10 Desember 2009

Cerita Pohon Apel

Dahulu kala, ada sebuah pohon apel yang sangat
besar.

Seorang anak kecil suka datang dan bermain di
sekitarnya setiap hari. Ia memanjat puncuk pohon,
memakan buah apel, dan istirahat di bawah
bayangannya.

Ia suka sekali pada pohon itu, dan pohon itu suka
sekali bermain dengannya.

Waktu berlalu .. Anak kecil itu tumbuh besar dan
tidak
lagi bermain di sekitar pohon itu setiap harinya.

Suatu hari, anak itu kembali ke pohon itu dan
kelihatan sedih. "Mari bermain denganku .. ,"
kata
pohon kepada anak itu.

"Saya sudah bukan anak kecil lagi, dan saya tidak
bermain di sekitar pohon lagi." Anak itu
menyahut,
"Aku ingin mainan. Aku ingin uang untuk membeli
mainan."

"Maaf, saya tidak punya uang .. tapi, anda dapat
mengambil seluruh apelku dan menjualnya. Jadi,
anda
mendapatkan uang." Anak itu gembira. Ia pungut
seluruh apel di pohon itu dan pergi dengan suka
ria.

Selanjutnya anak itu tidak lagi kembali setelah
mengambil apel-apel itu. Si pohon sedih.

Suatu hari, anak itu datang lagi dan si pohon
sungguh
sangat gembira. "Datang dan bermain denganku,"
kata
pohon. Saya tidak punya waktu untuk bermain. Saya
harus kerja untuk keluargaku.
Saya membutuhkan rumah
untuk
berlindung. Dapatkah engkau menolongku ?" "Maaf,
saya
tidak punya rumah. Tapi, anda dapat memotong
dahanku
untuk membangun suatu rumah.
" Selanjutnya, anak itu
memotong seluruh dahan pohon itu dan pergi dengan
gembira.

Pohon itu senang melihatnya gembira, tapi anak
itu
tidak pernah kembali lagi semenjak itu. Pohon itu
kesepian dan sedih.

Pada suatu musim panas, anak itu kembali lagi dan
Si pohon menjadi gembira.

"Datang dan bermain denganku!" kata pohon itu.
"Saya sedang sedih. Saya ingin pergi berlayar
untuk
santai. Dapatkah kau buatkan aku sebuah perahu ?"
"Gunakan kayuku untuk membuat perahumu.Anda dapat
memancing di kejauhan dan bersenang-senang."
Selanjutnya, anak itu memotong pohon itu untuk
membuat
perahu. Ia pergi berlayar dan tidak pernah
terlihat
dalam waktu yang cukup lama.

Akhirnya, anak itu kembali setelah ia pergi
beberapa
tahun. "Maaf, anakku.
Tapi, saya tidak punya sesuatu lagi untukmu.
Tidak
punya apel .." kata si pohon.
"Saya tidak punya gigi untuk menggigit" kata anak
itu.

"Saya tidak punya dahan untuk kau panjati"
"Saya terlalu tua untuk memanjat sekarang" kata
anak itu.
"Saya benar-benar tidak dapat memberimu sesuatu
Satu-satunya yang tertinggal adalah akarku yang
mati"
kata pohon itu sambil menangis.

"Saya tidak terlalu membutuhkannya .. hanya
sebagai
tempat istirahat. Saya sangat lelah setelah
sekian
tahun ini." jawab anak itu.

"oh .. bagus ! Akar pohon yang tua adalah tempat
yang
cocok untuk sandaran dan istirahat. Sini ..
sini ..
duduk di sini denganku dan istirahat."

Anak itu duduk, dan membuat pohon itu gembira dan
tersenyum mengeluarkan air mata .....

Ini adalah cerita untuk semua orang. Pohon itu
adalah
orang tua kita. Ketika kita masih muda, kita
senang
bermain dengan ayah dan ibu .. ketika dewasa,
kita
melupakannya .. hanya datang kepadanya ketika
kita
memerlukan sesuatu atau ketika kita mempunyai
masalah.

Apapun yang terjadi, orang tua selalu ada dan
memberikan apa yang bisa diberikan untuk
membuatmu senang.

Anda dapat berfikir anak itu jahat kepada
pohon, tetapi itulah bagaimana kita memperlakukan
orang tua kita. maka, tolong ...
cintailah orang
tuamu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar