oleh Ustadz Felix Siauw pada 20 Februari 2012 pukul 23:00 ·
01. mengapa ramai hastag #IndonesiaTanpaJIL? semua itu wajar mengingat mudharat besar yg dihasilkan kelompok 'kaki-tangan' barat ini
02. mulai dari membolehkan homoseksual, penolakan terhadap syariat Islam dan pembenaran untuk mengumbar aurat mereka dakwahkan
03. sampai ke penghalalan nikah beda agama, penghinaan terhadap kerasulan Muhammad saw, gugatan atas keaslian Al-Qur'an mereka gencarkan
04. maka wajar ummat Islam menolak liberalisme, bagaikan menggunting dalam lipatan, mereka menamakan diri Islam dan mempropagandakan barat
05. ditilik dari segi sejarah, kemunculan kaum liberal (JIL) di indonesia sangat terkait dengan gerakan liberal di dunia Islam umumnya
06. pada abad ke 17, saat Khilafah Utsmani sudah melemah, misionaris kristen mulai melaksanakan aksi mereka di beirut libanon lwt pendidikan
07. tugas mereka jelas, membuat kaum Muslim ragu dengan agamanya sendiri dan mempertanyakan keabsahan agama mereka
08. pada abad 18-19, seiring kebangkitan dunia barat karena meninggalkan kristen sebagai agama, masalah liberalisme kaum Muslim juga dimulai
09. beberapa tokoh barat bersepakat bahwa masuknya Napoleon ke Mesir pada 1798 adl inisiasi awal dari pemikiran liberal di dunia Muslim
10. saat itu, ummat shock menyaksikan kebangkitan barat dan bersamaan dengannya melemahnya Khilafah Islam, dan mulai bertanya-tanya
11. "apa yang membuat barat bangkit?" dan "yang membuat Islam lemah?", begitulah yang dipikirkan ilmuwan2 Islam saat saksikan majunya barat
12. "apakah kita lemah dan barat kuat karena cara pikir barat lebih baik dari cara pikir kita?" begitulah syaitan menyusup lewat akal
13. maka saat itu pemikir2 Islam banyak merapat ke barat, membuka dialog, mengapa "barat maju sementara Islam melemah"
14. tanpa kaum Muslim sadari, melemahnya Khilafah saat itu sesungguhnya karena melemahnya pemikiran Islam, bukan karena pemikiran Islam
15. saat itu bahasa arab telah melemah penggunaannya, filsafat persia dan yunani pun merusak pemikiran, belum lagi ijtihad yg tak dilakukan
16. namun sebagaimana jebakan barat, kaum Muslim mulai diperkenalkan dengan cara pikir barat yg liberalis, derivat dari sekulerisme
17. "memisahkan antara agama dan negara", "menolak otorisasi kelompok tertentu menafsirkan dalil" itu kampanye barat pada Islam
18. barat via prancis, inggris dan amerika berusaha mengenakan paham yg membangkitkan mereka pada kaum Muslim, yaitu "meninggalkan agama"
19. barat sangat sadar, adanya Khilafah menutup jalan bagi mereka untuk menguasai Muslim, karena itu liberalisasi agama jadi jawaban
20. maka melalui upaya liberalisasi agama, barat berusaha menanamkan bahwa modernisasi adalah meninggalkan agama sebagai dasar pikir
21. liberalisasi agama ini mendapatkan sambutan, khususnya dari misionaris kristen dan cendekiawan Islam yang disekolahkan keluar negeri
22. generasi awal (1830-1870) liberalis tmsk Rifa'ah Rafi Al-Tahtawi, menimba liberalism di Prancis dan membawa pendidikan sekuler ke Mesir
23. pula tokoh kristen Butrus al-Bustani yg menyebarkan pemikiran cabang liberalisme yaitu nasionalisme arab, utk memisahkan dr Khilafah
24. generasi kedua (1870 - 1900) dari mereka lebih berani, kali ini kaum liberal menggugat bahwa Al-Qur'an dan Islam adl agama bias gender
25. Maka muncullah perusak Islam lainnya, liberalis generasi kedua yaitu Muhammad Abduh dan Jamaluddin al-Afghani guru-murid pengusung liberal
26. banyak ummat Muslim menyangka mereka adalah ulama pembaharu Islam, pada hakikatnya mereka ini adalah pengkhianat yg menjual Islam
27. khusus Jamaluddin ini, Khalifah Abdul Hamid II dlm catatan hariannya pernah mengatakan dia layaknya "pelawak" kaki tangan Inggris
28. setelah pan-arabisme (nasionalisme arab) yg diusung Jamaluddin gagal, ia malah meminta lindungan pada tentara kafir, begitulah "pelawak"
29. gerakan liberalisme generasi kedua ini tampil lebih vulgar, mulai mengusung pemakzulan Khilafah, sebagaimana diinginkan majikan baratnya
30. ide liberalisasi agama dalam bentuk penolakan terhadap syariat dalam bingkai Khilafah ini mengkristalisasi pada generasi liberalis ketiga
31. generasi ketiga ini merentang 1900 – 1939, dengan tokohnya spt Muhammad Rasyid Ridha, Ali Abdur Raziq dan Thaha Husain
32. gugatan mereka terhadap Khilafah, juga dibarengi dengan meniupkan benih nasionalisme pada pemuda Arab, Turki, dan lainnya
33. Nasionalisme inilah kelak memberi ruh pada gerakan revolusi arab dan gerakan turki muda, yang berujung pada runtuhnya Khilafah di 1924
34. Nah, generasi liberal ketiga inilah yang banyak direspons oleh dunia Islam, termasuk Indonesia yang terpengaruh dengan pemiran liberal
35. da'i liberal semacam Muhammad Arkoun, Nashr Hamid Abu Zaid, Rasyid Ridha dll, mulai mewarnai pemikir-pemikir Indonesia
36. adalah Muhammad Tahir Djalaluddin, murid Muhammad Abduh yg 'berjasa' menyebarkan liberalisme di nusantara dan ranah melayu
37. sesampai dari mesir, ia menyebarkan pemikiran Muhamamd Abduh dan Jamaluddin al-Afghani tentang liberalisme di majalah al-Imam
38. tema sentral majalah al-Imam ini adalah feminisme, kebebasan berpendapat (walau tak sesuai syariat) dan tema liberal yg lain
39. Pada 1970-an, gerakan liberal ini menemukan relungnya di indonesia lewat Nurcholish Majid, sesepuh liberal di Indonesia
40. Nurcholish Majid mewarisi liberalisme dari Fazlur Rahman, dosennya di Chicago yg mengusung tafsir 'kontekstual' bukan 'tekstual
41. Tafsir kontekstual ini menyatakan bahwa dalil Qur'an bukan dilihat secara teks kata2, tapi maknanya (konteks) saja sudah cukup
42. Misal, menutup aurat maknanya adl menjaga kehormatan n melindungi diri, jadi bila sudah terhormat dan terlindung, tak perlu tutup aurat
43. Nurcholish misalnya menyatakan “Tiada tuhan (t kecil) kecuali Tuhan (T besar)” dan mengajarkan bahwa semua agama itu benar
44. menjelang 1970-an, gerbong liberalisme bertambah panjang dengan daftar nama Harun Nasution, Abdurrahman Wahid dan Munawir Sjadzali
45. mereka miliki kesamaan, yaitu kekaguman atas Muhammad Abduh, Ali Abdur Raziq, Rasyid Ridha dan pemikir liberal lainnya
46. saat itu, tak ayal lagi, pemikiran liberal mulai menyusup pada cendekiawan NU dan Muhammadiyah, khususnya para santri muda mereka
47. maka pada 2001, digalang Ulil Abshar, Gonawan Moehammad dibentuklah JIL untuk satukan seluruh organisasi bernafas liberal di Indonesia
48. dalam situs islamlib.com dinyatakan, lahirnya JIL sebagai respons atas bangkitnya “ekstremisme” dan “fundamentalisme” agama di Indonesia
49. intinya gerakan JIL adl membuat ummat berpaling dari Islam memanfaatkan isu “ekstremisme”, “fundamentalisme” n "radikalisme"
50. mereka menggugat Al-Qur'an dan Rasul, menyalahkan ahli tafsir dan ulama terdahulu, serta menafsirkan ayat sebatas batok kepala mereka
51. Ulil Abshar Abdalla misalnya menyatakan “Semua agama sama. Semuanya menuju jalan kebenaran. Jadi, Islam bukan yang paling benar.”
52. Sumanto al-Qurthuby menulis “hakekat Al-Qur’an bukanlah ‘teks verbal’ yg 6666 ayat bikinan Utsman itu melainkan gumpalan2 gagasan.”
53. Luthfi Assyaukani “Jilbab itu kan dipake khusus buat shalat/pengajian. Kalau di tempat umum ya mesti dibuka. Bego aja kebalik-balik,”
54. begitulah kerjaan mereka, selain itu mereka juga aktif mengadakan acara2 pemurtadan secara pemikiran, dan disokong dana barat
55. JIL juga merilis FLA (fikih lintas agama) yang membolehkan nikah beda agama, penghapusan nisbah warisan dan masa iddah ada pada laki2
56. mereka mengkampanyekan sekulerisme, pluralisme dan liberalisme (sepilis) sebagai tandingan syariat Islam dan Khilafah Islam
57. walau MUI telah mengharamkan sepilis kaum liberal ini, namun masyarakat tetap dijejali dengan ide ini, khususnya kaum awam
58. termasuk menyebar derivat sepilis seperti demokrasi yg mengambil hak Allah sebagai penentu halal dan haram dan serahkan pd suara mayoritas
59. liberalis membeli acara2 tv dan lapak2 di koran dengan uang dari barat dan memaksa ide liberal bercokol di kepala generasi Muslim
60. tak hanya tulisan dan radio, mereka juga merambah sinetron, dan film2 bioskop, seminar2 di kampus dan partai2 politik
61. org liberal merasa mereka keren ketika bisa kutip pendapat2 barat, tanpa sadar mereka cuma tugasnya membeo majikannya saja
62. lebih parah lagi, mereka kira dengan menjilat n ngibas-ngibasin ekor mereka bisa senangkan majikan, padahal nunggu dipotong juga
63. menjual agama atas dalil modernisasi, kebablasan, itulah kaum liberal, yang terkadang juga gak konsisten sama pendapatnya sendiri
64. bilang semua agama sama2 benar, tapi disuruh pindah agama keluar Islam gak mau, gak konsisten toh?
65. bilangnya semua agama sama, tapi mati masi mau dikainin kafan, kalo berani ya dibakar aja trus dibuang ke kalimalang
66. Betul ketika Hudzaifah meriwayatkan hadits Nabi bahwa akan ada "da'i-da'i yang menyeru pada neraka jahannam, yg ikut mrk akan masuk neraka"
67. Nabi jelaskan bahwa da'i penyeru neraka ini "dari kaum yg kulitnya sama seperti kamu, dan berbicara dengan bahasa kami"
68. begitulah JIL, berkulit Islam dan berbahasa Al-Qur'an, namun yang diserukannya adalah menuju pintu neraka jahannam.. innalillahi..
69. konsisten sekuler, web mereka jelaskan dasar JIL poin f. Memisahkan otoritas duniawi dan ukhrawi, otoritas keagamaan dan politik
70. singkat cerita, sama seperti pendahulu2nya, sepertinya majikannya juga masih sama, JIL ingin menggagalkan penerapan syariat Islam
71. karena itulah kaum liberal dan JIL paling sewot bila ada kelompok yg menginginkan formalisasi syariat dalam negara dlm bentuk Khilafah
72. bila generasi liberal lalu memakzulkan Khilafah, maka peliharaan barat generasi baru ini menghalang-halangi kembalinya Khilafah Islam
73. subhanallah, terkadang Allah menguji kaum Muslim dengan musuh bersama, yang kita bersatu karenanya, menyadari pentingnya ukhuwah Islam
74. oleh karena itu, #IndonesiaTanpaJIL perlu digemakan, dan kita lanjutkan dengan Indonesia Dengan Syariah dan Khilafah" :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar