04 Juli 2009

Motivasi

Pendahuluan :

Apakah itu Motivasi??Difinisi Motivasi disini adalah “faktor-faktor yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu atau untuk berbuat”.
Tulisan ini dibatasi pada lingkup orang2 yang sudah bekerja tetap disuatu Institusi dan dalam hal kita ambil contoh saja di Telkom.
Dimana Pegawai Telkom itu sudah digaji sesuai dengan Peraturan yang ada dan diberi fasilitas lainnya, sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan sekarang tinggal bagaimana dia bisa bekerja dengan baik dan motivasi apa yang mendorong dia untuk bekerja dengan baik tersebut.

Pembahasan :
Banyak kita dengar kalau seseorang mau melakukan sesuatu, berbuat sesuatu karena ada sesuatu yang mendorong dan menjadi tujuan mereka atau ada sesuatu yang diharapkan mereka.
Ada yang rajin bekerja, disiplin, hasilnya bagus karena mengharapkan kenaikan pangkat, promosi jabatan, mutasi, dsb.
Ada juga yang bekerja habis2an karena ingin disayangi atasan, ingin dianggap Pegawai yang baik, Pegawai yang rajin, dsb.
Ada juga yang mau bekerja dengan baik asalkan ditempatkan di Kota yg disukai dan pada bidang kerja yang disenangi.
Dari contoh diatas, motivasi seseorang masih sebatas mengharap imbalan yang lahir saja, dimana kalau harapan dan tujuan mereka tidak tercapai, maka mereka akan berobah menjadi malas, mengupat, menyalahkan orang lain, frustasi dan sifat jelek lainnya.
Yang diharapkan adalah Motivasi Spiritual, artinya apa??Kita berkeja hanya didorong oleh perasaan hanya mengharapkan Ridho Allah, Tuhan Yang Maha Adil, ikhlas.
Sesuai dengan janji Tuhan, Zat Yang Tidak Pernah mengingkari Janji bahwa “setiap perbuatan baik, dengan didasari niat ikhlas, maka akan mendapat pembalasan yang baik pula dan semua perbuatan jahat akan menerima pembalasan yg tidak baik pula, kecuali kita cepat minta ampun”.Siapa yang menabur angin dia akan menuai badai, itu pasti.
Jadi kalau seseorang yang sudah mempunyai motivasi spritual dalam bekerja maka dia tidak akan main hitungan dalam bekerja karena kita yakin dan sangat percaya bahwa Hitungan Yang Maha Adil itu sangat akurat.. Kita tidak akan kecewa kalau ternyata setelah mereka bekerja dengan semaksimal mungkin, nyatanya hasilnya atau imbalannya belum sesuai dengan yang kita harapkan karena kita harus yakin bahwa Tuhan masih menguji kesabaran kita. Apakah dengan hasil yg kurang sesuai dengan harapan ini akan membuat kita berobah pikiran, jadi malas, berontak, frustasi, ogah2an ,menyalahkan orang lain, dsb.
Selanjutnya, imbalan dari semua kebaikan tadi tidak hanya berupa promosi saja, tapi bisa saja yang berupa lainnya, seperti ketenangan jiwa, badan yang sehat, keluarga yang sakhinah, anak-anak yag cerdas, baik budi, urusan yang lancar, dsb.
Keyakinan lain yang harus ada pada diri kita adalah “Tuhan selalu memberikan yang terbaik bagi hambanya”, artinya mungkin promosi, bagi kita yang sudah bekerja dengan baik adalah sesuatu yang tidak baik bagi kita. Mungkin dengan bertambah tingginya jabatan berakibat meningkatnya kesibukan sehingga waktu untuk keluarga dan ibadah akan berkurang dan godaan terhadap penyelewengan jabatan akan lebih kuat.
Contoh lain, kalau kita mengharapkan bekerja di kota yag disukai saja dan pada bidang tugas yang disenangi maka apabila kita dimutasikan ke kota yag bukan pilihan kita dan pada bidang yg asing bagi kita maka kita akan mengalami persolan dg diri kita sendiri, karena seoalah-olah kitalah yang mengatur jalan hidup kita, padahal ada Yang Maha Pengatur. Padahal mungkin kota yang kita inginkan tersebut tidak baik untuk kita dan keluarga, sehingga kita dimutasikan yang tentunya atas se izin Tuhan. Kalau kita harus berpisah dengan keluarga karena tugas, mungkin ada hikmahnya, mungkin anak dan istri kita bisa lebih mandiri, lebih tahu diri dan anak-anak kita lebih cepat dewasa pola pikirnya dan bisa merasakan bagaimana rasanya berpisah jauh dari sang Ayah atau Ibu, sebelum mereka merasakan berpisah dengan orang tua karena orang tua meninggal dunia.
Tuhan tidak akan membebeni hambanya, kecuali sebatas kemampuannya.
Kita harus punya keyakinan berikutnya bahwa rezeki masing-masing hamba telah diatur dan ditentukan oleh Yang Maha Pengatur, sehingga masing-masing orang belum tentu sama rezekinya. Sehingga bisa saja rezeki teman seangkatan tidak sama dengan kita, sehingga pangkat dan jabatannya pun berbeda. Dengan keyakinan ini akan mengindarkan diri kita dari sifat iri, dengki dengan pangkat, jabatan, rezeki yang diperoleh orang lain. Serta tidak membandingkan gaji, fasilitas, dsb dengan orang lain atau dengan Perusahaan lain, seperti dengan Telkomsel.
Tidak akan tertukar rezeki seseorang dengan orang lain dan tidak akan salah letak pula dosa yang harus dipikul oleh pelakunya, semuanya akan ditempatkan pada posisi yg benar dan tepat,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar