18 Oktober 2012

*Kisah orang saleh & seekor kucing (Darwis Tere Liye) Kalimat itu terus saya ingat hingga detik ini. Belasan tahun berlalu.


Waktu saya masih kecil, ada orang tua yang bilang kalimat berikut: "Darwis, orang2 saleh itu, saat dia lagi di jalan, lantas berseru Allahuakbar, maka seekor kucing yang sedang lari, langsung berhenti. Tapi sebaliknya, Nak, orang2 yang munafik, saat dia lagi di jalan, lantas berseru kalimat zikir, maka seekor kucing yang sedang diam, justeru berlari pergi."


Saya ingat, namanya juga anak2, waktu itu saya memahaminya lurus seperti jalan kereta nggak pakai belok. Malah dipraktekkan. Jadi kalau ada kucing berkeliaran di dekat rumah, di jalanan, langsung berseru Allahuakbar. Kemudian nyengir, menggaruk kepala, melihat kucingnya lari tunggang langgang. Dilakukan berulang2, seperti kebanyakan anak kecil yg tidak puas2nya membuktikan kalau kalimat itu benar atau tidak. Dan tidak terima kalau ternyata hasilnya tidak cocok di hati, kucingnya terus kabur.

Itu dulu, bertahun2 berlalu, seiring perjalanan, sy paham kalau kalimat itu tidaklah se-harfiah, atau se-denotatif yang disampaikan. Ada hikmah dari kalimat tersebut, tersirat. Makna itu sederhana sesungguhnya, tapi begitu dalam dan penuh arti. Maksud kalimat itu tidak kurang tidak lebih adalah: orang2 saleh, saat dia memberikan nasehat, tanpa menggunakan dalil2 sekalipun, maka orang jahat sekalipun terdiam dan mendengarkan. Tapi sebaliknya, orang2 munafik, yang entah apa tujuannya, saat dia memberikan nasehat, bahkan dengan menggunakan dalil-dalil, maka orang2 justeru menjauh, bahkan mengolok, tidak mau mendengarkan.

Kalimat itu terus saya ingat hingga detik ini. Bahkan saat melihat kucing pun, hari ini, sekali dua, saya nyengir, sambil membenak--hampir ketelepasan mau menguji lagi kalimat tsb, tertawa, itu sungguh perumpaan yg baik sekali. Boleh jadi tidak selalu benar, tapi nasehat orang tua, selalu layak direnungkan, mengingat mereka tentu telah belajar dari pengalaman panjang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar