03 Desember 2009

Pakis Dan Bambu

Suatu hari aku memutuskan untuk berhenti ... berhenti dari pekerjaanku,
berhenti dari hubunganku dengan sesama dan berhenti dari
spiritualitasku.
Aku pergi ke hutan untuk bicara dengan Tuhan untuk yang terakhir
kalinya.
"Tuhan", kataku. "berikan aku satu alasan untuk tidak berhenti?"
Dia memberi jawaban yang mengejutkanku.
"Lihat ke sekelilingmu" , kataNya. "Apakah engkau memperhatikan tanaman
pakis dan bambu yang ada dihutan ini?"
"Ya", jawabku.
Lalu Tuhan berkata, "Ketika pertama kali Aku menanam mereka, Aku
menanam
dan merawat benih-benih mereka dengan seksama. Aku beri mereka cahaya.
Aku
beri mereka air. Pakis-pakis itu tumbuh dengan sangat cepat. Warna
hijaunya yang menawan menutupi tanah. Namun, tidak ada yang terjadi
dari
benih bambu. Tapi, Aku tidak berhenti merawatnya.
Dalam tahun kedua, pakis-pakis itu tumbuh lebih cepat dan lebih banyak
lagi. Namun, tetap tidak ada yang terjadi dari benih bambu. Tetapi Aku
tidak menyerah terhadapnya. "
"Dalam tahun ketiga tetap tidak ada yang tumbuh dari benih bambu itu,
tapi
Aku tetap tidak menyerah. Begitu juga dengan tahun ke empat. "
"Lalu pada tahun ke lima , sebuah tunas yang kecil muncul dari dalam
tanah.
Bandingkan dengan pakis, itu kelihatan begitu kecil dan sepertinya
tidak
berarti.
Namun enam bulan kemudian, bambu ini tumbuh dengan mencapai ketinggian
lebih dari 100 kaki. Dia membutuhkan waktu lima tahun untuk menumbuhkan
akar-akarnya. Akar-akar itu membuat dia kuat dan memberikan apa yang
dia
butuhkan untuk bertahan. Aku tidak akan memberikan ciptaanku tantangan
yang
tidak bisa mereka tangani. "
"Tahukan engkau anakKu, dari semua waktu pergumulanmu, sebenarnya
engkau
sedang menumbuhkan akar-akarmu? Aku tidak menyerah terhadap bambu itu.
Aku
juga tidak akan pernah menyerah terhadapmu. "
Tuhan berkata "Jangan bandingkan dirimu dengan orang lain. Bambu-bambu
itu
memiliki tujuan yang berbeda dibandingkan dengan pakis. Tapi keduanya
tetap membuat hutan ini menjadi lebih indah."
"Saat mu akan tiba", Tuhan mengatakan itu kepadaku. "Engkau akan tumbuh
sangat tinggi"
"Seberapa tinggi aku harus bertumbuh?" tanyaku.
"Sampai seberapa tinggi bambu-bambu itu dapat tumbuh?" Tuhan balik
bertanya.
"Setinggi yang mereka mampu?" Aku bertanya
"Ya." jawabNya, "Muliakan Aku dengan pertumbuhan mu, setinggi yang
engkau
dapat capai."
Lalu aku pergi meninggalkan hutan itu, menyadari bahwa Allah tidak akan
pernah menyerah terhadap ku. Dan Dia juga tidak akan pernah menyerah
terhadap Anda.
Jangan pernah menyesali hidup yang saat ini Anda jalani sekalipun itu
hanya
untuk satu hari.
Hari-hari yang baik memberikan kebahagiaan; hari-hari yang kurang baik
memberikan pengalaman; kedua-duanya memberi arti bagi kehidupan ini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar