06 Januari 2012

Waspada! Efek popok skali pakai terhadap kesehatan si kecil!

Popok sekali pakai atau sering disebut pampers memang PRAKTIS, tinggal pasang, terus buang, ga perlu repot cuci-cuci. tapi ternyata dibalik kepraktisannya ada efek popok skali pakai  yang negatif terhadap kesehatan si kecil dan juga kantong si Ayah:) Awalnya ndak percaya! tapi setelah cari informasi sana sini ternyata popok disposable (popok sekali pakai / pospak / pampers itu buuahhayyya!! Berikut ini FAKTANYA:
  • Tidak sehat karena byk mengandung dioxin, furan dan kimia lainnya. Tau sendiri kan kulit bayi sangatlah rentan, resiko jangka pendeknya mungkin hanya timbul ruam atau iritasi kulit karena uap panas yang disebabkan bahan kimia dan pemutih yang terkandung dalam popok sekali pakai. Sirkulasi udara di area kelamin yang satu derajat lebih tinggi suhunya (saat memakai popok sekali pakai) juga lama-kelamaan bisa mempengaruhi produksi sperma (bisa menyebabkan kemandulan). Bahan pada disposable yang mirip pembalut perempuan pun bisa menjadi salah satu penyebab kanker serviks pada perempuan. Selengkapnya bisa dibaca disini dan disini
  • Tidak ramah lingkungan. Coba bayangin, kalo si kecil minimal pakai popok skali pakai  4x sehari, maka dalam setahun ia butuh 1460pcs atau sekitar 2900pcs hingga ia berumur 2 tahun. sedangkan Plastik sendiri merupakan bahan yang sulit diuraikan oleh tanah, butuh sekitar 500thn agar bisa benar-benar terurai. Belum lagi "air lindi" (air kotor dan bau yang berasal dari sampah) yang berisi virus dari tinja manusia (termasuk vaksin hidup dari imunisasi rutin masa kanak-kanak) dapat merembes ke dalam bumi dan mencemari persediaan air bawah tanah. Virus-virus ini termasuk hepatitis A, virus Norwalk dan virus Rota (penyebab diare akut).. hiiii.. seremm.. Sumbernya dari sini
  • Tidak ekonomis. Untuk hal ini, kayanya sudah bisa ngitung sendiri ya. Kalo 1 hari 4popok skali pakai @ 2000 = Rp.8.000, sebulan = Rp.240rb, 1 tahun =Rp.2.880.000!!!, sedangkan biasanya anak sampai 2 tahun masih pake popok lagi,, jadi totalnya =Rp.5.760.000, belum lagi kalo sikecil kena ruam, mesti beli salep lagi….  duuuhh.. uang segitu mending buat nyicil motor ya, Bun…:)
Memang dari segi kepraktisan, pospak sangatlah bermanfaat, tapi jika lihat efek negatifnya, terutama yang point nomer 1, MASIHKAH kita tega memakaikan popok sekali pakai kepada si kecil??? Memang efek tersebut tidak terlihat langsung sekarang, tapi apakah Bunda mau ambil resiko?
Hj Irena Handono, Pakar Kristologi, Pendiri Irena Center
Di bulan Desember ini seperti tahun-tahun sebelumnya dan sepanjang tahun, selalu muncul pertanyaan yang ditujukan kepada saya, tentang boleh tidaknya mengucapkan 'Selamat Natal'. Jawaban saya cukup singkat, TIDAK!

Sebagian memberikan alasan bahwa mereka masih terikat pada pekerjaan yang dalam posisi sulit mengelak untuk mengucap 'Selamat Natal' pada relasi, customer, bos, atau atasan. Sebagian yang lain beralasan karena untuk menjaga hubungan baik, kekerabatan, kekeluargaan dengan saudara, ipar, orang tua, mertua ataupun tetangga.

Bahkan ada yang berdalih, rekan kerja suaminya, tetangga atau kerabatnya yang beragama Kristen, selalu hadir saat Idul Fitri, memberikan selamat dan bahkan ikut meramaikan perayaan Idhul Fitri di rumah. Maka, 'tidak enak' rasanya kalau harus cuek kala mereka sedang merayakan Natal. Dan seringkali 'toleransi' dijadikan dalih untuk menempatkan Muslim pada posisi sulit sehingga terjebak untuk berpartisipasi dalam kegiatan Natal.

Dan jawaban saya tetap tidak pernah berubah, cukup singkat, TIDAK BOLEH!. Apapun alasan, kita tidak boleh mengucapkan 'Selamat Natal' dalam apapun kondisinya.

Kali ini kita tidak membahas tentang Natal dari sudut sejarah. Karena insyaAllah kita sudah mengetahui semua, bagaimana sejarah Natal dan pengaruh budaya pagan Romawi yang kental mewarnai ritual 25 Desember ini. Namun kita akan membahas Natal dari sisi ibadah dan dampaknya pada aqidah.

Hakekat Natal

Natal adalah sebuah peringatan terhadap lahirnya Yesus (Isa as) sebagai Tuhan. Apakah benar Yesus dilahirkan pada 25 Desember? Tidak juga. Alquran menginfor-masikan bahwa Isa as lahir saat pohon kurma sedang berbuah lebat hingga buah-buahnya jatuh berguguran. Dan ini mustahil terjadi pada bulan Desember.

Namun yang penting ditekankan disini bahwa Natal adalah peringatan terhadap hari lahirnya/hadirnya Yesus sebagai Tuhan. Yang perlu digarisbawahi adalah kalimat, 'Yesus sebagai Tuhan'. Sehingga, peringatan Natal ini sesungguhnya adalah sebuah ibadah. Sebuah ibadah inti dalam agama Kristen. Karena tanpa peringatan 25 Desember (lahirnya Tuhan) maka eksistensi agama Kristen pun tidak ada.

Natal adalah ibadah yang masuk dalam wilayah aqidah. Karena di sinilah mula eksistensi ketuhanan agama lain (Kristen). Natal adalah salah satu inti iman Kristen.

Idul Fitri

Berbeda dengan Natal. Idhul Fitri adalah sebuah perayaan Muslim setelah melakukan puasa sebulan penuh di bulan Ramadhan. Idul Fitri diisi dengan acara silaturahim, maaf memaafkan antara keluarga, tetangga, kerabat dekat maupun jauh, relasi di kantor, dsb. Perayaan ini memasuki wilayah hablu-minannas.

Konsistensi Menjaga Aqidah

Ketika seorang Kristen datang pada saat Idul Fitri dan mengucapkan selamat Idul fitri atau bahan ikutan mengucap 'mohon maaf lahir bathin', sesungguhnya tidak ada pelanggaran aqidah/iman yang dilakukan oleh orang Kristen tersebut terhadap agamanya. Mereka sangat menyadari hal ini. Jadi jangan heran ketika mereka sangat antusias ikut serta dalam perayaan Idhul Fitri. Karena tidak ada pelanggaran apapun dalam iman mereka. Tapi justru ini menjadi pintu masuk untuk menunjukkan bahwa mereka sangat toleran terhadap umat Islam dan secara tidak langsung juga menuntut agar umat Islampun toleran terhadap mereka dan agar Muslim tidak menolak ketika mereka mengajak untuk berpartisipasi dalam Natal. Ini tidak fair!.

Tapi coba perhatikan, adakah mereka mau mengucapkan selamat kita Muslim merayakan Idhul Adha (Idul Qurban)? Tentu tidak pernah dan mereka tidak akan mau. Karena ketika seorang Kristen mengucapkan Idhul Adha kepada Muslim, maka ia sudah melanggar iman mereka. Mengapa demikian?

Idhul Adha

Bagi umat Islam, Idhul Adha adalah peringatan yang merefleksikan peristiwa keikhlasan dan loyalitas Nabi Ibrahim AS kepada Allah SWT dengan mengikhlaskan putranya Nabi Ismail AS untuk disembelih.

Namun dalam keimanan Kristen, putra tunggal Nabi Ibrahim AS adalah Ishak AS. Bibel tidak mengakui Nabi Ismail sebagai putra nabi Ibrahim. Iman Kristen sebagai mana yang tertulis dalam Bibel menyatakan bahwa putra yang akan disembelih oleh Nabi Ibrahim adalah Ishak, bukan Ismail.

Kejadian 22:2
Firman-Nya: "Ambillah anakmu yang tunggal itu, yang engkau kasihi, yakni Ishak, pergilah ke tanah Moria dan persembahkanlah dia di sana sebagai korban bakaran pada salah satu gunung yang akan Kukatakan kepadamu."
Bahkan lebih jauh, Nabi Ismail AS yang dihormati dalam Islam sebagaimana nabi-nabi yang lainnya, namun dalam Kristen Nabi Ismail dikatakan sebagai seorang laki-laki yang perilakunya seperti keledai liar.

Kejadian 16:11-12
Selanjutnya kata Malaikat TUHAN itu kepadanya: "Engkau mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan akan menamainya Ismael, sebab TUHAN telah mendengar tentang penindasan atasmu itu.

Seorang laki-laki yang lakunya seperti keledai liar, demikianlah nanti anak itu; tangannya akan melawan tiap-tiap orang dan tangan tiap-tiap orang akan melawan dia, dan di tempat kediamannya ia akan menentang semua saudaranya."

Sehingga, jika seorang Kristen meng-ucapkan selamat Idhul Adha berarti ia telah mengingkari ayat-ayat dalam kitab suci mereka. Menodai keimanan mereka terhadap firman Tuhannya.

Jika ucapan Idhul Fitri tidak membawa dampak apa-apa bagi umat Kristen, tapi justru menguntungkan mereka. Namun ucapan Idhul Adha justru akan sangat membahayakan iman/aqidah mereka. Dan hingga saat ini mereka sangat konsisten mempertahankan iman mereka.

Pertanyaannya, mengapa kita sebagai Muslim harus mempertaruhkan atau bahkan menggadaikan aqidah kita dengan mengucap 'Selamat Natal' atas dalih toleransi? Ini bukan toleransi, tapi pemerkosaan aqidah.[]

@Kisah SI EMPUNYA ROTI..~

Inspirasi dari Nasehat salah seorang salaf, Hasan Al-Bashri yang diabadikan oleh Ibnul Jauzi dalam kitab monumentalnya, Shifatus Shafwah [, Ensiklopedi Hikmah; 606 hikmah dan kisah salaf].

عَنِ الْحَسَنِ قَالَ : يَا ابْنَ آدَمَ إِنَّكَ نَاظِرٌ إِلَى عَمَلِكَ وَيُوْزَنُ خَيْرُهُ وَشَرُّهُ فَلَا تَحْقِرَنَّ مِنَ الْخَيْرِ شَيْئًا وَإِنْ هُوَ صِغَرٌ فَإِنَّكَ إِذَا رَأَيْتَهُ سَرَّكَ مَكَانُهُ وَلَا تَحْقِرَنَّ مِنَ الشَّرِّ شَيْئًا فَإِنَّكَ إِذَا رَأَيْتَهُ سَاءَكَ مَكَانُهُ، رَحِمَ اللهُ رَجُلًا كَسَبَ طَيِّبًا وَأَنْفَقَ قَصْدًا وَقَدَّمَ فَضْلًا لِيَوْمِ فَقْرِهِ وَفَاقَتِهِ.

Hasan berkata, “Wahai anak adam, sesungguhnya kamu akan melihat amalmu, dan kebaikan-keburukanmu akan ditimbang, maka janganlah kamu meremehkan satu kebaikan pun, sekalipun kecil, karena kamu akan melihat yang kecil itu akan membuatmu bahagia. Dan jangan pula meremehkan satu kejelekan pun karena jika kamu melihatnya, ia akan membuatmu sengsara. Semoga Allah merahmati lelaki yang mencari rizki yang baik, berinfak dengan kesederhanaan, dan mempersembahkan keutamaan untuk hari kefakiran dan kebutuhannya (hari kiamat, hari ketika kita sangat membutuhkan pahala amal pen.).” (Shifatus Shafwah : III/235).

Intinya adalah kita jangan pernah meremehkan kebaikan-keburukan, amal shalih-thalih, sekecil apapun itu, karena bisa jadi yang kecil itu akan mendatangi kita pada hari kiamat, dengan balasan atau siksaan yang tidak pernah kita bayangkan sebelumnya.

Kisah berikut ini adalah salah satu contohnya, [maka ambillah pelajaran dan hikmahnya];

Ketika ingin meninggal dunia, Abu Musya Al-Asy’ari Radhiyallahu ‘anhu memanggil putra-putranya, lalu berpesan kepada mereka,“Wahai putra-putraku, Ingatlah selalu kisah si empunya roti.”

Bagaimana kisah si empunya roti? Berikut ringkasan ceritanya,
“Dulu, ada seorang lelaki ahli ibadah dari bani Isra’il yang beribadah kepada Allah di sinagog selama 70 tahun. Kerjaannya hanya beribadah, dan tidak pernah berbuat dosa. Ia mengisi hari-harinya dzikir, shalat dan amal ibadah lainnya.

Hingga pada suatu hari…,

Syetan ingin menggodanya, ia menjelma menjadi seorang perempuan yang cantik jelita.

“Wanita adalah jadi fitnah terberat bagi seorang lelaki.” betul-betul terbukti. Lelaki ahli ibadah tertakjub dan jatuh cinta kepada perempuan itu, dan tidur bersama selama tujuh malam secara tidak halal.

Setelah itu, aibnya tersingkap. Semua masyarakat kampungnya tahu bahwa lelaki abid itu telah berzina dengan seorang wanita. Ia pun malu, dan akhirnya menginggalkan kampung halamannya untuk bertaubat kepada Allah.

Setiap menginjakkan satu langkah kaki, dia selalu shalat dan sujud. Hingga datangnya malam membuatnya menginap di sebuah gubuk yang dihuni oleh 12 orang-orang miskin.

Dia langsung menyelusup di antara dua orang miskin. Dan kebetulan pada waktu malam hari, ada seorang rahib yang membawa dan memberikan roti sesuai dengan jumlah orang-orang miskin yang bertempat tinggal di sana. 12 buah roti. Pas, tidak lebih tidak kurang.

Rahib tersebut membagi satu persatu hingga roti tersebut habis, tapi pada malam itu, ada orang miskin yang datang terlambat, dan ia tidak mendapat roti jatahnya. Ia bertanya kepada si rahib, “Mengapa Anda tidak memberikan roti kepada saya ?”

Sang rahib menjawab, “Apakah kamu melihat aku masih membawa dan menahannya darimu ? Tanyakan kepada mereka, apakah ada di antara mereka yang aku beri dua roti ?”

“Tidak.” Jawab mereka secara serempak.

Rahib itu berkata lagi, “Apakah kamu melihatku menahannya darimu. Demi Allah, aku tidak akan memberimu apa-apa malam ini.”

Kemudian lelaki abid yang sejak tadi mendengar percakapan mereka berdua, langsung memberikan rotinya kepada lelaki yang tidak mendapat jatah rotinya. Ketika hari memasuki waktu pagi, ternyata lelaki abid dari bani Isra’il yang bertaubat tersebut meninggal dunia.

Abu Musa Al-Asy’ari melanjutkan kisahnya, “Lalu ibadah yang dia kerjakan selama tujuh puluh tahun di timbang dengan dosa yang dia lakukan selama tujuh malam dan ternyata dosa yang dia kerjakan selama tujuh malam lebih berat dari pada ibadahnya selama tujuh puluh tahun. Kemudian roti yang dia berikan kepada orang miskin di timbang dengan dosanya selama tujuh malam, yang ternyata pahala roti yang dia berikan lebih berat timbangannya dari pada dosa yang dia lakukan selama tujuh malam.”

Oleh karenanya, Abu Musa menasehati putra-putranya, “Wahai putra-putraku, Ingatlah selalu kisah si empunya roti…” (kisah ini diadaptasi dari Shifatus Shofwah : 1/ 561-562).

Doa minta Jodoh Abu Nawas


Ada saja cara Abu Nawas berdoa agar dirinya segera dapat jodoh dan menikah.

Kecerdasan otak serta semangatnya akhirnya berujung indah.

Ia mendapatkan istri yang cantik dan shalihah.


Berikut Kisah Trik Do'a Abu Nawas Minta Jodoh

Sehebat apapun kecerdasan Abu Nawas, ia tetaplah manusia biasa.

Kala masih bujangan, seperti pemuda lainnya, ia juga ingin segera mendapatkan jodoh lalu menikah dan memiliki sebuah keluarga.


Pada suatu ketika ia sangat tergila-gila pada seorang wanita.

Wanita itu sungguh cantik, pintar serta termasuk wanita yang ahli ibadah.

Abu Nawas berkeinginan untuk memperistri wanita salihah itu.

Karena cintanya begitu membara, ia pun berdoa dengan khusyuk kepada Allah SWT.



Ya Allah, jika memang gadis itu baik untuk saya, dekatkanlah kepadaku.

Tetapi jika memang menurutmu ia tidak baik buatku, tolong Ya Allah, sekali lagi tolong...pertimbangkan lagi ya Allah," ucap doanya dengan menyebut nama gadis itu dan terkesan memaksa kehendak Allah.


STRATEGI DOA

Abu Nawas melakukan doa itu setiap selesai shalat lima waktu.

Selama berbulan-bulan ia menunggu tanda-tanda dikabulkan doanya.

Berjalan lebih 3 bulan, Abu Nawas merasa doanya tak dikabulkan Allah.

Ia pun introspeksi diri.

Mungkin Allah tak mengabulkan doaku karena aku kurang pasrah atas pilihan jodohku," katanya dalam hati.

Kemudian Abu Nawas pun bermunajat lagi.

Tapi kali ini ganti strategi, doa itu tidak diembel-embeli spesifik pakai nama si gadis, apalagi berani "maksa" kepada Allah seperti doa sebelumnya.

Ya Allah berikanlah istri yang terbaik untukku," begitu bunyi doanya.

Berbulan-bulan ia terus memohon kepada Allah, namun Allah tak juga mendekatkan Abu Nawas dengan gadis pujaannya.

Bahkan Allah juga tidak mempertemukan Abu Nawas dengan wanita yang mau diperistri.

Lama-lama ia mulai khawatir juga.

Takut menjadi bujangan tua yang lapuk dimakan usia.

Ia pun memutar otak lagi bagaimana caranya berdoa dan bisa cepat terkabul.



PAKAI NAMA IBU

Abu Nawas memang cerdas.

Tak kehabisan akal, ia pun merasa perlu sedikit "diplomatis" dengan Allah.

Ia pun mengubah doanya.

"Ya Allah, kini aku tidak minta lagi untuk diriku.

Aku hanya minta wanita sebagai menantu Ibuku yang sudah tua dan sangat aku cintai Ya Allah.

Sekali lagi bukan untukku Ya Tuhan.

Maka, berikanlah ia menantu," begitu doa Abu Nawas.

Dasar Abu Nawas, pakai membawa nama ibunya segala, padahal permintaanya itu tetap saja untuk dirinya.

Allah Maha Tahu, tidak perlu dipolitisir segala.

Tapi barangkali karena keikhlasan dan "keluguan" waliyullah Abu Nawas tersebut, Allah pun menjawab doanya..

Akhirnya Allah menakdirkan wanita cantik dan salihah itu menjadi istri Abu Nawas.

Abu Nawas bersyukur sekali bisa mempersunting gadis pujaannya.

Keluarganya pun berjalan mawaddah warahmah.


***

Bagi sahabat Group Oase Jiwa (Setetes Embun di Padang Pasir) yang ingin namanya di TAG di Notes atau pict Notes silahkan add dulu akun berikut agar Team kami bisa dan memudahkan untuk men TAG sahabat sekalian !



TeamAdmin Oase Jiwa (SetetesEmbun di PadangPasir)

http://www.facebook.com/theadmin.oasejiwa



1 Menit saja, SARANKAN/SUGGEST keTeman Anda !



"Barang siapa MENUNJUKKAN pada KEBAIKAN ,

maka baginya PAHALA seperti orang yang MELAKUKANnya ."

(HR.Muslim)



Mohon maaf atas ketidak nyamanan ini

assalamu'alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh...

Kode etik Samurai


1. Gi (義 – Integritas)

Menjaga Kejujuran.

Seorang Samurai senantiasa mempertahankan etika, moralitas, dan kebenaran. Integritas merupakan nilai Bushido yang paling utama. Kata integritas mengandung arti jujur dan utuh.

Keutuhan yang dimaksud adalah keutuhan dari seluruh aspek kehidupan, terutama antara pikiran, perkataan, dan perbuatan. Nilai ini sangat dijunjung tinggi dalam falsafah bushido, dan merupakan dasar bagi insan manusia untuk lebih mengerti tentang moral dan etika.

"Seorang ksatria harus paham betul tentang yang benar dan yang salah, dan berusaha keras melakukan yang benar dan menghindari yang salah. Dengan cara itulah bushido biasa hidup." (Kode Etik Samurai)

2. Yū (勇 – Keberanian)

Berani dalam menghadapi kesulitan.

Keberanian merupakan sebuah karakter dan sikap untuk bertahan demi prinsip kebenaran yang dipercayai meski mendapat berbagai tekanan dan kesulitan. Keberanian juga merupakan ciri para samurai, mereka siap dengan risiko apapun termasuk mempertaruhkan nyawa demi memperjuangkan keyakinan.

Keberanian mereka tercermin dalam prinsipnya yang menganggap hidupnya tidak lebih berharga dari sebuah bulu. Namun demikian, keberanian samurai tidak membabibuta, melainkan dilandasi latihan yang keras dan penuh disiplin.

"Pastikan kau menempa diri dengan latihan seribu hari, dan mengasah diri dengan latihan selama ribuan hari". (Miyamoto Musashi)

3. Jin (仁 – Kemurahan hati)

Memiliki sifat kasih sayang.

Bushido memiliki aspek keseimbangan antara maskulin (yin) dan feminin (yang) . Jin mewakili sifat feminin yaitu mencintai. Meski berlatih ilmu pedang dan strategi berperang, para samurai harus memiliki sifat mencintai sesama, kasih sayang, dan peduli.

Kasih sayang dan kepedulian tidak hanya ditujukan pada atasan dan pimpinan namun pada kemanusiaan. Sikap ini harus tetap ditunjukan baik di siang hari yang terang benderang, maupun di kegelapan malam. Kemurahan hati juga ditunjukkan dalam hal memaafkan.

"Jadilah yang pertama dalam memaafkan."(Toyotomi Hideyoshi)

4. Rei (礼 – Menghormati)

Hormat kepada orang lain.

Seorang Samurai tidak pernah bersikap kasar dan ceroboh, namun senantiasa menggunakan kode etiknya secara sempurna sepanjang waktu.

Sikap santun dan hormat tidak saja ditujukan pada pimpinan dan orang tua, namun kepada tamu atau siap pun yang ditemui.

Sikap santun meliputi cara duduk, berbicara, bahkan dalam memperlakukan benda ataupun senjata.

"Apakah kau sedang berjalan, berdiri diam, sedang duduk, atau sedang bersandar, di dalam perilaku dan sikapmu lah kau membawa diri dengan cara yang benar-benar mencerminkan prajurit sejati. (Kode Etik Samurai)

5. Makoto atau (信 – Shin Kejujuran) dan tulus-iklas.

Bersikap Tulus & Ikhlas.

Seorang Samurai senantiasa bersikap Jujur dan Tulus mengakui, berkata atau memberikan suatu informasi yang sesuai kenyataan dan kebenaran.

Para ksatria harus menjaga ucapannya dan selalu waspada tidak menggunjing, bahkan saat melihat atau mendengar hal-hal buruk tentang kolega.

"Samurai mengatakan apa yang mereka maksudkan, dan melakukan apa yang mereka katakan. Mereka membuat janji dan berani menepatinya." (Toyotomi Hideyoshi)

"Perkataan seorang samurai lebih kuat daripada besi." (Kode Etik Samurai)

6. Meiyo (名誉 – Kehormatan)

Menjaga kehormatan diri.

Bagi samurai cara menjaga kehormatan adalah dengan menjalankan kode bushido secara konsisten sepanjang waktu dan tidak menggunakan jalan pintas yang melanggar moralitas.

Seorang samurai memiliki harga diri yang tinggi, yang mereka jaga dengan cara prilaku terhormat. Salah satu cara mereka menjaga kehormatan adalah tidak menyia-nyiakan waktu dan menghindari prilaku yang tidak berguna.

"Jika kau di depan publik, meski tidak bertugas, kalau tidak boleh sembarangan bersantai. Lebih baik kau membaca, berlatih kaligrafi, mengkaji sejarah, atau tatakrama keprajuritan." (Kode Etik Samurai)

7. Chūgo (忠義 – Loyal)

Menjaga Kesetiaan kepada satu pimpinan dan guru.

Kesetiaan ditunjukkan dengan dedikasi yang tinggi dalam melaksanakan tugas. Kesetiaan seorang ksatria tidak saja saat pimpinannya dalam keadaan sukses dan berkembang.Bahkan dalam keadaaan sesuatu yang tidak diharapkan terjadi, pimpinan mengalami banyak beban permasalahan, seorang ksatria tetap setia pada pimpinannya dan tidak meninggalkannya.

Puncak kehormatan seorang samurai adalah mati dalam menjalankan tugas dan perjuangan.

"Seorang ksatria mempersembahkan seluruh hidupnya untuk melakukan pelayanan tugas." (Kode Etik Samurai)

8. Tei (悌 – Menghormati Orang Tua)

Menghormati orang tua dan rendah hati.

Samurai sangat menghormati dan peduli pada orang yang lebih tua baik orang tua sendiri, pimpinan, maupun para leluhurnya.

Mereka harus memahami silsilah keluarga juga asal-usulnya.

Mereka fokus melayani dan tidak memikirkan jiwa dan raganya pribadi.

"Tak peduli seberapa banyak kau menanamkan loyalitas dan kewajiban keluarga di dalam hati, tanpa prilaku baik untuk mengekspresikan rasa hormat dan peduli pada impinan dan orang tua, maka kau tak bisa dikatakan sudah menghargai cara hidup samurai. (Kode Samurai)."

from tda way :)

Rahasia Sukses


Seorang pengusaha yang sukses ditanya oleh Panjul. "Apa sih rahasia kesuksesan
Anda?". Sang pengusaha menjawab sambil tersenyum. "Hanya satu hal Bung
!". Panjul penasaran hingga bertanya lagi. "Oh ya, hebat banget apa itu rahasianya?". Sang pengusaha itu menjawab dengan enteng. "Rahasianya
hanya bagaimana kita mengambil keputusan yang tepat ! (dengan bangga)". Panjul manggut-manggut lalu bertanya lagi. "Wow ya hebat, tapi
bagaimana anda bisa memutuskan dengan tepat ?" Pengusaha itu tersenyum
lagi, lalu menjawab, "Dari pengalaman bertahun-tahun Bung !"
Panjul
manggut manggut lagi, "Pengalaman macam apa yang bisa membuat Anda
memutuskan dengan tepat ?", tanya Panjul lagi. "Oooh itu kuncinya hanya
tiga kata", jawab Pengusaha. Panjul semakin penasaran. "Apa
itu ?". Lagi-lagi pengusaha itu tersenyum, "He...he...keputusan yang
keliru.".

(Copas dari Warta Kota)

Just for Fun


JURUS RAHASIA

Memasukan biji kacang ijo di hidung lalu keluar di mata.

Pernah lihat atraksi di stasiun TV seorang pesulap memasukan biji kacang ijo lewat hidung lalu keluar di mata ?
Pesulap mengambil satu biji kacang ijo dan dimasukan lewat hidung dengan disedot, setelah proses sedot-menyedot agak lama lalu dia keluarkan biji kacang ijo itu lewat mata sebelah kanan pojok. Orang yang melihatnya jadi kagum sambil berkata " Wah yang ini hebat..hebat bener...! "
Anda pingin tahu rahasianya ?

Rahasianya :
Ketika biji kacang ijo disedot lalu masuk ditenggorokan buru-buru ditelan supaya tidak masuk paru-paru, satelah menelannya lakukan sedot-menyedot terus seolah-olah mengangkat biji itu naik keatas ke mata. Sebelumnya mata kanannya diisi biji kacang ijo sebelah pojok kanan bawah. Hal ini tidak menganggu mata sebab biji itu berbentuk bulat dan halus kulitnya paling cuma terasa mengganjal saja, berbeda dengan kerikil atau benda lainya.
Menebak benda yang dipegang penonton dengan tepat, pakai ilmu kebatinan.

Penonton kita suruh memegang benda yang telah kita sediakan sebanyak 5 buah, bisa botol bekas minuman, bungkus rokok atau apa aja. Lalu salah satu penonton kita suruh memegang salah satu benda tersebut sekali saja, sedangkan mata kita tertutup dengan posisi badan membelakangi benda-benda tersebut yang akan dipegang.

Kita katakan pada penonton bahwa nanti kita akan tahu nama benda apa yang tadi telah dipegang oleh salah satu orang tadi, sebab kita mengetahui dengan medeteksi benda tersebut dengan cara menerawang satu-persatu benda-benda itu dan mencocokan dengan aura yang dimiliki oleh orang yang kita suruh memegang benda tadi, karena kita merasakan aura orang itu masih membekas di benda yang tadi dipegangnya.
Maka hasilnya kita tahu dengan tepat mana benda yang tadi di pegang orang itu, penontonpun akan berdecak kagum atas kelebihan kita mereka kira kita punya ilmu kebatinan yang tinggi, hee....hee.....hee......

Rahasianya :
Diantara penonton itu sebenarnya kita punya patner yang bisa diajak kerja sama, yaitu untuk mengetahui atau memberi tahu benda mana yang tadi dipegang orang itu. Sebelumnya kita sepakat berdua agar dia memberi tahu dengan kode yang telah kita buat terlebih dulu yaitu dengan cara memegang salah satu anggota tubuh dikepala.

Sebagai contohnya :
- Bila benda pertama dipegang, kodenya dia pegang hidung
- Bila benda ke 2 dipegang, kodenya dia pegang kuping
- Bila benda ke 3 dipegang, kodenya dia pegang dagu
- Bila benda ke 4 dipegang, kodenya dia pegang leher
- Bila benda ke 5 dipegang, kodenya dia pegang rambut
Cara memberi kodenya bisa dengan pura-pura garuk-garuk hidungnya, kuping, dagu, leher atau rambutnya sesuai dengan nomer kodenya, maksudnya biar tidak dicurigai, hee....hee...hee.... .

Setelah sukses yang pertama bisa dilanjutkan yang kedua kali dan seterusnya terserah anda mau berapa kali permainanya.

Penulis : Rakaton Paranormal or id
Trik pukul Balok Es langsung Patah

Pertama sediakan beberapa balok es batu kemudian es batu tsb kita potong dengan garaji,terus kita sambung kembali sampai nempel.kemudian kita ambil bangku untuk ngarat/mukul es tersebut kalo es batu itu sampai 5 maka jangan lupa setiap tumpukan esbatu di kasi sela kayu ,kemudian kita siap siap mukul jangan lupa berlagak baca mantra atau doa ,Ciaaaaaaaaaat jederrrr patah semua es batu hahahhaaa kamu jadi orang kiat silakan coba !!!!!

Penulis : pagarnusa
Makan beling atau kaca

Bahan : Beling lampu minyak/stom, satu gelas kopi

caranya pecah beling tersebut lalu makan kries kries ,beling yg terbuat dari stum kalo pecah memang tidak tajam ,di telan juga gpp kalo takut di sembunyikan di mulut aja trus minum kopi sambil di muntahkan di kopi kan gak kelihatan hehhehe

Penulis : pagarnusa paranormal or id
Merokok tampa ada asapnya

Saya seh dulu pernah di kerjaain sama temen. Mereka ngajak saya ngisepin rokok sampe habis tampa ada asap yg keluar dari mulut. Saya seh pass ngisep rokoknya memang sampe abis tetapi masih ada asep yg keluar dari mulut dikit.
tapi temen saya gak keluar asepnya sama sekali. Ternyata caranya. Gak di isep malah di tiup sama dia. Jadi rokok abis terus asep gak ada keluar dari mulut dia

Penulis : hantuCrew
Abu Rokok yang tahan lama

Ajak teman anda untuk beradu panjang abu rokok yang dihisap. Setelah menghisap rokok, terlihat abu rokok anda tidak jatuh2 dari awal sampai akhir.

Rahasianya..

Gunakan paperclip kecil dan luruskan, kemudian masukkan melalui filternya secara perlahan hingga habis.

Sewaktu merokok hindari guncangan agar rahasia tidak terbongkar, dan ketika atraksi selesai jangan lupa langsung sembunyikan rokok anda.
Membuktikan adanya jin penunggu golok pusaka.

Membuktikan adanya jin penunggu golok pusaka.

Golok pusaka yang dimiliki seorang paranormal akan dibuktikan kalau ini golok katanya ada penunggunya yang bisa membantu masalah yang diderita oleh pasien. Dia keluarkan golok itu dari sarungnya dengan penghormatan, lalu diambilnya bambu kecil yang sudah diserut (mirip sebatang lidi) dengan panjang kira-kira 15 cm, lalu bambu itu dipatahkan bagian tepat tengahnya tapi tidak sampai terpotong jadi 2.

Sehingga menjadi bentuk " /\ " lalu ditaruhnya diatas golok pusaka dengan posisi mata golok yang tajam menghadap kebawah. Setelah bambu naik di atas pangkal punggung golok paranormal ini berkata pada pasiennya,
" Bila nanti bambu ini berjalan dari pangkal sampai ujung golok lalu jatuh kelantai berarti jin penunggu golok bersedia membantu, tapi kalau bambu hanya bergerak bolak-balik, maju-mundur berarti jin itu tidak bersedia membantu."

Mulailah dia mendekatkan goloknya ke lantai hingga kaki kedua bambu tadi menempel ke lantai, tak lama kemudian bambupun muali bergerak-gerak kemudian berjalan merayap diatas punggung golok hingga ke ujung golok dan akhirnya jatuh ke lantai. Berarti jin penunggu golok pusaka bersedia membantu si pasien, pasiennyapun senang dan bersedia membayar berapapun yang diminta.
Wow......jadi kaya mendadak paranormal itu, mau tahu rahasianya ?

Rahasianya :
Waktu golok didekatkan kelantai posisinya jangan lurus benar (horisontal) tapi ujung golok agak turun sedikit kira-kira 5 derajat, maka bambu akan berjalan sendiri seiring naik turunnya tangan kanan yang memegangi golok secara otomatis. Naik turun tangan itu karena nafas kita yang kembang-kempis sehingga bambupun berjalan mengikuti irama nafas dengan gerakan halus seolah-olah mahkluk halus yang menggerakan.

Bagaimana gampang kan jadi paranormal ?, hee.......hee.......hee.........

Penulis : Rakaton Paranormal or id

Telur masuk botol secara gaib.

Pernah lihat sebiji telur masuk botol secara gaib ?, bagi yang pernah akan heran dari mana masuknya ?, padahal botol itu kan lubangnya kecil lebih besaran telornya lalu masuknya dari mana ?, wah ajaib bener nih, begitu kira-kira batinya berguman.

Rahasianya adalah : telur ayam atau bebek direndam dulu di air cuka kira-kira 30 menit, setelah lembek kulitnya, diangkat lalu dimasukan kedalam botol, telur tidak akan pecah sebab kulitnya lembek (lentur), botol yang dipakai yang berwarna bening jadi bisa dilihat dari luar. Setelah lama kulit telur itu akan mengeras kembali seperti semula, maka andapun dikira punya ilmu yang sakti pula, hee....hee...hee....

Lalu gimana caranya bingkai foto dari kayu bisa masuk botol pula, ada yang bisa ?

Penulis : Rakaton Paranormal or id
Mematahkan pensil dengan uang

Ingat atraksi ki Joko Bodo?
Begini atraksinya, penonton diperlihatkan sebuah pensil. Kemudian ia meminta penonton untuk mematahkan pensil dengan uang 50rb an. Tidak ada yg berhasil.

Kemudian ia mengalirkan energi tenaga dalam keuang tersebut, dan diayunkan kepensil.. gagal.. kemudian terlihat ia lebih berkonsentrasi, dan sekali ini diayunkan lagi.. brak.. pensil patah. Luar biasa !!

Begini rahasianya.. Pegang uang dengan menjepitnya menggunakan jari jempol dan telunjuk. Agar pensil bisa patah, sewaktu dekat dengan pensil, luruskan telunjuk untuk mengenai pensil, setelah itu kembalikan posisi telunjuk seperti waktu hendak mengayun. Sukses. Anda sudah jadi orang sakti seperti ki Joko Bodo.

Penulis : WM Paranormal or id
Mengambil benda yang dikirim lewat santet atau teluh.

Seorang paranormal sedang menyembuhkan pasiennya yang sudah lama sakit belum sembuh-sembuh. Menurut dia pasiennya ini telah di santet salah satu musuhnya dengan mengirim benda-benda tajam di dalam perutnya. Si pasien disuruhnya berbaring dengan membuka pakaian agar terlihat perutnya sedikit untuk memudahkan dia menarik benda tajam yang ada di perutnya pasien.

Dia sediakan sebuah mangga yang ditaburi kembang dan ditaruh diatas piring, sebelumnya buah mangga itu suruh diperiksa dulu sama pasien atau keluarganya, mangga tersebut masih mulus kullitnya tidak ada bekas luka dan barusan dipetik dihalaman rumah dengan bukti tangkainya mengeluarkan getah yang bercucuran. Lalu dengan komat-kamit paranormal itu membaca mantra dengan telapak tangan kanannya menempel di perut pasien, dan dengan tenaga yang kuat sampai tangannya bergetar hebat dia menarik benda itu lalu dimasukan ke dalam buah mangga.
Setelah dirasa selesai mangga itu disuruh kupas pihak keluarga pasien, dengan hati-hati mengupas akhirnya ditemukan jarum dan paku kecil-kecil, wow....gila benar.......!!

Rahasianya :
Sebelumnya paku dan jarum dimasukin di buah mangga yang masih kecil, buah ini bisa buah mangga, pepaya, pisang atau yang lainya. Setelah buah di tusuk-tusuk hingga jarum tak kelihatan, buah dibiarkan hidup dipohonya sampai besar maka bekas tusukan jarum atau paku tidak akan kelihatan dan kulit buah kembali mulus tidak ada luka tusukan lagi. Dan bila ingin menggunakannya tinggal dipetik saja.

Bagaimana gampang kan jadi orang sakti ?, hee.......hee.......hee.........
Penulis : Rakaton Paranormal or id
Memecahkan Botol Teh atau SoftDrink

Saya dolo pernah melihat atraksi di panggung. Memecahkan bawahnya teh botol yg udah di buka yg masih ada isi penuh. Cara mereka memecahkan bawah teh botol itu. atasnya teh botol di pegang terus di tepuk lobang nya dengan telapak tangan. Dan langsung pecah bawahnya teh botol.

Waktu saya melihat atraksi itu memang agak heran. terus saya bertanya kepada mereka. dia bilang anda musti belajar silat dah mendalami ilmu kebatinan. jadi musti bertahunan belajar baru bisa.
Waktu itu saya dah mau siap mau belajar silat dan mendalami kebatinan supaya bisa memecahkan botol itu. tetapi karena saya curious. Saya coba sendiri.. 1 minggu saya cobakan. gak bisa pecah juga. tetapi sesudah saya pelajari selah nya. Bisa pecah gak usah mempelajari ilmu kebatinan.
Caranya pegang atasan teh botl. Tapi gak kuat banget. pukul dengan telapak tangan tutup teh botol itu. Secara gravity. Biar force nya yg dari tepukan di atas berjalan kebawah. jadi pass di bawah gak ada jalan lain buat force nya tuk pergi jadi pecah deh tuh bawahan nya teh bottol.
Penulis : WM Paranormal or id
Trik pengobatan santet

Pernah dengar, atau lihat dukun yang mengobati santet berhasil memindahkan dari dalam diri pasien, materi santetan kedalam sebuah telur yang digosok2kan dilokasi yang diyakini kena santet. Kemudian ketika telur dipecahkan.. buum.. keluar silet.. jarum.. paku.. dsb.

Jangan percaya. Tidak ada santet yang seperti itu, itu hanyalah akal2an sidukunnya saja.

Begini triknya.

Siapkan telurnya dulu, kemudian rendam kedalam cuka dapur, sekurangnya 1 jam ditempat tertutup.

Ketika kulit telur sudah lunak, masukkan benda2 yang diingin kedalam telurnya. Untuk menghilang lubang bekas memasukkan benda tadi, gunakan sabun yang berwarna sama dengan kulit telurnya.

Selamat.. anda sudah siap menjadi dukun sakti !!!
Penulis : WM Paranormal or id
Anti Cukur

Seringkali kita melihat atraksi mendebarkan, seseorang dengan menggunakan silet, menyayat bagian tubuhnya, lidahnya. Bahkan ketika digunakan untuk memotong rambutnya, tidak bisa putus sama sekali.

Apakah itu betul2 kebal?

Begini rahasianya.

Anda harus menyiapkan silet khusus yang salat satu bagiannya ditumpulkan terlebih dahulu. Caranya dengan menggunakan gelas kaca dan digosok2an bagian yang ingin ditumpulkan, sampai ketika kita coba memotong rambut, tidak lagi bisa putus.

Ketika ingin mendemonstrasikan, gunakan bagian silet yang belum ditumpulkan, untuk memotong kertas, atau rambut. Setelah itu, sambil komat-kamit sebentar, baliklah mata siletnya, dan peragakan bagaimana silet tumpul tersebut tidak bisa melukai tubuh, bahkan memotong rambut kita.

Sumber: WM Paranormal or id

Kisah Istri Sholehah



Usia istri Yaqin masih sangat muda, sekitar 19 tahun. Sedangkan usia Yaqin waktu itu sekitar 23 tahun. Tetapi mereka sudah berkomitmen untuk menikah.

Istrinya Yaqin cantik, putih, murah senyum dan tutur katanya halus. Tetapi kecantikannya tertutup sangat rapi. Dia juga hafal Al-Qur’an di usia yang relatif sangat muda , Subhanallah…

Sejak awal menikah, ketika memasuki bulan kedelapan di usia pernikahan mereka, istrinya sering muntah-muntah dan pusing silih berganti… Awalnya mereka mengira “morning sickness” karena waktu itu istrinya hamil muda.

Akan tetapi, selama hamil bahkan setelah melahirkanpun istrinya masih sering pusing dan muntah-muntah. Ternyata itu akibat dari penyakit ginjal yang dideritanya.

Satu bulan terakhir ini, ternyata penyakit yang diderita istrinya semakin parah..

Yaqin bilang, kalau istrinya harus menjalani rawat inap akibat sakit yang dideritanya. Dia juga menyampaikan bahwa kondisi istrinya semakin kurus, bahkan berat badannya hanya 27 KG. Karena harus cuci darah setiap 2 hari sekali dengan biaya jutaan rupiah untuk sekali cuci darah.

Namun Yaqin tak peduli berapapun biayanya, yang terpenting istrinya bisa sembuh.

Pertengahan bulan Ramadhan, mereka masih di rumah sakit. Karena, selain penyakit ginjal, istrinya juga mengidap kolesterol. Setelah kolesterolnya diobati, Alhamdulillah sembuh. Namun, penyakit lain muncul yaitu jantung. Diobati lagi, sembuh… Ternyata ada masalah dengan paru-parunya. Diobati lagi, Alhamdulillah sembuh.

***

Suatu ketika , Istrinya sempat merasakan ada yang aneh dengan matanya. “Bi, ada apa dengan pandangan Ummi?? Ummi tidak dapat melihat dengan jelas.” Mereka memang saling memanggil dengan “Ummy” dan ” Abi” . sebagai panggilan mesra. “kenapa Mi ?” Yaqin agak panik “Semua terlihat kabur.” Dalam waktu yang hampir bersamaan, darah tinggi juga menghampiri dirinya… Subhanallah, sungguh dia sangat sabar walau banyak penyakit dideritanya…

Selang beberapa hari, Alhamdulillah istri Yaqin sudah membaik dan diperbolehkan pulang.

Memasuki akhir Ramadhan, tiba-tiba saja istrinya merasakan sakit yang luar biasa di bagian perutnya, sangat sakiiit. Sampai-sampai dia tidak kuat lagi untuk melangkah dan hanya tergeletak di paving depan rumahnya.

***

“Bi, tolong antarkan Ummi ke rumah sakit ya..” pintanya sambil memegang perutnya…

Yaqin mengeluh karena ada tugas kantor yang harus diserahkan esok harinya sesuai deadline. Akhirnya Yaqin mengalah. Tidak tega rasanya melihat penderitaan yang dialami istrinya selama ini.

Sampai di rumah sakit, ternyata dokter mengharuskan untuk rawat inap lagi. Tanpa pikir panjang Yaqin langsung mengiyakan permintaan dokter.

“Bi, Ummi ingin sekali baca Al-Qur’an, tapi penglihatan Ummi masih kabur. Ummi takut hafalan Ummi hilang.”

“Orang sakit itu berat penderitaannya Bi. Disamping menahan sakit, dia juga akan selalu digoda oleh syaitan. Syaitan akan berusaha sekuat tenaga agar orang yang sakit melupakan Allah. Makanya Ummi ingin sekali baca Al-Qur’an agar selalu ingat Allah.

Yaqin menginstal ayat-ayat Al-Qur’an ke dalam sebuah handphone. Dia terharu melihat istrinya senang dan bisa mengulang hafalannya lagi, bahkan sampai tertidur. Dan itu dilakukan setiap hari.

“Bi, tadi malam Ummi mimpi. Ummi duduk disebuah telaga, lalu ada yang memberi Ummi minum. Rasanya enaaak sekali, dan tak pernah Ummi rasakan minuman seenak itu. Sampai sekarangpun, nikmatnya minuman itu masih Ummi rasakan”

“Itu tandanya Ummi akan segera sembuh.” Yaqin menghibur dirinya sendiri, karena terus terang dia sangat takut kehilangan istri yang sangat dicintainya itu.

Yaqin mencoba menghibur istrinya. “Mi… Ummi mau tak belikan baju baru ya?? Mau tak belikan dua atau tiga?? Buat dipakai lebaran.”

“Nggak usah, Bi. Ummi nggak ikut lebaran kok” jawabnya singkat. Yaqin mengira istrinya marah karena sudah hampir lebaran kok baru nawarin baju sekarang.

“Mi, maaf. Bukannya Abi nggak mau belikan baju. Tapi Ummi tahu sendiri kan, dari kemarin-kemarin Abi sibuk merawat Ummi.”

“Ummi nggak marah kok, Bi. Cuma Ummi nggak ikut lebaran. Nggak apa-apa kok Bi.”

”Oh iya Mi, Abi beli obat untuk Ummi dulu ya…??” Setelah cukup lama dalam antrian yang lumayan panjang, tiba-tiba dia ingin menjenguk istrinya yang terbaring sendirian. Langsung dia menuju ruangan istrinya tanpa menghiraukan obat yang sudah dibelinya.

***

Tapi betapa terkejutnya dia ketika kembali . Banyak perawat dan dokter yang mengelilingi istrinya.

“Ada apa dengan istriku??.” tanyanya setengah membentak. “Ini pak, infusnya tidak bisa masuk meskipun sudah saya coba berkali-kali.” jawab perawat yang mengurusnya.

Akhirnya, tidak ada cara lain selain memasukkan infus lewat salah satu kakinya. Alat bantu pernafasanpun langsung dipasang di mulutnya.

Setelah perawat-perawat itu pergi, Yaqin melihat air mata mengalir dari mata istrinya yang terbaring lemah tak berdaya, tanpa terdengar satu patah katapun dari bibirnya.

“Bi, kalau Ummi meninggal, apa Abi akan mendoakan Ummi?” “Pasti Mi… Pasti Abi mendoakan yang terbaik untuk Ummi.” Hatinya seakan berkecamuk. “Doanya yang banyak ya Bi” “Pasti Ummi” “Jaga dan rawat anak kita dengan baik.”

Tiba-tiba tubuh istrinya mulai lemah, semakin lama semakin lemah. Yaqin membisikkan sesuatu di telinganya, membimbing istrinya menyebut nama Allah. Lalu dia lihat kaki istrinya bergerak lemah, lalu berhenti. Lalu perut istrinya bergerak, lalu berhenti. Kemudian dadanya bergerak, lalu berhenti. Lehernya bergerak, lalu berhenti. Kemudian matanya…. Dia peluk tubuh istrinya, dia mencoba untuk tetap tegar. Tapi beberapa menit kemudian air matanya tak mampu ia bendung lagi…

Setelah itu, Yaqin langsung menyerahkan semua urusan jenazah istrinya ke perawat. Karena dia sibuk mengurus administrasi dan ambulan. Waktu itu dia hanya sendiri, kedua orang tuanya pulang karena sudah beberapa hari meninggalkan cucunya di rumah. Setelah semuanya selesai, dia kembali ke kamar menemui perawat yang mengurus jenazah istrinya.

“Pak, ini jenazah baik.” kata perawat itu. Dengan penasaran dia balik bertanya. “Dari mana ibu tahu???” “Tadi kami semua bingung siapa yang memakai minyak wangi di ruangan ini?? Setelah kami cari-cari ternyata bau wangi itu berasal dari jenazah istri bapak ini.” “Subhanalloh…”

Tahukah sahabatku,… Apa yang dialami oleh istri Yaqin saat itu? Tahukah sahabatku, dengan siapa ia berhadapan? Kejadian ini mengingatkan pada suatu hadits

“Sesungguhnya bila seorang yang beriman hendak meninggal dunia dan memasuki kehidupan akhirat, ia didatangi oleh segerombol malaikat dari langit. Wajah mereka putih bercahaya bak matahari. Mereka membawa kain kafan dan wewangian dari surga. Selanjutnya mereka akan duduk sejauh mata memandang dari orang tersebut. Pada saat itulah Malaikat Maut ‘alaihissalam menghampirinya dan duduk didekat kepalanya. Setibanya Malaikat Maut, ia segera berkata: “Wahai jiwa yang baik, bergegas keluarlah dari ragamu menuju kepada ampunan dan keridhaan Allah”. Segera ruh orang mukmin itu keluar dengan begitu mudah dengan mengalir bagaikan air yang mengalir dari mulut guci. Begitu ruhnya telah keluar, segera Malaikat maut menyambutnya. Dan bila ruhnya telah berada di tangan Malaikat Maut, para malaikat yang telah terlebih dahulu duduk sejauh mata memandang tidak membiarkanya sekejap pun berada di tangan Malaikat Maut. Para malaikat segera mengambil ruh orang mukmin itu dan membungkusnya dengan kain kafan dan wewangian yang telah mereka bawa dari surga. Dari wewangian ini akan tercium semerbak bau harum, bagaikan bau minyak misik yang paling harum yang belum pernah ada di dunia. Selanjutnya para malaikat akan membawa ruhnya itu naik ke langit. Tidaklah para malaikat itu melintasi segerombolan malaikat lainnya, melainkan mereka akan bertanya: “Ruh siapakah ini, begitu harum.” Malaikat pembawa ruh itupun menjawab: Ini adalah arwah Fulan bin Fulan (disebut dengan namanya yang terbaik yang dahulu semasa hidup di dunia ia pernah dipanggil dengannya).” (HR Imam Ahmad, dan Ibnu Majah).

***

“Sungguh sangat singkat kebersamaan kami di dunia ini , akan tetapi sangat banyak bekal yang dia bawa pulang. Biarlah dia bahagia di sana” Air matapun tak terasa mengalir deras dari pipi Yaqin.

Subhanallah…

sumber: kafemuslimah

Read more: http://arrahmah.com/read/2011/11/14/16357-kisah-nyata-kisah-seorang-istri-yang-shalihah.html#ixzz1igwzFhpQ

Trik Penipuan Pulsa


TRIK*balesan Sms buat penipu pulsa

Bila Ente dapet balesan Sms buat penipu pulsa: "Tolong isikan mama pulsa yang 20 ribu ke nomor 0812xxxxxxxx, mama lagi ada masalah, sekarang di kantor polisi, nanti pulangnya mama ganti! Cepet ya sekarang!

Dibawah ini beberapa tips untuk membalasnya:
Spoiler for Show:
- Ya ampun! Ini udah yang ke-55 kali minta pulsa? Tobaaaat Ma!

- Mama!!!! Inget utang kita di tukang pulsa udah ratusan juta!

- Okeeee... Ade kirimin pulsa deh. Tapi besok beliin Honda Jazz yaaa!

- Sip! Nanti dianterin vouchernya ama polisi ke sana. Mama dimana ini?

- Sejak kapan mama punya hape????

- Mama??? Beneran ini mama??? Ma pulang maaa, Ade kangeeeeeen...

- Mama.............. Aku hamil...

- Ntar ma, tunggu aku bebas dari penjara ya... 7 tahun lagi. Sabar...

- Ya iyalah pasti di kantor polisi! Mama kan polwan!

- Ma, pulsa sih urusan belakangan. Ini lebih penting ma! Papa tadi godain tante sebelah. Gimana coba ma????!!!

- Tadi udah beli voucher, tapi vouchernya diambil sama alien. Untung ade gak ikut diculik ama mereka, terus dibawa ke planet Mars.

- Vouchernya abis. Adanya bom buku yang judulnya Neraka Buat Penipu. Ade kirim itu aja ya ma?

- Kirim pulsa mahal ma. Jaman serba susah gini. Udah deh, ade kirim do'a aja biar gratis. Nama mama siapa? Matinya kapan?
- Ya ampun! Di alam kubur bisa SMS? Mama! Ngaku! Pinjem hape malaikat ya???!!!

Tafsir Albaqarah 282



Assalaamu 'Alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh. Selamat pagi anak2ku & sahabat2ku, Tadarus/Kajian Pagi kita masih tetap melanjutkan AYAT DEMI AYAT SESUAI DENGAN URUTANNYA. Setelah memperingatkan kita untuk memelihara diri dari azab, dan apa saja yang kita lakukan di dunia ini semua akan mendapat ganjaran yang baik maupun yang buruk, maka ayat lanjutan berbicara mengenai bermuamalah yaitu berjualbeli, hutang piutang, atau sewa menyewa dan sebagainya. Ayat ini adalah yang terpanjang dalam al-Qur'an

. أعوذ بالله من الشيطان الرجيم (QS al-Baqarah 2: 282) يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا تَدَايَنْتُمْ بِدَيْنٍ إِلَى أَجَلٍ مُسَمًّى فَاكْتُبُوهُ ۗ وَلْيَكْتُبْ بَيْنَكُمْ كَاتِبٌ بِالْعَدْلِۖ وَلا يَأْبَ كَاتِبٌ أَنْ يَكْتُبَ كَمَا عَلَّمَهُ اللَّهُ فَلْيَكْتُبْ ۚ وَلْيُمْلِلِ الَّذِي عَلَيْهِ الْحَقُّ وَلْيَتَّقِ اللَّهَ رَبَّهُ وَلا يَبْخَسْ مِنْهُ شَيْئًا ۗ فَإِنْ كَانَ الَّذِي عَلَيْهِ الْحَقُّ سَفِيهًا أَوْ ضَعِيفًا أَوْ لا يَسْتَطِيعُ أَنْ يُمِلَّ هُوَ فَلْيُمْلِلْ وَلِيُّهُ بِالْعَدْلِ ۗ وَاسْتَشْهِدُوا شَهِيدَيْنِ مِنْ رِجَالِكُمْ ۚ فَإِنْ لَمْ يَكُونَا رَجُلَيْنِ فَرَجُلٌ وَامْرَأَتَانِ مِمَّنْ تَرْضَوْنَ مِنَ الشُّهَدَاءِ أَنْ تَضِلَّ إِحْدَاهُمَا فَتُذَكِّرَ إِحْدَاهُمَا الأخْرَىۗ وَلا يَأْبَ الشُّهَدَاءُ إِذَا مَا دُعُوا ۗ وَلا تَسْأَمُوا أَنْ تَكْتُبُوهُ صَغِيرًا أَوْ كَبِيرًا إِلَى أَجَلِهِ ۗ ذَلِكُمْ أَقْسَطُ عِنْدَ اللَّهِ وَأَقْوَمُ لِلشَّهَادَةِ وَأَدْنَى أَلا تَرْتَابُوا إِلا أَنْ تَكُونَ تِجَارَةً حَاضِرَةً تُدِيرُونَهَا بَيْنَكُمْ فَلَيْسَ عَلَيْكُمْ جُنَاحٌ أَلا تَكْتُبُوهَا ۗ وَأَشْهِدُوا إِذَا تَبَايَعْتُمْ ۖ وَلا يُضَارَّ كَاتِبٌ وَلا شَهِيدٌ ۗ وَإِنْ تَفْعَلُوا فَإِنَّهُ فُسُوقٌ بِكُمْ ۗ وَاتَّقُوا اللَّهَ وَيُعَلِّمُكُمُ اللَّهُ ۗ وَاللَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ

“YAAA AYYUHAL-LADZIINA AAMANUU=Hai orang-orang yang beriman!” “IDZAA TADAAYANTUM=jika kamu mengadakan utang piutang”, maksudnya muamalah seperti jua beli, sewa-menyewa, utang-piutang dan lain-lain “BIDAININ=secara tidak tunai”, misalnya pinjaman atau pesanan “ILAAA AJALIM-MUSAMMAN=untuk waktu yang ditentukan” atau diketahui, “FAKTUBUUHU=maka hendaklah kamu catat” untuk pengukuhan dan menghilangkan pertikaian nantinya. “WAL-YAKTUB=dan hendaklah ditulis” surat utang itu “BAINAKUM KAATIBUM-BIL’ADDLI=di antara kamu oleh seorang penulis dengan adil” maksudnya benar tanpa menambah atau mengurangi jumlah utang atau jumlah temponya.

“WALAA YA’BA=dan janganlah merasa enggan” atau berkeberatan “KAATIBUN=penulis itu” untuk “AY-YAKTUBA=menuliskannya” jika ia diminta, “KAMAA ‘ALLAMAHULLOOHU=sebagaimana telah diajarkan Allah kepadanya”, artinya telah diberi-Nya karunia pandai menulis, maka janganlah dia kikir menyumbangkannya. 'Kaf' di sini berkaitan dengan 'ya'ba' “FALYAKTUBB=maka hendaklah dituliskannya” sebagai penguat “WAL-YUMLILI=dan hendaklah diimlakkan” surat itu “AL-LADZII ‘ALAIHIL-HAQQU=oleh orang yang berutang” karena dialah yang dipersaksikan, maka hendaklah diakuinya agar diketahuinya kewajibannya, “WAL-YATTAQILLAAHA ROBBAHUU=dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah, Tuhannya” dalam mengimlakkan itu “WALAA YABBKHOS MINHU=dan janganlah dikurangi darinya”, maksudnya dari utangnya itu “SYAI-AN=sedikit pun juga", "FA-IN KAANAL-LADZII ‘ALAIHIL-HAQQU SAFIIHAN=dan sekiranya orang yang berutang itu bodoh” atau boros “AW DHO’IIFAN=atau lemah keadaannya” untuk mengimlakkan disebabkan terlalu muda atau terlalu tua “AW LAA YASTATHII’U AY-YUMILLA HUWA=atau ia sendiri tidak mampu untuk mengimlakkannya” disebabkan bisu atau tidak menguasai bahasa dan sebagainya,

“FALYUMLIL WALIYYUHUU=maka hendaklah diimlakkan oleh walinya”, misalnya bapak, orang yang diberi amanat, yang mengasuh atau penerjemahnya “BIL-‘ADDLI=dengan jujur”. “WAS-TASYHIDUU=dan hendaklah persaksikan” utang itu kepada “SYAHIIDAINI MIR-RIJAALIKUM=dua orang saksi di antara laki-lakimu” artinya dua orang Islam yang telah baligh lagi merdeka “FA-ILLAM YAKUUNAA= jika keduanya mereka itu bukan”, yakni kedua saksi itu “ROJULAINI=dua orang laki-laki", "FAROJULUW-WAMRO-ATAANI=maka seorang laki-laki dan dua orang perempuan” boleh menjadi saksi “MIMMAN TARDHAUNA=di antara saksi-saksi yang kamu sukai” disebabkan agama dan kejujurannya. “MINASY-SYUHADAAA-I AN TADHILLA =saksi-saksi wanita jadi berganda ialah supaya jika yang seorang lupa” akan kesaksian disebabkan kurangnya akal dan lemahnya ingatan mereka,

“IHDAAHUMAA FATU-DZAKKIRO IHDAAHUMAL-UKHROO=maka yang lain yang ingat akan mengingatkan kawannya”, yakni yang lupa. Ada yang membaca 'tudzkir' dan ada yang dengan tasydid 'tudzakkir'. Jumlah dari idzkar menempati kedudukan sebagai illat, artinya untuk mengingatkannya jika ia lupa atau berada di ambang kelupaan, karena itulah yang menjadi sebabnya. Menurut satu qiraat 'in' syarthiyah dengan baris di bawah, sementara 'tudzakkiru' dengan baris di depan sebagai jawabannya. “WALAA YA’BASY-SYUHADAAA-U IDZAA MAA=dan janganlah saksi-saksi itu enggan jika” 'ma' sebagai tambahan “DU’UUU=mereka dipanggil” untuk memikul dan memberikan kesaksian “WALAA TAS-AMUUU=dan janganlah kamu jemu” atau bosan

“AN TAKTUBUUHU=untuk menuliskannya”, artinya utang-utang yang kamu saksikan, karena memang banyak orang yang merasa jemu atau bosan “SHOGIIRON AW KABIIRON=biar kecil atau besar” sedikit atau banyak “ILAAA AJALIHI=sampai waktunya”, artinya sampai batas waktu membayarnya, menjadi 'hal' dari dhamir yang terdapat pada 'taktubuh', “DZAALIKUM =Demikian itu” maksudnya surat-surat tersebut “AQQSATHU ‘INDALLOOHI=lebih adil di sisi Allah" "WA-AQQWAMU LISY-SYAHAADATI=dan lebih mengokohkan persaksian”, artinya lebih menolong meluruskannya, karena adanya bukti yang mengingatkannya “WA-ADDNAAA=dan lebih dekat”, artinya lebih kecil kemungkinan “ALLAA TARTAABUUU=untuk tidak menimbulkan keraguanmu”, yakni mengenai besarnya utang atau jatuh temponya. “ILLAAA AN=kecuali jika” terjadi muamalah itu “TAKUUNA TIJAAROTAN HAADHIROTAN=berupa perdagangan tunai” menurut satu qiraat dengan baris di atas hingga menjadi khabar dari 'takuuna' sedangkan isimnya adalah kata ganti at-tijaarah “TUDIIRUUNAHAA BAINAKUM=yang kamu jalankan di antara kamu”, artinya yang kamu pegang dan tidak mempunyai waktu berjangka,

“FALAISA ‘ALAIKUM JUNAAHUN ALLAA TAKTUBUUHAA=maka tidak ada dosa lagi kamu jika kamu tidak menulisnya”, artinya barang yang diperdagangkan itu “WA ASYHIDUUU IDZAA TABAAYA’TUM=hanya persaksikanlah jika kamu berjual beli” karena demikian itu lebih dapat menghindarkan percekcokan. Maka soal ini dan yang sebelumnya merupakan soal sunnah “WALAA YUDHOOORRO KATIBUN WALAA SYAHIIDUN=dan janganlah penulis dan saksi (maksudnya yang punya utang dan yang berutang) menyulitkan atau mempersulit”, misalnya dengan mengubah surat tadi atau tak hendak menjadi saksi atau menuliskannya, begitu pula orang yang punya utang, tidak boleh membebani si penulis dengan hal-hal yang tidak patut untuk ditulis atau dipersaksikan. “WA-IN TAF’ALUU=dan jika kamu berbuat” apa yang dilarang itu, “FA-INNAHUU FUSUUQUN=maka sesungguhnya itu suatu kefasikan”, artinya keluar dari taat yang sekali-kali tidak layak “BIKUM, WATTAQULLOOHA=bagi kamu, dan bertakwalah kamu kepada Allah” dalam perintah dan larangan-Nya “WAYU’ALLIMUKUMULLOOHU=Allah mengajarimu” tentang kepentingan urusanmu. Lafal ini menjadi hal dari fi`il yang diperkirakan keberadaannya atau sebagai kalimat baru.

“WALLOOHU BIKULLI SYAI-IN ‘ALIIM=Dan Allah mengetahui segala sesuatu”. Ayat ini mengingatkan dan menjelaskan kepada orang-orang yang beriman, apabila melakukan praktik utang-piutang, hendaknya melakukan pencatatan mengenai waktu dan jumlah utang-piutang dengan cara yang baik lagi adil; tidak melakukan manipulasi atau menzhalimi yang lain; hendaknya disaksikan oleh dua saksi laki-laki yang mumpuni, dan jika tidak terdapat dua orang saksi dari laki-laki, dibolehkan satu laki-laki dengan dua perempuan. Hal itu agar bila salah satu lupa dan lengah, yang lainnya dapat mengingatkan; agar tidak lalai untuk mencatat semua jenis utang-piutang, baik yang besar maupun yang kecil Sementara, untuk praktik jual-beli secara langsung, tidak dianjurkan untuk dilakukan pencatatan, tetapi persaksian tetap diperlukan. Hendaklah saksi ataupun pencatat tidak mendapat perlakuan yang menyulitkan mereka dalam melakukan tugasnya masing-masing.

Inilah ayat yang terpanjang dalam Al-Qur’an, dan yang dikenal oleh para ulama dengan nama Ayat Al-Mudâyanah (ayat utang-piutang). Ayat ini antara lain berbicara tentang anjuran—atau menurut sebagian ulama—kewajiban menulis utang-piutang dan mempersaksikannya di hadapan pihak ketiga yang di percaya (notaris), sambil menekankan perlunya menulis utang, walau sedikit, disertai dengan jumlah dan ketetapan waktunya. Ayat ini ditempatkan setelah uraian tentang anjuran bershadaqah dan berinfaq (ayat 271-274), kemudian disusul dengan larangan melakukan transaksi riba (ayat 275-279), serta anjuran memberi tangguh kepada yang tidak mampu membayar utangnya sampai mereka mampu atau bahkan menshadaqahkan sebagian atau semua utang itu (ayat 280). Penempatan uraian tentang anjuran atau kewajiban menulis utang-piutang setelah anjuran dan larangan di atas mengandung makna tersendiri. Anjuran bershadaqah dan melakukan infaq di jalan Allah merupakan pengejawantahan rasa kasih sayang yang murni; selanjutnya larangan riba merupakan pengejawantahan kekejaman dan kekerasan hati, sehingga dengan perintah menulis utang-piutang yang mengakibatkan terpeliharanya harta, tercermin keadilan yang didambakan Al-Qur’an sehingga lahir jalan tengah antara rahmat murni yang diperankan oleh shadaqah dan kekejaman yang diperagakan oleh pelaku riba.

Larangan mengambil keuntungan melalui riba dan perintah bershadaqah dapat menimbulkan kesan bahwa Al-Qur’an tidak bersimpati terhadap orang yang memliki harta atau mengumpulkannya. Kesan keliru itu dihapus melalui ayat ini yang intinya memerintahkan untuk memelihara harta dengan menulis utang-piutang, walau sedikit, serta mempersaksikannya. Seandainya kesan itu benar, tentulah tidak akan ada tuntutan yang sedemkian terperinci menyangkut pemeliharaan dan penulisan utang-piutang. Disisi lain, ayat sebelum ayat ini adalah nasihat Ilahi kepada yang memiliki piutang untuk tidak menagih siapa yang sedang dalam kesulitan, nasihat itu dilanjutkan oleh ayat ini, kepada yang melakukan transaksi utang-piutang, yakni bahwa demi memelihara harta serta mencegah kesalahpahaman, utang-piutang, hendaknya ditulis walau jumlahnya kecil, di samping nasihat serta tuntunan lain yang berkaitan dengan utang-piutang. Ayat 282 ini dimulai dengan seruan Allah S.W.T. kepada kaum yang menyatakan beriman, Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermuamalah tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menulisnya. Perintah ayat ini secara redaksional ditujukan kepada orang-orang beriman, tetapi yang dimaksud adalah mereka yang melakukan transaksi utang-piutang, bahkan secara lebih khusus adalah yang berutang. Ini agar yang memberi piutang merasa lebih tenang dengan penulisan itu. Karena, menulisnya adalah perintah atau tuntunan yang sangat dianjurkan, walau kreditor tidak memintanya. Kata (تَدَايَنْتُمْ) tadâyantum, yang di atas diterjemahkan dengan bermuamalah, terambil dari kata dain, Kata ini memiliki bayak arti, tetapi makna setiap kata yang dihimpun oleh juru-huruf kata dain itu (yakni dâl, ya’, dan nûn) selalu menggambarkan hubungan antar dua pihak, salah satunya berkedudukan lebih tinggi daripada pihak yang lain. Kata ini antara lain berkaitan utang, pembalasan, ketaatan, dan agama. Kesemuanya menggambarkan hubungan timbal balik itu, atau dengan kata lain bermuamalah. Muamalah yang dimaksud adalah muamalah yang tidak secara tunai, yakni utang-piutang.

Penggalan ayat-ayat ini menasihati setiap orang yang melakukan transaksi utang-piutang dengan dua nasihat pokok. Pertama, dikandung oleh pernyataan untuk waktu yang ditentukan. Ini bukan saja mengisyaratkan bahwa ketika berutang masa pelunasannya harus ditentukan; bukan dengan berkata, ‘Kalau saya ada uang,” atau “Kalau si A datang,” karena ucapan semacam ini tidak pasti, rencana kedatangan si A pun dapat ditunda atau tertunda. Bahkan, anak kalimat ayat ini bukan hanya mengandung isyarat tersebut, tetapi juga mengesankan bahwa, ketika berutang seharusnya, sudah harus tergambar dalam benak pengutang bagaimana serta dari sumber mana pembayarannya diandalkan. Ini secara tidak langsung mengantar sang muslim untuk berhati-hati dalam berutang. Sedemikian keras tuntutan kehati-hatian sampai-sampai Nabi s.a.w. enggan menshalati mayat yang berutang tanpa ada yang menjamin utangnya (HR Abu Dayud dan an-Nasa’i), bahkan beliau bersabda, “Diampuni bagi syahid semua dosanya, kecuali utang” (HR Muslim dari ‘Amr Ibn al-‘Ash). Tuntunan agama melahirkan ketenangan bagi pemeluknya, sekaligus harga diri, Karena itu, agama tidak menganjurkan seseorang berutang kecuali jika sangat terpaksa. “Utang adalah kehinaan di siang dan keresahan di malam hari.” Demikian sabda Rasul shallallaahu ‘alaihi wasallam. Seorang yang tidak resah karena memiliki utang atau tidak merasa risih karenanya, dia bukan seorang yang menghayati tuntunan agama. Salah satu doa Rasul s.a.w. yang artinya: “Ya Allah aku berlindung kepada-Mu dari utang yang memberatkan serta penekanan manusia terhadapku”. Di sisi lain beliau bersabda, “Penangguhan pembayaran utang oleh yang mampu adalah penganiayaan” (HR Bukhari dan Muslim)

 Perintah menulis utang-piutang dipahami oleh banyak ulama sebagai anjuran, bukan kewajiban. Demikian praktik para sahabat Nabi ketika itu, demikian juga terbaca pada ayat berikut, Memang, sungguh sulit perintah itu diterapkan oleh kaum muslimin ketika turunnya ayat ini jika perintah menulis utang-piutang bersifat wajib karena kepandaian tulis menulis ketika itu sangat langka. Namun demikian, ayat ini mengisyaratkan perlunya belajar tulis-menulis karena dalam hidup ini setiap orang dapat mengalami kebutuhan pinjam dan meminjamkan. Itu diisyaratkan oleh penggunaan kata idzâ=apabila pada awal penggalan ayat ini, yang lazim digunakan untuk menunjukkan kepastian akan terjadinya sesuatu. Selanjutnya, kepada para penulis diingatkan agar janganlah enggan menulisnya sebagai tanda syukur sebab Allah telah mengajarnya, maka hendaklah ia menulis. Penggalan ayat ini meletakkan tanggung jawab diatas pundak penulis yang mampu, bahkan setiap orang yang memiliki kemampuan untuk melaksanakan sesuatu sesuai dengan kemampuannya.

Walaupun pesan ayat ini dinilai banyak ulama sebagai anjuran, ia menjadi wajib jika tidak ada selainnya yang mampu dan, pada saat yang sama, jika hak dikhawatirkan akan terabaikan. Allah memerintahkan siapa pun yang melakukan transaksi hutang piutang, agar mencatat jumlah hutang piutang itu, jangan sampai oleh satu dan lain hal tercecer hilang atau berkurang. Jangan bosan (enggan) menulisnya sedikit atau banyak sampai batas waktu pembayarannya. Bahkan kalau perlu meminta bantuan notaris dalam pencatatannya. Kepada notaris serta yang melakukan transaksi itu, Allah berpesan pada lanjutan ayat di atas: dalam arti, hendaknya notaris jangan merugikan orang yang melakukan transaksi terutama dengan mengurangi haknya masing-masing, dan bagi yang melakukan transaksi hendaknya jangan juga merugikan sang notaris dalam waktu, tenaga, dan pikirannya tanpa memberi imbalan yang wajar. Diperintahkan juga agar memilih saksi-saksi dalam hal hutang-piutang, kalau bukan dua orang lelaki, maka seorang lelaki dan dua orang perempuan: “Agar kalau seseorang tersesat/lupa, maka yang satu lainnya akan mengingatkannya. Demikian antara lain kandungan pesan ayat yang terpanjang dalam Al-Quran. Ketika Rasulullah s.a.w. pertama kali datang ke Madinah, beliau menyaksikan kebiasaan penduduk Madinah yang menyewakan lahan kebun mereka kepada sesama mereka dengan jangka waktu satu hingga tiga bulan. Melihat hal itu, Rasulullah s.a.w. bersabda: “Siapa saja yang menyewakan sesuatu kepada yang lain, hendaklah dengan harga tertentu dan jangka waktu yang disepakati untuk ditentukan pula.” Berkaitan dengan ini, Allah menurunkan ayat ini sebagai ajaran bagi kaum muslimin agar tidak terjebak kedalam persengketaan. (HR Bukhari dari Ibnu Abbas). Petunjuk-petunjuk di atas adalah jika muamalah dilakukan dalam bentuk utang-piutang, Tetapi, jika ia merupakan perdagangan tunai yang kamu jalankan di antara kamu, maka tak ada dosa bagi kamu (jika) kamu tidak menulisnya. Dan persaksikanlah apabila kamu berjual beli; perintah di sini oleh mayoritas ulama dipahami sebagai petunjuk umum, bukan perintah wajib. Saksi dan penulis yang diminta atau diwajibkan untuk menulis dan menyaksikan, tentu saja mempunyai aneka kepentingan pribadi atau keluarga; kehadirannya sebagai saksi, dan atau tugasnya menulis, dapat mengganggu kepentingannya. Di sisi lain, mereka yang melakukan transaksi jual beli atau utang-piutang itu, dapat juga mengalami kesulitan dari para penulis dan saksi jika mereka menyelewengkan kesaksian atau menyalahi ketentuan penulisan. Karena itu, Allah berpesan dengan menggunakan satu redaksi yang dapat dipahami sebagai tertuju kepada penulis saksi, kepada penjual dan pembeli, serta yang berutang dan pemberi utang. Penggalan ayat berikut yang menyatakan (وَلا يُضَارَّ كَاتِبٌ وَلا شَهِيد) dapat berarti janganlah penulis dan saksi memudharatkan yang bermuamalah, dan dapat juga berarti janganlah yang bermuamalah memudharatkan para saksi dan penulis. Salah satu bentuk mudharat yang dapat dialami oleh saksi dan penulis adalah hilangnya kesempatan memeroleh rezeki.

Karena itu, tidak ada salahnya memberikan mereka ganti biaya transport dan biaya administrasi sebagai imbalan jerih payah dan penggunaan waktu mereka. Di sisi lain, para penulis dan saksi hendaknya tidak juga merugikan yang bermuamalah dengan memperlambat kesaksian, apalagi menyembunyikannya, atau melakukan penulisan yang tidak sesuai dengan kesepakatan mereka. Jika kamu, wahai para saksi dan penulis serta yang melakukan muamalah, melakukan yang demikian, maka sesungguhnya hal itu adalah suatu kefasikan pada dirimu.” Kefasikan terambil dari akar kata yang bermakna terkelupasnya kulit sesuatu. Kefasikan adalah keluarnya seseorang dari ketaatan kepada Allah S.W.T. Atau, dengan kata lain, kedurhakaan. Ini berarti, siapa pun yang melakukan suatu aktivitas yang mengakibatkan kesulitan bagi orang lain, dinilai durhaka kepada Allah serta keluar dari ketaatan kepada-Nya. Ayat ini diakhiri dengan firmann-Nya: Dan bertakwalah kepada Allah; Allah mengajar kamu; dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. Menutup ayat ini dengan perintah bertakwa yang disusul dengan mengingatkan pengajaran Ilahi merupakan penutup yang amat tepat karena seringkali yang melakukan transaksi perdagangan menggunakan pengetahuan yang dimilikinya dengan berbagai cara terselubung untuk menarik keuntungan sebanyak mungkin.

Dari sini, peringatan tentang perlunya takwa serta mengingat pengajaran Ilahi menjadi sangat tepat. Demikian kata al-Biqa’i (ulama pakar tafsir). Dalam hal muamalah, Islam telah memberikan jawaban melalui system ekonomi syariah secara jelas dan aplikatif, karena pada hakikatnya system ekonomi syariah bukanlah merupakan teori baru, tapi system ini telah ada sejak Islam ini ada, dengan landasan teori dan contoh aplikasinya langsung dari Rasulullah s.a.w. Kemudian para pemikir Islam masa lalu pun telah mampu melahirkan teori-teori ekonomi secara sistematis sehingga tidak sedikit hasil karya ilmuwan muslim di bidang ekonomi tersebut yang diterjemahkan kedalam bahasa barat, diantaranya karya Al-Kindi, Al-Farabi, Al-Ghazali, Al-Khawarizmi, Ibnu Rusd, Ar-Razi, dan lain-lain. Bahkan tokoh ekonom barat yang juga disebut-sebut sebagai bapak ekonomi dunia, yaitu Adam Smith (1776 M), pun dalam bukunya tentang teori ekonomi The Wealth of Nation juga terinspirasi oleh teori ekonominya Abu Ubaidah tentang Al-Amwal (838 M) terbukti ia banyak memberikan ilustrasi tentang teorinya yang berkaitan dengan peradaban manusia, dimana menurutnya manusia yang terbelakang peradabannya melakukan aktifitas untuk pemenuhan kebutuhannya hanya dengan berburu atau ladang berpindah. Sementara dalam masyarakat modern dengan berdagang.

Argumen ini sama seperti yang dikemukakan Abu Ubaidah yang mengambil contoh dari bangsa Arab kala itu yang sudah maju dalam hal perdagangan. Adam Smith pun dalam penjelasannya tidak ragu-ragu menyebut era Nabi Muhammad s.a.w. dan Khulafaurrasyidin sebagai era kemajuan dalam perdagangan bangsa Arab dengan istilah Mohammed and His Immediate Successors. Etika Bermuamalah: Dalam hal muamalah ini, Imam Hasan Al-Bashri r.a. memberikan nasihat tentang etika bermuamalah. Beliau berkata, “Husnul Huluq terbangun atas tiga pilar: 1. Kaffu adza’ (Tidak mengganggu). 2. Badzlun nada’ (menyodorkan batuan). 3. Talaqatul wajhi (wajah yang berseri-seri). Dalam bermuamalah, tiga pilar ini harus dipenuhi. Jangan mengganggu sesama, berikan bantuan kepadanya, dan tersenyumlah untuknya, niscaya akan dirasakan manisnya ukhuwah dalam hati kita.” Semoga bermanfaat dan selamat beraktivitas... Have a nice day...

Prinsip Kepemimpinan Sultan Agung


Tujuh prinsip kepemimpinan Sultan Agung dalam “Serat Sastra-Gendhing”, memuat tujuh amanah:

Pertama, “Swadana Maharjeng-tursita”, seorang pemimpin haruslah sosok intelektual, berilmu, jujur dan pandai menjaga nama, mampu menjalin komunikasi atas dasar prinsip kemandirian.

Kedua, “Bahni-bahna Amurbeng-jurit”, selalu berada di depan dengan memberikan keteladanan dalam membela keadilan dan kebenaran.

Ketiga, “Rukti-setya Garba-rukmi”, bertekad bulat menghimpun segala daya dan potensi, guna kemakmuran dan ketinggian martabat bangsa.

Keempat, “Sripandayasih-Krami ”, bertekad menjaga sumber-sumber kesucian agama dan kebudayaan, agar berdaya manfaat bagi masyarakat luas.

Kelima, “Galugana-Hasta”, mengembangkan seni-sastra, seni-suara dan seni tari, guna mengisi peradaban bangsa.

Keenam, “Stiranggana-Cita”, sebagai pelestari dan pengembang budaya, pencetus sinar pencerahan ilmu dan pembawa obor kebahagiaan umat manusia.

Dan yang terakhir, butir ketujuh, “Smara-bhumi Adi-manggala”, tekad juang lestari untuk menjadi pelopor pemersatu dari pelbagai kepentingan yang berbeda-beda dari waktu ke waktu, serta berperan dalam perdamaian di mayapada.

by sapto t podjanarto

Kajian surat albaqarah 284



Assalaamu 'Alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh. Selamat pagi anak2ku & sahabat2ku, Tadarus/Kajian Pagi kita masih tetap melanjutkan AYAT DEMI AYAT SESUAI DENGAN URUTANNYA. Pada ayat yang lalu Allah menegaskan kekuasaan-Nya di seluruh jagad raya dan bahwa apa pun yang dikerjakan manusia, baik yang nyata maupun tersembunyi, semua akan dimintakan pertanggungan jawab, dan juga Allah menegaskan keluasan ilmu-Nya, kekuasaan-Nya dalam rangka membuktikan bahwa Dia Yang Mahakuasa itu menyandang segala macam kesempurnaan yang layak bagi-Nya karena, pada hakikatnya, semua kesempurnaan dapat tergambar melalui kekuasaan dan pengetahuan. Sedangkan ayat lanjutan ini adalah

Pujian Allah Terhadap Orang yang Taat Kepada-Nya dan Rasul-Nya. Dari Abu Hurairah r.a.: Setelah turunnya ayat ke 284, para sahabat merasa sedih. Mereka mendatangi Rasulullah s.a.w., berlutut, lalu berkata, ‘Wahai Rasulullah, kami tidak sanggup melaksanakan ayat ini’ Rasul s.a.w. bersabda, ‘Apakah kalian ingin mengatakan seperti yang dikatakan Ahli Kitab (Yahudi dan Nasrani) sebelum kalian, ‘Kami mendengar dan mengingkari?’ Namun, katakanlah, ‘Kami mendengar dan taat, ampuni kami ya Tuhan kami. Dan kepada-Mu-lah tempat kembali. Setelah para sahabat terbiasa dengan bacaan tadi, lalu turunlah ayat ini.” (HR Muslim, Ahmad, dan lainnya).

أعوذ بالله من الشيطان الرجيم (QS al-Baqarah 2: 285) آمَنَ الرَّسُولُ بِمَا أُنْزِلَ إِلَيْهِ مِنْ رَبِّهِ وَالْمُؤْمِنُونَ ۗ كُلٌّ آمَنَ بِاللَّهِ وَمَلائِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ ۗ لا نُفَرِّقُ بَيْنَ أَحَدٍ مِنْ رُسُلِهِ ۗ وَقَالُوا سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا غُفْرَانَكَ رَبَّنَا وَإِلَيْكَ الْمَصِير

AAMANAR-ROSUULU BIMAAA UN-ZILA ILAIHI MIR-ROBBIHII WAL-MU’MINUUNA, KULLUN AAMANA BILLAAHI WA-MALAAA-IKATIHII WA-KUTUBIHII WA-RUSULIHII, LAA NUFARRIQU BAINA AHADIM-MIR-RUSULIHII, WAQOOLUU SAMI’NAA WA-ATHO’NAA GHUFROONAKA ROBBANAA WA-ILAIKAL-MASHIIRU. =

Rasul telah beriman kepada al-Qur’an yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (mereka mengatakan): "Kami tidak membeda-bedakan antara seseorangpun (dengan yang lain) dari rasul-rasul-Nya", dan mereka mengatakan: "Kami dengar dan kami taat." (mereka berdoa): "Ampunilah kami Ya Tuhan kami dan kepada Engkaulah tempat kembali." “AAMANA=Telah beriman”, artinya membenarkan “ROSUULU=Rasul, yakni Muhammad “BIMAAA UN-ZILA ILAIHI=terhadap apa yang diturunkan kepadanya” “MIR-ROBBIHII=dari Tuhannya”, yakni al-Qur’an, demikian pula “WAL-MU’MINUUNA=dan orang-orang yang beriman”, ma`thuf atau dihubungkan kepada Rasul “KULLUN=semuanya”, tanwinnya menjadi pengganti bagi mudhaf ilaih, “AAMANA BILLAAHI=beriman kepada Allah”, “WA-MALAAA-IKATIHII=Malaikat-Malaikat-Nya” “WA-KUTUBIHII=dan Kitab-Kitab-Nya”, ada yang membaca secara jamak dan ada pula secara mufrad atau tunggal, “WA-RUSULIHII=serta para Rasul-Nya” kata mereka, “LAA NUFARRIQU BAINA AHADIM-MIR-RUSULIHII=kami tidak membeda-bedakan antara seseorang pun di antara Rasul-Rasul-Nya” dalam hal kepercayaan kami terhadap mereka sebagai utusan-utusan Allah, hingga kami beriman kepada sebagian dan kafir kepada lainnya, sebagaimana dilakukan oleh orang-orang Yahudi dan Nasrani, WAQOOLUU SAMI’NAA=Dan mereka mengatakan, "Kami dengar", maksudnya apa yang diperintahkan kepada kami itu, disertai dengan penerimaan “WA-ATHO’NAA=dan kami taati” serta kami bermohon, “GHUFROONAKA=ampunilah kami”, “ROBBANAA=wahai Tuhan kami”, “WA-ILAIKAL-MASHIIR=dan kepada Engkaulah kami kembali”, yakni dengan adanya saat berbangkit.

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah mempercayai kebenaran al-Qur’an yang diwahyukan Tuhan kepadanya. Demikian pula orang-orang yang beriman, mereka mempercayai dan mengamalkan ajaran-ajaran al-Qur’an. Semuanya mempercayai Allah sebagai Tuhan dan Sesembahan yang memiliki semua sifat mulia dan sempurna. Semuanya mempercayai bahwa Allah mempunyai Malaikat yang mulia, bahwa Dia menurunkan kitab-kitab suci, dan mengutus para Rasul kepada makhluk-Nya. Kami, orang-orang yang beriman, tidak hanya beriman kepada mereka semua. Rasul dan orang-orang yang beriman mengatakan, “Wahai Tuhan kami, kami dengar dan taat pada apa yang Engkau wahyukan. Kami berharap Engkau mengampuni dosa-dosa kami. Engkaulah yang memelihara kami dengan nikmat-nikmat yang telah Engkau berikan. Kepada Engkaulah satu-satunya tempat kami kembali. Firman-Nya: (آمَنَ الرَّسُولُ بِمَا أُنْزِلَ إِلَيْهِ مِنْ رَبِّهِ) Rasul telah beriman kepada apa yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya. Keimanan itu sedemikian mantap setelah beliau mengalami sendiri kehadiran Malaikat Jibril membawa wahyu Ilahi, dan setelah sebelumnya beliau diberi tanda-tanda oleh Allah S.W.T. Imam Bukhari meriwayatkan melalui Sayyidah ‘Aisyah r.a. bahwa enam bulan sebelum kehadiran Jibril a.s. membawa wahyu pertama, Nabi s.a.w. diarahkan sehingga senang menyendiri di gua Hira. Beliau istilahkan pengarahan itu dengan “Hubbiba Ilaih=disenangkan kepadanya”. Boleh jadi ketika itu Nabi sendiri tidak mengetahui, siapa yang mengarahkan beliau, serupa dengan hewan-hewan tertentu yang diarahkan oleh instingnya mengungsi ke tempat aman menjelang terjadinya gempa bumi.

Disamping itu, beliau juga sering kali bermimpi di malam hari, dan terbukti kebenarannya pada keesokan harinya. Pengalaman-pengalaman itu mengantar beliau percaya—sebelum datangnya Malaikat Jibril—bahwa beliau mendapat informasi yang sangat akurat dari satu sumber yang amat tepercaya. Nah, hal-hal di atas, ditambah dengan pengamalan spiritual bersama Malaikat, disamping keistimewaan redaksi dan kandungan al-Qur’an serta pemahaman tentang pesan-pesannya, mengantar beliau percaya sepenuhnya dengan apa yang diturunkan kepada beliau. Sedemikian kuat kepercayaan itu sampai-sampai “Kalau matahari diletakkan di tangan kananku dan bulan di tangan kiriku sebagai imbalan meninggalkan tugas menyampaikan ajaran, aku tidak akan meninggalkannya sampai aku berhasil atau mati dalam memperjuangkannya.” Demikian lebih kurang sabda Rasul s.a.w. melukiskan betapa kukuh kepercayaaan beliau. Kualitas iman dan kepercayaan Rasul itu sungguh berbeda dengan kualitas iman dan kepercayaan para sahabat Nabi dan orang-orang beriman sesudah mereka. Bukankah pengamalan ruhani dan pemahaman mereka jauh berbeda?

Karena itu, pernyataan tentang keimanan mereka dalam penggalan awal ayat ini dipisahkan dengan pernyataan keimanan Nabi, “Rasul telah beriman kepada apa yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian juga orang-orang mukmin”. Harus diakui bahwa, walau kualitasnya berbeda dengan iman Rasul, keimanan mereka pun cukup mantap sebagaimana dipahami dari penggunaan kata al-mu’minûn dengan menggunakan alif dan lam (al) yang mengandung kesempurnaan serta bentuk kata yang menunjukkan makna kemantapan, yakni mu’minûn bukan kata kerja, yakni orang yang beriman. Tentu kita dapat membedakan antara kata penulis dan yang menulis, penyanyi dan yang menyanyi. Kata penulis dan penyanyi memberi kesan kemantapan dan keahlian, tetapi tidak demikian dengan yang menulis atau yang menyanyi. Kita semua bisa menyanyi, tetapi tidak semua kita penyanyi.

Sekali lagi, walau berbeda kualitas iman Rasul dengan orang-orang mukmin itu, karena objek keimanan Rasul dan kaum mukminin itu sama, penggalan berikut mempersamakannya sekaligus mengisyaratkan bahwa keimanan orang-orang mukmin itu bersumber dari Rasul s.a.w. Semuanya, yakni Nabi Muhammad s.a.w. dan orang-orang mukmin, beriman kepada Allah, bahwa Dia Wujud dan Maha Esa, Maha Kuasa. Tiada sekutu bagi-Nya; Dia Menyandang segala sifat Sempurna dan Maha Suci dari segala kekurangan; mereka juga percaya kepada Malaikat-Malaikat-Nya sebagai hamba-hamba Allah yang taat melaksanakan segala apa yang diperintahkan kepada mereka dan menjauhi seluruh larangan-Nya, demikian juga dengan kitab-kitab-Nya yang diturunkan-Nya kepada para Rasul, seperti Zabur, Taurat, Injil, dan al-Qur’an, dan juga percaya kepada Rasul-Rasul-Nya sebagai hamba-hamba Allah yang diutus membimbing manusia ke jalan yang lurus dan diridhai-Nya, (Mereka mengatakan),

“Kami tidak membeda-bedakan antara seorang pun dan yang lain dari Rasul-Rasul-Nya dalam hal kepercayaan kami terhadap mereka sebagai utusan-utusan Allah, dan mereka mengatakan, “Kami dengar apa yang Engkau perintahkan, ya Allah, baik melalui wahyu yang terdapat dalam al-Qur’an maupun yang disampaikan melalui ucapan Nabi-Mu, serta taat melaksanakan perintah-perintah-Mu dan menjauhi larangan-larangan-Mu. Setelah pernyataan itu, dan dengan penuh kesadaran serta rendah hati sebagaimana layaknya orang-orang yang taat, mereka berucap, “Kami mohon ampunan-Mu, wahai Tuhan kami, dan hanya kepada Engkau, tidak kepada selain Engkau, tempat kembali, baik kami yang bermohon maupun selain kami”.

Di atas, terbaca bahwa mereka memohon ampunan-Nya, mereka tidak berkata, “Kami memohon ampun,” tetapi ampunan-Mu, yakni yang sesuai dengan keagungan dan kemurahan serta keluasan ampunan-Mu, bukan sesuai keadaan kami yang serba kurang. Wahai Tuhan kami, kami mendengar firman-Mu dan taat kepada perintah-Mu, Apabila setelah berusaha namun masih tetap ada kekurangan maka kami memohon ampunan-Mu, agar Engkau menghapuskan dosa kami, dan memaafkan kesalahan kami. Sebab, kami adalah hamba yang memiliki sifat suka bersalah. Kami tidak memiliki Tuhan selain Engkau dan tidak ada yang kami sembah selain Engkau. Engkau pasti akan mengumpulkan kami pada hari Kiamat yang tidak mengandung keraguan dan tidak ada tempat untuk meloloskan diri darinya. Tidak ada pengaduan kecuali kepada-Mu”. Aamiin Ya Rabbal 'Aalamiin.. SeMoGa BeRmAnFaAt... SeLaMaT bErAkTiFiTaS.... ^__^

BOSS adalah


-Jika BOSS tetap pada pendapatnya, itu konsisten.
• Jika SAYA demikian, itu keras kepala.

• Jika BOSS berubah 2x pendapat, itu fleksibel.
• Jika SAYA demikian, itu plin plan.

• Jika BOSS bekerja lambat, itu teliti.
• Jika SAYA demikian, itu bodoh.

• Jika BOSS bekerja cepat, itu terampil.
• Jika SAYA demikian, itu asal 2x an.

• Jika BOSS lambat memutuskan, itu hati 2x.
• Jika SAYA demikian, itu idiot.

• Jika BOSS cepat mengambil keputusan, itu berani ambil resiko.
• Jika SAYA demikian, itu gegabah.

• Jika BOSS melanggar prosedur, berarti inisiatif.
• Jika SAYA demikian, itu tidak tahu aturan.

• Jika BOSS menyatakan : "Mudah" itu berarti optimis.
• Jika SAYA demikian menyatakan : "Mudah" itu sok.

• Jika BOSS sering keluar kantor, itu cari peluang.
• Jika SAYA demikian, itu cari kesempatan.

• Jika BOSS sering entertain, itu me-lobby customer.
• Jika SAYA demikian, itu menghamburkan anggaran.

• Jika BOSS men-service atasan, itu loyalitas.
• Jika SAYA demikian, itu menjilat.

• Jika BOSS sering tidak masuk, itu kecapaian kerja keras.
• Jika SAYA demikian, itu malas.

• Jika BOSS membuat lelucon, itu humoris
• Jika SAYA demikian, itu frustasi.

• Jika BOSS mengirim joke ini ke saya berarti peace
• Jika SAYA nekat ngirim joke ini ke BOSS berarti rest in peace

Pesan Hidup Dari Bocah Penjual Koran

Dari tadi pagi hujan mengguyur kota tanpa henti, udara yang biasanya sangat panas, hari ini terasa sangat dingin. Di jalanan hanya sesekali mobil yang lewat, hari ini hari libur membuat orang kota malas untuk keluar rumah.

Di perempatan jalan, Umar, seorang anak kecil berlari-lari menghampiri mobil yang berhenti di lampu merah, dia membiarkan tubuhnya terguyur air hujan, hanya saja dia begitu erat melindungi koran dagangannya dengan lembaran plastik.

“Korannya bu !”seru Umar berusaha mengalahkan suara air hujan.

Dari balik kaca mobil si ibu menatap dengan kasihan, dalam hatinya dia merenung anak sekecil ini harus berhujan-hujan untuk menjual koran. Dikeluarkannya satu lembar dua puluh ribuan dari lipatan dompet dan membuka sedikit kaca mobil untuk mengulurkan lembaran uang.

“Mau koran yang mana bu?, tanya Umar dengan riang.
”Nggak usah, ini buat kamu makan, kalau koran tadi pagi aku juga sudah baca”, jawab si ibu.

Si Umar kecil itu tampak terpaku, lalu diulurkan kembali uang dua puluh ribu yang dia terima, ”Terima kasih bu, saya menjual koran, kalau ibu mau beli koran silakan, tetapi kalau ibu memberikan secara cuma-cuma, mohon maaf saya tidak bisa menerimanya”, Umar berkata dengan muka penuh ketulusan.

Dengan geram si ibu menerima kembali pemberiannya, raut mukanya tampak kesal, dengan cepat dinaikkannya kaca mobil. Dari dalam mobil dia menggerutu ”Udah miskin sombong!”. Kakinya menginjak pedal gas karena lampu menunjukkan warna hijau. Meninggalkan Umar yang termenung penuh tanda tanya.Umar berlari lagi ke pinggir, dia mencoba merapatkan tubuhnya dengan dinding ruko tempatnya berteduh.Tangan kecilnya sesekali mengusap muka untuk menghilangkan butir-butir air yang masih menempel. Sambil termenung dia menatap nanar rintik-rintik hujan di depannya, ”Ya Tuhan, hari ini belum satupun koranku yang laku”, gumamnya lemah.

Hari beranjak sore namun hujan belum juga reda, Umar masih saja duduk berteduh di emperan ruko, sesekali tampak tangannya memegangi perut yang sudah mulai lapar.Tiba-tiba didepannya sebuah mobil berhenti, seorang bapak dengan bersungut-sungut turun dari mobil menuju tempat sampah,”Tukang gorengan sialan, minyak kaya gini bisa bikin batuk”, dengan penuh kebencian dicampakkannya satu plastik gorengan ke dalam tong sampah, dan beranjak kembali masuk ke mobil. Umar dengan langkah cepat menghampiri laki-laki yang ada di mobil. ”Mohon maaf pak, bolehkah saya mengambil makanan yang baru saja bapak buang untuk saya makan”, pinta Umar dengan penuh harap. Pria itu tertegun, luar biasa anak kecil di depannya. Harusnya dia bisa saja mengambilnya dari tong sampah tanpa harus meminta ijin. Muncul perasaan belas kasihan dari dalam hatinya.

“Nak, bapak bisa membelikan kamu makanan yang baru, kalau kamu mau”
”Terima kasih pak, satu kantong gorengan itu rasanya sudah cukup bagi saya, boleh khan pak?, tanya Umar sekali lagi.”Bbbbbooolehh”, jawab pria tersebut dengan tertegun. Umar berlari riang menuju tong sampah, dengan wajah sangat bahagia dia mulai makan gorengan, sesekali dia tersenyum melihat laki-laki yang dari tadi masih memandanginya.

Dari dalam mobil sang bapak memandangi terus Umar yang sedang makan. Dengan perasaan berkecamuk di dekatinya Umar.

”Nak, bolehkah bapak bertanya, kenapa kamu harus meminta ijinku untuk mengambil makanan yang sudah aku buang?, dengan lembut pria itu bertanya dan menatap wajah anak kecil di depannya dengan penuh perasaan kasihan.”Karena saya melihat bapak yang membuangnya, saya akan merasakan enaknya makanan halal ini kalau saya bisa meminta ijin kepada pemiliknya, meskipun buat bapak mungkin sudah tidak berharga, tapi bagi saya makanan ini sangat berharga, dan saya pantas untuk meminta ijin memakannya ”, jawab si anak sambil membersihkan bibirnya dari sisa minyak goreng.

Pria itu sejenak terdiam, dalam batinnya berkata, anak ini sangat luar biasa. ”Satu lagi nak, aku kasihan melihatmu, aku lihat kamu basah dan kedinginan, aku ingin membelikanmu makanan lain yang lebih layak, tetapi mengapa kamu menolaknya”.Si anak kecil tersenyum dengan manis,
”Maaf pak, bukan maksud saya menolak rejeki dari Bapak. Buat saya makan sekantong gorengan hari ini sudah lebih dari cukup. Kalau saya mencampakkan gorengan ini dan menerima tawaran makanan yang lain yang menurut Bapak lebih layak, maka sekantong gorengan itu menjadi mubazir, basah oleh air hujan dan hanya akan jadi makanan tikus.”

”Tapi bukankah kamu mensia-siakan peluang untuk mendapatkan yang lebih baik dan lebih nikmat dengan makan di restoran di mana aku yang akan mentraktirnya”, ujar sang laki-laki dengan nada agak tinggi karena merasa anak di depannya berfikir keliru.

Umar menatap wajah laki-laki didepannya dengan tatapan yang sangat teduh,”Bapak!, saya sudah sangat bersyukur atas berkah sekantong gorengan hari ini. Saya lapar dan bapak mengijinkan saya memakannya”, Umar memperbaiki posisi duduknya dan berkata kembali, ”Dan saya merasa berbahagia, bukankah bahagia adalah bersyukur dan merasa cukup atas anugerah hari ini, bukan menikmati sesuatu yang nikmat dan hebat hari ini tetapi menimbulkan keinginan dan kedahagaan untuk mendapatkannya kembali di kemudian hari.”Umar berhenti berbicara sebentar, lalu diciumnya tangan laki-laki di depannya untuk berpamitan. Dengan suara lirih dan tulus Umar melanjutkan kembali,”Kalau hari ini saya makan di restoran dan menikmati kelezatannya dan keesokan harinya saya menginginkannya kembali sementara bapak tidak lagi mentraktir saya, maka saya sangat khawatir apakah saya masih bisa merasakan kebahagiaannya”.

Pria tersebut masih saja terpana, dia mengamati anak kecil di depannya yang sedang sibuk merapikan koran dan kemudian berpamitan pergi.”Ternyata bukan dia yang harus dikasihani, Harusnya aku yang layak dikasihani, karena aku jarang bisa berdamai dengan hari ini”