lagi, pemikiran liberal mulai menyusup pada cendekiawan NU dan Muhammadiyah, khususnya para santri muda mereka

47. maka pada 2001, digalang Ulil Abshar, Gonawan Moehammad dibentuklah JIL untuk satukan seluruh organisasi bernafas liberal di Indonesia

48. dalam situs islamlib.com dinyatakan, lahirnya JIL sebagai respons atas bangkitnya “ekstremisme” dan “fundamentalisme” agama di Indonesia

49. intinya gerakan JIL adl membuat ummat berpaling dari Islam memanfaatkan isu “ekstremisme”, “fundamentalisme” n "radikalisme"

50. mereka menggugat Al-Qur'an dan Rasul, menyalahkan ahli tafsir dan ulama terdahulu, serta menafsirkan ayat sebatas batok kepala mereka

51. Ulil Abshar Abdalla misalnya menyatakan “Semua agama sama. Semuanya menuju jalan kebenaran. Jadi, Islam bukan yang paling benar.”

52. Sumanto al-Qurthuby menulis “hakekat Al-Qur’an bukanlah ‘teks verbal’ yg 6666 ayat bikinan Utsman itu melainkan gumpalan2 gagasan.”

53. Luthfi Assyaukani “Jilbab itu kan dipake khusus buat shalat/pengajian. Kalau di tempat umum ya mesti dibuka. Bego aja kebalik-balik,”



54. begitulah kerjaan mereka, selain itu mereka juga aktif mengadakan acara2 pemurtadan secara pemikiran, dan disokong dana barat

55. JIL juga merilis FLA (fikih lintas agama) yang membolehkan nikah beda agama, penghapusan nisbah warisan dan masa iddah ada pada laki2

56. mereka mengkampanyekan sekulerisme, pluralisme dan liberalisme (sepilis) sebagai tandingan syariat Islam dan Khilafah Islam

57. walau MUI telah mengharamkan sepilis kaum liberal ini, namun masyarakat tetap dijejali dengan ide ini, khususnya kaum awam

58. termasuk menyebar derivat sepilis seperti demokrasi yg mengambil hak Allah sebagai penentu halal dan haram dan serahkan pd suara mayoritas

59. liberalis membeli acara2 tv dan lapak2 di koran dengan uang dari barat dan memaksa ide liberal bercokol di kepala generasi Muslim

60. tak hanya tulisan dan radio, mereka juga merambah sinetron, dan film2 bioskop, seminar2 di kampus dan partai2 politik

61. org liberal merasa mereka keren ketika bisa kutip pendapat2 barat, tanpa sadar mereka cuma tugasnya membeo majikannya saja

62. lebih parah lagi, mereka kira dengan menjilat n ngibas-ngibasin ekor mereka bisa senangkan majikan, padahal nunggu dipotong juga

63. menjual agama atas dalil modernisasi, kebablasan, itulah kaum liberal, yang terkadang juga gak konsisten sama pendapatnya sendiri

64. bilang semua agama sama2 benar, tapi disuruh pindah agama keluar Islam gak mau, gak konsisten toh?

65. bilangnya semua agama sama, tapi mati masi mau dikainin kafan, kalo berani ya dibakar aja trus dibuang ke kalimalang

66. Betul ketika Hudzaifah meriwayatkan hadits Nabi bahwa akan ada "da'i-da'i yang menyeru pada neraka jahannam, yg ikut mrk akan masuk neraka"

67. Nabi jelaskan bahwa da'i penyeru neraka ini "dari kaum yg kulitnya sama seperti kamu, dan berbicara dengan bahasa kami"

68. begitulah JIL, berkulit Islam dan berbahasa Al-Qur'an, namun yang diserukannya adalah menuju pintu neraka jahannam.. innalillahi..

69. konsisten sekuler, web mereka jelaskan dasar JIL poin f. Memisahkan otoritas duniawi dan ukhrawi, otoritas keagamaan dan politik

70. singkat cerita, sama seperti pendahulu2nya, sepertinya majikannya juga masih sama, JIL ingin menggagalkan penerapan syariat Islam

71. karena itulah kaum liberal dan JIL paling sewot bila ada kelompok yg menginginkan formalisasi syariat dalam negara dlm bentuk Khilafah

72. bila generasi liberal lalu memakzulkan Khilafah, maka peliharaan barat generasi baru ini menghalang-halangi kembalinya Khilafah Islam

73. subhanallah, terkadang Allah menguji kaum Muslim dengan musuh bersama, yang kita bersatu karenanya, menyadari pentingnya ukhuwah Islam

74. oleh karena itu, #IndonesiaTanpaJIL perlu digemakan, dan kita lanjutkan dengan Indonesia Dengan Syariah dan Khilafah" :)