18 Oktober 2012

Tangan kanan dan pembelaan kepada nabi (darwis tere liye)

*kisah tangan kanan & membela Nabi kita

Mengapa dalam agama kita, makan dan minum harus pakai tangan kanan? Karena itu perintah Rasul Allah.

Terserah saya dong, mau makan pakai tangan kiri. Ya, silahkan. Tidak akan ada petir yg menyambar kepala gara2 itu. Tapi, sebelum melakukannya, dengarkan kisah seseorang yang baru saja mengalami musibah.

Kita sebut saja Bambang, baru dua belas tahun. Masih kelas enam SD, tapi anak kecil selalu saja spesial. Sy beberapa hari lalu, bahkan mendengarkan cerita Ashabul Kahfi dari seorang anak berusia 5 tahun--lengkap, sistematis, beserta hikmahnya.

Alkisah, Bambang, jagoan kecil kita ini, naik motor abang ojek, antar jemput, pulang dari sekolahnya. Nahas, motornya ditabrak mobil, lengan kanannya tergencet knalpot, parah, dan tidak ada pilihan selain diamputasi.

Sedih sekali orang tuanya, siapa tidak sedih, anak semanis Bambang, penurut, pintar, harus kehilangan lengan tangan kanannya. Tapi Bambang tidak terlihat sedih, dia lebih banyak berdiam diri, seperti mencemaskan sesuatu.

Apa pasal yg dicemaskannya? "Apakah boleh Bambang nanti makan pakai tangan kiri, Pak, Bu?" Akhirnya Bambang buka mulut, bertanya, suaranya bergetar. Orang tuanya terdiam sejenak, saling bersitatap, lantas buru-buru menggangguk, tentu saja boleh.

"Tapi, tapi apakah Nabi Muhammad tidak akan marah?" Anak kecil itu menyeka air matanya dengan punggung telapak tangan kirinya, terisak.

Dua belas tahun umurnya, lengan tangan kanannya hilang, hanya satu hal yg dia cemaskan. Bukan masa depannya, melainkan, apakah Nabi Muhammad akan marah atau tidak kalau dia terpaksa makan tangan kiri. Itulah kecintaan atas Nabi yg cemerlang.

Hari ini, kita siap sedia mengangkat senjata demi membela Nabi tercinta kita dihina. Tapi apakah sebenarnya kita tidak sedang jadi korban lucu-lucuan orang yg memang membenci kita saja? Apakah mereka justeru tdk sedang tertawa terpingkal2, melihat kita beringas, buas sekali membalas--dan dunia melihat itu semua.

Jika kita ingin membela Nabi kita, maka teladanilah beliau. Hanya itu cara terbaik menunjukkannya ke siapapun, termasuk musuh paling membenci. Mulailah dr urusan makan/minum dengan tangan kanan. Seperti Bambang yg sedih sekali tidak bisa melakukannya lagi.

*share, share, repost kemana2. komen seperlunya, dan substantif, sy tdk suka membaca komen kalian memuji2 tulisan ini, tdk banyak manfaatnya komen2 seperti itu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar